19 Februari 2015

Jalan Sabang, atau Jl. H. Agus Salim.
Jalan Sabang sudah lama dipromosikan oleh Pemda DKI Jakarta sebagai salah satu pusat wisata kuliner. Tak salah, sih. Ada banyak hidangan nikmat yang tersedia di sini. Dari hidangan tradisional Indonesia sampai masakan mancanegara, dari kaki lima sampai restoran ber-AC, dari yang relatif murah sampai yang benar-benar mahal. Lengkap. Saya juga termasuk orang yang cukup senang makan-makan di Jalan Sabang. Berikut beberapa highlight tempat makan menarik di jalan yang nama resminya Jl. H. Agus Salim ini:

1.       Sate Kambing dan Ayam Jaya Agung

Warung sate ini terletak di ujung Jalan Sabang. Tepatnya di perempatan antara Jl. H. Agus Salim dan Jl. K.H. Wahid Hasyim. Tempatnya strategis dan tidak akan bisa terlewatkan, terutama karena selalu ramai dan sering kali terlihat ada antrean orang menunggu tempat duduk. Kabarnya,warung sate ini sudah berdiri sejak tahun 1975. Kalau menurut saya, harga sate di sini lumayan mahal dan kurang sesuai dengan kualitasnya. Tapi, yah ... itu selera masing-masing lidah.

2.       Beirut Lebanon – Rumah makan masakan Lebanon

Baiklah, ini bukan warung murahan. Rumah makan yang biaya makan perorangnya di kisaran ratusan ribu ini menjual hidangan khas Lebanon. Tidak banyak rumah makan yang menyediakan masakan serupa di Jakarta, jadi para pecinta kuliner perlu mencoba makan di sini. Masakan di sini porsinya besar, jadi sebenarnya bisa untuk sharing. Rasanya? Kalau Anda pecinta bawang putih dan kambing, dijamin tidak akan menyesal makan di sini. Untuk yang ingin mencoba makanan unik, sop kambing dengan kuah yoghurt boleh dicoba ... asal tahan mental saja waktu makan. Wakakak!

3.       Kampung Kuliner Sabang

Posisinya berada di tengah-tengah jalan Sabang. Kalau dari jalan utama, terlihat seperti sebuah gang kecil, yang dikiri-kanannya berjajar warung-warung makan. Di sini ada beragam makanan, antara lain sate, nasi goreng, tapi jagoannya adalah Warung Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut. Soto Ceker-nya terkenal banget, dan di weekend orang-orang bisa antre untuk makan di sini. Ceker di sini besar-besar, jadi gurihnya lebih terasa.
Gang menuju ke Kampung Kuliner Sabang.

4.       TWII Mart (Toko Khong Guan)

Bukan tempat yang umum disambangin pecinta kuliner, sih. Tapi perlu dicatat juga, mengingat toko ini adalah salah satu bukti kejayaan Jalan Sabang dari puluhan tahun yang lalu. Tempatnya, menurut saya, jadul banget. Bagi penggemar cemilan biskuit dari pabrik grup Khong Guan, silakan mampir untuk membeli biskuit dengan harga yang relatif murah.

5.       Nasi Gandul Khas Pati

Pernah makan nasi gandul? Nasi yang diberi kuah gurih ini adalah makanan khas daerah Pati. Saya hampir-hampir tidak pernah menemui penjual makanan ini kecuali di kios di Jalan Sabang ini. Untuk yang mau tahu rasanya, buruan datang ke sini dan coba rasanya!

6.       Pempek Cawan Putih

Rumah makan asli Palembang ini menyediakan hidangan Palembang, termasuk pempek dan rasanya luar biasa enak! Bentuknya sih, ruko jadul, dan kalau masuk ke sini, kesannya seperti makan di rumah makan tahun 80-an. Tapi kalau soal rasa, boleh bersaing dengan restoran yang terlihat lebih modern.

7.       Modern Bakery Sakura Anpan

Walau namanya pakai kata “modern”, toko kue ini sudah ada sejak jaman dahulu kala. Kalau masuk ke sini, rasanya seperti masuk ke toko roti di jaman Koes Plus masih dipenjara karena dituduh antek pro-barat. Penataan rotinya juga jaman dulu banget. Rasanya sih biasa aja, yah. Tapi pengalaman masuk ke tokonya itu yang unik.

8.       Kedai Pelangi

Rumah makan khas makasar ini menjual berbagai hidangan Makasar. Nasi goreng di sini warnanya merah, khas Makasar. Buat yang suka mencoba berbagai hidangan tradisional, silakan mampir ke sini ...

9.       Lapo Ni Tondongta

Ini rumah makan batak, dan menjual makanan yang mengandung babi. Rumah makan ini tidak memasang papan penunjuk nama yang besar, jadi yang tidak tahu tempatnya pasti kebingungan. Kalau bingung, tanya saja ke tukang parkir. Yang jelas posisinya masih satu deret dengan rumah makan Beirut Lebanon. Rumah makan ini termasuk rumah makan yang ramai dikunjungi orang di jam makan siang di hari kerja. Jadi yang ingin makan siang di sini di hari kerja, siap-siap antre!

10.   Beberapa warung tenda yang buka malam hari di Sabang:

a.       Warung nasi goreng
Letaknya agak di dekat perempatan antara Jl. H. Agus Salim dan Jl. K.H. Wahid Hasyim. Warung nasi goreng ini menjual beragam macam nasi goreng, jadi tinggal dipilih sesuai selera. Selain di sini, ada beberapa tempat yang juga menjual nasi goreng di Jalan Sabang, tapi menurut saya tidak seenak warung ini.
b.      Penjual jus dan sop buah
Ada banyak warung jus buah di Jalan Sabang malam hari. Tinggal dipilih saja. Harganya lumayan mahal untuk ukuran jus, dan biaya nongkrong di sini bisa lebih mahal lagi karena setiap lima menit ada pengamen yang datang. Tapi kalau memang mau menikmati suasana Sabang di malam hari, patut dicoba.
c.       Gerobak sate
Di ujung jalan Sabang di malam hari, banyak berjajar gerobak penjual sate. Kadang-kadang, saya rasa sate yang dijual di gerobak ini lebih enak dibandingkan sate yang dijual di rumah makan beneran di dekatnya. Paling tidak, antara harga dan rasa sebanding.
Warung jus di malam hari.

11.   Cafe dan rumah makan tempat nongkrong

Diluar masakan-masakan khas di atas, ada juga cafe-cafe tempat nongkrong dan rumah makan biasa seperti Dunkin Donuts, Hoka-Hoka Bento, Eatology, Kopi Oey, Sere Manis, dan beberapa rumah makan Padang.

Jalan Sabang dari sisi lain.

Cara menuju ke Jalan Sabang:

Hanya ada satu bus yang melewati Jalan Sabang, yaitu Metromini P15 jurusan Senen – Setiabudi. Tapi kalau tidak bisa naik bus ini, ada beberapa alternatif:
  • Naik Transjakarta, turun di halte busway Sarinah K01-12. Halte ini merupakan bagian dari Koridor 1 yang melayani rute Blok M – Kota. Dari halte ini masih jalan kaki sekitar 10 menit untuk sampai di Jalan Sabang.
  • Naik bus jurusan Tanah Abang yang lewat Jl. M.H. Thamrin, atau bus lain yang lewat Jl. M.H. Thamrin. Kendaraan umumnya sama seperti keterangan transportasi menuju ke IFI Thamrin di sini, karena memang Jalan Sabang letaknya relatif dekat dengan IFI Thamrin. Dari tempat turun bus, masih jalan kaki sekitar 10 menit.
  • Untuk yang naik kendaraan pribadi, bisa lewat Jl. M.H. Thamrin dan belok di sebelah Gedung Sarinah, atau kalau dari Gereja Katholik Theresia tinggal lurus saja ke arah Monas. Jalan Sabang sempit dan untuk dua arah, jadi jangan heran kalau lalu lintasnya sering kacau. Di Jalan Sabang parkirnya bisa bayar pakai Flazz atau kartu pengganti tunai lainnya. Harga parkir Rp 5.000,- untuk satu jam pertama, terus ada biaya lagi untuk jam-jam berikutnya.

28 Komentar:

  1. mantab infonya, klo pas main ke jawa jangan lupa mampir ke Muncar Banyuwangi ya

    BalasHapus
  2. Warung Soto Ceker dan Ranjau Pak Gendut top markotop

    BalasHapus
  3. Kopi Sabang 16 dan Warung Pak Gendut mantap tuh. Penasaran sama Pempeknya enak ya disana?

    -M.
    https://inklocita.blogspot.co.id/2016/12/jakarta-sebelum-tertidur.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pempek enak tuh. Rumah makan itu sudah ada dari jaman dulu deh.

      Hapus
  4. Waahhh mantap nh infonya
    Kalau saya sh lebih suka makan di seremanis tempatnya asik dan nyaman dan masakannya pas dengan lidah saya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seremanis makanannya enak juga. Ada tempat nonton barengnya juga kan ...

      Hapus
  5. bener mbak pempeknya memang paling mak nyus... tapi masih banyak yg blum saya coba, bisa jadi referensi nih kalo saya kesana lagi hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalan Sabang memang diarahkan untuk menjadi tempat wisata kuliner. Di dekat situ juga ada Jalan Jaksa dan Jalan Kebon Sirih. Nasi goreng Kebon Sirih tuh okeh banget - mau makan di emperan pinggir jalan saja antrenya bareng ama orang-orang bermobil mewah.

      Hapus
  6. Pernah makan malam satu kali di kawasan jalan sabang ini, tapi lupa waktu itu makan apa dan dimana ya? :D

    Salam
    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jiah ... Coba diingat-ingat, di jalan Sabang bukan? Siapa tahu lupa juga. :D

      Hapus
  7. wah wah wah... yang bikin penasaran no. 2 & 5. Apalagi dengan nama unik "Nasi Gandul"

    Anyway thanks ya infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nasi gandul itu khas Pati, lho. Menurut gue sih, rasanya enak. Apalagi kalau dimakannya panas-panas.

      Hapus
  8. wah terima kasih infonya mbak, Malming jalan ah...Postingan informatif dan bermanfaat.

    BalasHapus
  9. Haii sist, setelah saya baca artikel/review pembahasan yang telah kamu ulas sangat keren dan menarik banget untuk pembaca. Info yang disadur juga sangat lengkap, saya setia membaca artikel selanjutnya ya. ^_^

    ====
    Advertisement : Ada Cara Termudah untuk menemukan cara apapun yang berguna buat kamu!
    ==================

    BalasHapus
  10. ternyta banyak juga ya kak aneka kuliner di jalan sabang ini, kapan kapan boleh ane coba kak penasaran sama aneka makanan disana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... memang banyak tempat makan di sini.

      Hapus
  11. soto ceker dan ranjau pak gendut di jalan sabang recomended deh...makyus

    BalasHapus
  12. Wah, udah lama ga muterin Jalan Sabang hehehe. Kepengen coba makanan Lebanon nih spalnya belom pernah. Suka bawang2an akuh tapi kambing ga hhhmm, daging sapi ada ga yah? wkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... kebanyakan sih kambing. Tapi ada masakan sapi juga kok.

      Hapus
  13. Penasaran sama Kedai Pelangi. Mau coba nasi goreng Makasar yang nasinya berwarna merah. Enak kayaknya hihihii.... Makanan Makassar pake sambel juga ga sih? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada sambalnya kalau mau. Tapi aslinya sih makanannya nggak terlalu pedas.

      Hapus
  14. I can describe my experience of visiting Jalan Sabang in two words "bright emotions" there are a lot of friendly people and tasty food.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Well, some of them people are just too friendly to be true. However, nothing beats the food on Jalan Sabang.

      Hapus
  15. mau makan apa tinnggal pilih ya mbk, dari yang murah sampai yang mahal, dari yang agak jadul sampai modern. kalau saya kesana kayaknya bakal kekenyangan. mau coba semuanya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakak! Asal betah nyobain dari ujung satu ke ujung lainnya, ya. Soalnya penjualnya banyak banget!

      Hapus