8 Maret 2015

Sejak akhir tahun 2014, Pemerintah Jakarta menyediakan bus transjakarta gratis di sepanjang Jl. Jend. Sudirman dan Jl. M.H. Thamrin, agar dapat dijadikan alternatif ketika sepeda motor dilarang lewat di Jl. M.H. Thamrin dan Jl. Medan Merdeka Barat. Entah karena bentuknya yang tidak unik, atau karena jalurnya sama dengan jalur bus biasa, berita tentang bus gratis ini tidak terlalu banyak disorot. Mungkin juga proyek ini tidak digembar-gemborkan karena kurang berhasil mengurangi pengendara bermotor dan bisa dikatakan gagal menertibkan jalanan protokol di Jakarta.
Kalau dilihat sepintas, tidak ada bedanya dengan bus transjakarta biasa.
Tentu saja, saya tidak bermaksud untuk membahas tentang keberhasilan dan efektivitas dari program pemerintah ini. Seperti biasa, saya hanya ingin bercerita tentang pengalaman saya naik bus transjakarta gratisan ini. Jadi, pembaca yang mungkin suatu saat ada keperluan di daerah sekitaran Sudirman – Thamrin dan kebetulan melihat bus transjakarta gratisan ini akan dapat menjadikan bus ini sebagai alternatif transportasi.
Saya sendiri sudah beberapa kali melihat bus transjakarta gratis ini sebelumnya. Namun saya tidak pernah benar-benar memperhatikannya sampai akhir Januari lalu, ketika di halte bus (biasa) Bendungan Hilir, ada seorang ibu-ibu yang bertanya, “Mbak, busway gratis lewat sini nggak?” Saya tentu saja menjawab tidak tahu. Lalu ibu-ibu itu berkata sendiri dengan yakin, “Lewat, kok. Lewat.” Lalu dia duduk menunggu di halte bus. Sebenarnya saat itu saya penasaran dengan “busway gratis” yang dimaksud. Cuma, karena terburu-buru, saya mengurungkan niat untuk menunggu bersama ibu-ibu itu.
Gratis.
Walhasil, saya baru sempat naik bus transjakarta gratis di tanggal 19 Februari 2015 yang lalu. Saat saya menuju ke gedung IFI (Institut Français d’Indonésie) untuk mengembalikan buku di perpustakaannya, saya melihat ada bus transjakarta yang tidak lewat jalur busway dan memasang tulisan “gratis” berwarna merah di kaca depannya. Karena penasaran, sepulangnya saya dari IFI, saya bela-belain menunggu di halte bus (biasa) Sarinah untuk menunggu bus transjakarta gratis itu. Di situ ada segerombolan mbak-mbak yang riuh sambil melongok-longok ke jalan arah Monas. Saya pikir mereka menunggu taksi, ternyata mereka bermaksud untuk naik bus tingkat wisata bertingkat yang juga gratis itu.
Bus transjakarta gratis bisa dibilang kalah pamor dengan bus wisata bertingkat. Di hari sabtu minggu, orang-orang bisa mengantre untuk naik bus wisata bertingkat, sementara bus transjakarta gratis hanya dinaiki segelintir penumpang. Di hari kerja, bus ini juga tidak terlalu penuh, apalagi kalau dibandingkan dengan jumlah orang yang antre di halte busway reguler. Waktu saya naik bus transjakarta gratis, penumpangnya hanya ada tiga orang. Kenek bus saja sampai teriak-teriak di setiap halte, “Gratis! Gratis! Senayan!” Dan tetap saja yang berminat sedikit. Kenek itu mengeluhkan bahwa peminat bus transjakarta gratis kurang banyak. “Padahal gratis,” katanya.
Armada bus transjakarta gratis terdiri dari 10 unit. Rutenya tidak lewat jalur busway, melainkan lewat jalur lambat di kiri-kanan jalan. Ada yang bus rutenya dari Harmoni sampai ke Bunderan HI, dan ada yang rutenya dari Harmoni ke Bunderan Senayan. Bus ini berhenti di setiap halte bus (biasa) dan tidak bisa diberhentikan di sembarang tempat. Khusus di halte busway Atma Jaya dan di halte busway Gelora Bung Karno yang dekat hotel Sultan, bus ini tidak berhenti karena harus berbelok ke jalur cepat saat melewati Semanggi. Kedua halte yang disebutkan tadi letaknya terlalu dekat dengan tempat bus berbelok mengambil jalur cepat.
Interior bus transjakarta gratis.
Dari penampilan, bus transjakarta gratis ini sama persis dengan bus transjakarta reguler. Dari bentuk interiornya, karena masih baru, ya sudah pasti lebih bagus. Apalagi, karena waktu saya naik penumpangnya sedikit, rasanya lega banget. Hihihi ...
Buat pembaca yang ingin naik bus transjakarta gratis, bisa menunggu di halte-halte bus di sepanjang jalan Sudirman – Thamrin – Merdeka Barat. Yang penting sabar. Karena armadanya hanya 10, jadi kemungkinan lewatnya hanya 1 jam sekali. Yang di sekitaran Senayan, bisa lebih lama lagi menunggunya. Dan di waktu macet, bus ini juga akan ikut bermacet-macet ria di jalur lambat. Jadi, tentunya bus ini bukan dimaksudkan untuk orang yang bermaksud untuk mengejar waktu.
Apapun hasilnya saat ini, menurut saya program pemberian moda transportasi gratis dari Pemerintah ini perlu diacungi jempol. Mari kita lihat apakah akan semakin banyak pengguna bus gratis ini di waktu mendatang.

1 Komentar:

  1. berarti ini berenti di halte benhil juga kah?
    bisa dicoba nih..

    BalasHapus