7 Agustus 2016

Jl. Jend. Sudirman di sore hari.
Menulis tentang Pokemon Go lagi? Iya dong ... Game yang lagi ngetrend ini juga saya mainkan setiap hari, terutama di saat pulang kantor. Maklum, sebagai pengguna kendaraan umum, jalan kaki 10-15 menit dari gedung kantor ke halte busway memberikan kesempatan untuk menambah jarak tempuh untuk memecahkan telur dan juga melewati pokestop untuk mendapatkan pokeball.
Buat yang kerjanya di sekitaran Sudirman – Thamrin – Kuningan, berikut sharing beberapa pengalaman memainkan Pokemon Go di sekitaran segitiga emas tersebut:
  • Kalau mau melewati pokestop sebanyak-banyaknya dan dalam waktu sesingkat-singkatnya, gunakan Transjakarta. Gimana nggak, dalam hitungan menit, dua sampai tiga pokestop terlewati. Tapi, kita harus waspada dan gesit, karena kalau lengah maka pokestopnya sudah kelewatan.
  • Sebaiknya tidak berusaha menangkap pokemon di dalam bus. Selain mengurangi kemungkinan melakukan spin di pokestop, pokemon yang ditemui lebih sering kabur setelah dua atau tiga kali lembar bola. Oh ya, jangan coba-coba main Pokemon Go di saat bus penuh yah. Soalnya bisa menganggu orang lain.
  • Kalau mau melewati pokestop dengan santai sekaligus bisa menangkap pokemon tapi tidak banyak jalan, gunakan bus Transjakarta gratis di hari kerja. Bus ini melewati jalur lambat, jadi biasanya ikut-ikutan kena macet. Biasanya, saya bisa berjalan lebih cepat daripada bus gratisan ini kalau lagi macet. Dijamin bisa menetaskan telur sekaligus menangkap pokemon sebanyak-banyaknya.
  • Kalau mau masuk ke gym sambil naik Transjakarta (berbayar ataupun gratis), cobalah untuk masuk ke gym di depan Plaza Indonesia. Karena daerah Bunderan HI biasanya macet parah, berdasarkan pengalaman, paling tidak kita bisa mengalahkan satu gym ini (kalau masih level 2) sambil tetap duduk manis di dalam bus yang berjalan. Catatan: Kalau dapat bus gratis di saat macet, bisa puas masuk ke semua gym di pinggir Sudirman – Thamrin.
  • Pokestop di Grand Indonesia biasanya selalu dipasangi modul. Jadi, kalau memang minatnya jalan kaki, Grand Indonesia boleh menjadi salah satu alternatif untuk mencari Pokemon.
  • Kalau memang minat serius mau nongkrong di salah satu halte busway untuk nge-gym, saya sarankan turun di halte busway GOR Sumantri, Kuningan. Dari dalam halte kita bisa mengakses dua gym.(Tanggal 11 Agustus ngecek lagi, Gym-nya ternyata cuma satu.) Nggak usah keluar halte, cukup pencet-pencet layar sampai puas, terus habis itu lanjut pakai bus berikutnya. Kalau minatnya cari pokeball atau potion, bisa dilanjutkan ke halte busway Departemen Kesehatan atau halte busway Kuningan Timur. Kedua halte itu adalah pokestop.
  • Kalau minat mencari pokemon yang bagus, cobalah jalan-jalan di sekitaran Mal Ambassador. Atau, jalan di mall-mall di dekatnya seperti Kuningan City dan Lotte Avenue. Saya sudah pernah ketemu Magmar di depan Kuningan City.
  • Kalau suka jalan-jalan sore di Gelora Bung Karno, bolehlah ke sini buat mencari Rhyhorn atau Geodude. Setiap kali saya lewat GBK, saya selalu menemukan Rhyhorn. Oh ya, saya juga berkali-kali menemukan Rhyhorn di Monas.
  • Buat yang memang pengin jalan kaki beneran, ikutan Car Free Day dijamin membantu meningkatkan XP dan menambah koleksi pokemon. Saya pernah dapat Vulpix di halte Dukuh Atas.
  • Pengalaman saya mondar-mandir di Museum Nasional selama dua jam lebih, cuma dapat sedikit. Padahal jumlah pokestopnya lumayan juga. Untung ada Squirtle. Kebetulan saya pecinta museum, jadi saya memang nggak cuma mencari pokemon. Saya juga berminat untuk membaca tentang bagaimana kebudayaan di Indonesia berkembang, dari jaman prasejarah sampai jaman tehnologi (mis. perkembangan kapal). Tapi kalau memang mau serius cari pokemon, mendingan langsung ke Monas saja.
Mau nggak mau, memang harus diakui sekitaran segitiga emas ini memang surganya pemain pokemon. (Ditambah lagi ada banyak pegawai kantoran yang main game ini disaat senggang. Sudah pasti ada banyak pokemon berkeliaran di sekitar sini.)
Tapi anehnya, atau ini hanya pengalaman saya, jumlah pokemon yang bisa ditemui di pinggir jalan raya jauh lebih banyak dibandingkan pokemon yang bisa ditemui di areal tempat tinggal atau perkantorannya. Artinya, jalan-jalan keliling kompleks SCBD atau kawasan Mega Kuningan masih memungkinan untuk mendapatkan pokemon, tapi jumlahnya kalah banyak dengan kalau kita jalan kaki di pingiran Jl. Prof. Dr. Satrio atau Jl. Jend. Sudirman. Dan kalau iseng jalan kaki di daerah Karet Gusuran atau Pedurenan, kemungkinan cuma dapat Rattata atau Doduo satu dua ekor. (Yang ini sudah saya jalani waktu menemani teman yang cari kos-kosan di sekitaran Sudirman-Kuningan.)
Pokemon di Monas.
Jadi kesimpulannya, nongkrong di mall atau naik bus Transjakarta tetap pilihan yang baik untuk mendapatkan pokemon atau mengumpulkan pokeball. Kalau mau serius jalan kaki di sekitar taman kota atau tempat terbuka seperti Monas dan Gelora Bung Karno, masih bisa dijamin mendapatkan pokemon sekaligus menjaga kesehatan tubuh. Tapi kalau main di dalam kompleks perkantoran, paling cuma dapat satu atau dua ekor, itupun menunggunya lumayan lama. Pesan sponsor: jangan main Pokemon Go di jam kerja karena tidak efektif, mendingan pas pulang kantor.
Nah, siap-siap jalan keluar rumah untuk mencari pokemon?

0 Komentar:

Posting Komentar