30 Januari 2017

Salah satu tempat wisata wajib di Kuala Lumpur: Petronas Twin Towers.
Mendekati akhir tahun lalu, saya berkesempatan untuk ikut tour ke Kuala Lumpur over the weekend. Ikut tour? Yah, saudara-saudara, ini adalah untuk pertama kalinya saya ke luar negeri dengan menggunakan tour. Peserta tournya lumayan banyak, ada belasan orang. Ikut tour ada enaknya dan ada enaknya. Kebetulan saya emang udah lama banget nggak ke Kuala Lumpur. Jadi bolehlah, ikut tour ini. Lagian, karena peserta tournya teman-teman sendiri, sudah pasti menyenangkan.
Berhubung semuanya sudah diatur di dalam tour, termasuk akomodasi dan transportasi, dan saya bukan termasuk panitia tour, jadi saya nggak banyak tahu soal harga-harganya. Untuk artikel kali ini, saya cukup menceritakan perjalanan saya selama berakhir pekan di Kuala Lumpur.

Itinerary singkat

Jumat malam :

  • Naik pesawat dari Jakarta ke Kuala Lumpur. Dari bandara, langsung ke hotel.

Sabtu :

  • Bangun pagi santai
  • Berangkat agak siang ke Genting Highlands
  • Chin Swee Caves Temple
  • Makan siang di jalan
  • Mampir sebentar ke Kuala Lumpur Tower
  • Belanja oleh-oleh di Central Market
  • Naik Rapid KL ke KLCC
  • Makan malam di Bukit Bintang.

Minggu :

  • Bangun pagi santai
  • Batu Caves
  • Karena peserta ada yang masih belum puas belanja di Central Market, jadi kami balik ke Central Market.
  • Dari Central Market, langsung ke bandara untuk menanti pesawat kembali ke Jakarta.

Suka dukanya jalan-jalan ikut tour

Suka: Nggak usah pusing ngurus itinerary!
Ini sih sudah pasti. Pokoknya saya tinggal bawa baju dan badan, terus tiba di bandara tepat waktu. Dari situ, sudah ada teman-teman yang mengurus tiket dan lain-lain. Sampai di Kuala Lumpur juga sudah ada mobil dari pihak travel yang menjemput. Waktu pergi ke tempat wisata juga nggak usah mikir, tinggal bangun, makan, terus tidur di jalan. Yang penting pas sampai di tujuan bangun. Hahaha!
Duka: Tujuan wisata ditentukan oleh panitia dan suara mayoritas.
Waktu saya di Bukit Caves, ada yang merasa kurang puas beli oleh-oleh. Jadi, kami tidak bisa lama-lama di sana karena harus balik ke Central Market. Jadinya, yang mau masuk ke dalam gua yang di tebing di belakang patung Lord Murugan harus mengurungkan niat karena waktunya tidak cukup. Nah, waktu di Genting Highlands, yang masih pengin foto-foto juga harus mengalah waktu mayoritas sudah capek dan pengin lanjut ke tujuan berikutnya.
Suka: Banyak teman ngobrol.
Beda dengan jalan backpacker yang kadang ketemu teman ngobrol dan sering kali jalan ketujuan sendirian, jalan ikut tour pasti banyak temannya. Di bus, di kamar hotel, dan tempat wisata, selalu ada teman ngobrol. Terus, karena tour ini pesertanya teman-teman sendiri, peserta nggak cuma ngobrol atau melawak, tapi juga saling cerca dan bercanda parah ... soalnya kan sudah kenal lama semua.
Duka: Toleransi harus tinggi.
Terus, kalau ada yang terlalu asyik foto-foto, ya yang lain harus sabar menunggu. Belum lagi kalau ada peserta tour yang “hilang” karena keasyikan di satu tempat. Harus ada yang ekstra energi buat mencari mereka.
Salah satu sudut kota tua di dekat Central Market.
Secara umum, ikut tour buat wisata asyik juga. Terus, karena ini adalah itinerary orang santai yang liburan akhir pekan, perjalanannya nggak ribet.

Lah, terus gimana pengalaman jalan-jalan di Kuala Lumpur? Tenang ... di artikel selanjutnya, saya akan membahas tempat-tempat wisata yang saya kunjungi selama wisata akhir pekan di Kuala Lumpur ini.
(Bersambung.)

2 Komentar:

  1. Sebenarnya ikut rombongan tour itu enak, kita tinggal terima beres. Ya nggak enak adalah musti toleransi dengan orang lain. Jadi jalan keluarnya tetap Ikut tur tapi anggotanya tidak terlalu banyak hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, Mbak! Memang plus minus sih ...

      Hapus