11 Agustus 2018

Pohon tumbuh menembus tembok candi Ta Prohm.

Buat yang sudah sempat menonton film tahun 2001 berjudul Lara Croft: Tomb Raider, tentunya sempat familiar dengan reruntuhan candi dengan beberapa pohon tinggi yang tumbuh menembus tembok candi. Adegan Lara Croft, yang waktu itu diperankan oleh Angelina Jolie, berdiri mencari anak kecil yang lari-lari di antara reruntuhan memang direkam di sebuah candi di Kamboja. Candi tempat shooting film Lara Croft: Tomb Raider ini adalah Ta Prohm. Tidak heran, Ta Prohm juga dikenal sebagai Tomb Raider Temple.
Candi ini bisa dikatakan tidak bakalan dilewatkan oleh turis yang datang ke Siem Reap. Bahkan, banyak orang asing yang merasa lebih familiar saat melihat foto interior candi Ta Prohm dibandingkan dengan Angkor Wat. Tidak dapat dipungkiri, film Hollywood memang ampuh untuk meningkatkan popularitas tempat shooting filmnya. (Ini juga berlaku sama untuk New Zealand dengan Lord of the Rings dan London dengan Harry Potter.)
Kunjungan kami ke Ta Prohm disambut dengan candi yang di sana-sini terlihat sudah mulai runtuh. Tidak seperti Angkor Wat yang seluruhnya dipugar sehingga bentuknya tetap cantik dan utuh, beberapa bagian dari Ta Prohm tidak dipugar. Mungkin supaya bentuknya tetap klasik seperti waktu menjadi tempat pengambilan gambar untuk film Tomb Raider itu. Namun untuk bangunan terpisah dan bagian samping candi, pemugaran tetap dilakukan. Bahkan, saat kami berkunjung, sedang ada proyek pemugaran untuk sebuah bangunan yang terpisah di samping candi utama.
Agak serem juga pas mau masuk candi. Takut keruntuhan batu.
Bagian candi yang tidak dipugar.
Bangunan tambahan disamping yang malahan sedang dipugar.
Di beberapa tempat, ada jembatan kayunya, jadi kita tidak bisa terlalu dekat dengan bagian candinya.
Bagian dari candi yang paling terkenal adalah sebuah sudut dimana terdapat sebuah pohon yang tumbuh menembus bangunan utama candi yang menjadi latar belakang adegan Lara Croft berdiri saat mencari si anak kecil. Kalau berharap untuk swafoto di situ, saya beri tahu nih ya, antrenya panjang banget! Terus, pohonnya benar-benar tinggi, jadi kalau foto jarak dekat, bagian daunnya nggak bakalan kelihatan.
Untuk menjaga keselamatan pengunjung sekaligus mengurangi resiko vandalisme terhadap candi ini, di beberapa bagian dari candi telah dibangun jembatan kayu yang melewati bagian tengah candi. Jadinya, para wisatawan hanya bisa berjalan melewati jembatan ini dan tidak bisa sembarangan keluar masuk bagian-bagian bangunan yang rentan roboh. Jadinya memang nggak terlalu cantik buat difoto, tapi apalah artinya sebuah foto kalau malahan merusak warisan budaya manusia?
Menurut Wikipedia, Ta Prohm sendiri sebenarnya nama aslinya adalah Rajavihara. Didirikan di abad ke-12, candi ini aslinya adalah biara sekaligus universitas dimana pendeta Budha belajar agama dengan aliran Mahayana. Karena agama Budha pertama kali muncul di India, tidak heran namanya kedengaran seperti nama Sansekerta (seperti nama raja-raja kuno di Indonesia).
Bangunan yang sempat diabaikan di abad ke-15 ini baru mendapatkan perhatian khusus di awal abad ke-21. Candi Ta Prohm adalah istimewa karena perawatannya memang dikhususkan untuk mempertahankan beberapa bagian dari bentuknya seperti saat pertama kali ditemukan (oleh bangsa Eropa), yaitu dengan pohon-pohon yang tumbuh menembus tembok dan tempat-tempat tertentu yang hampir roboh. Alasannya adalah, karena candi ini dianggap cantik alami, yaitu sudah hampir menyatu dengan alam, walau tidak seluruhnya. Tidak heran, antara gambar candi di film Lara Croft: Tomb Raider dan kenyataannya tidak jauh berbeda, meskipun saya datang 17 tahun setelah film itu dirilis.
Ini pohon yang paling populer. Kalau mau foto di sini, antre!
Pojokan ini juga populer, tapi jauh dari jembatan kayu. Jadi susah foto di sini.
Buat yang mau berkunjung kemari, siap-siap antre karena pengunjungnya banyak banget. Tidak seperti Angkor Wat yang kompleksnya luas banget, Ta Prohm relatif kecil. Kalau sedang sial karena datang bersamaan dengan rombongan yang anggotanya banyak banget dan ramai sekali, sebaiknya sabar karena nggak mungkin nyaman berdesak-desakan di sini.
Nah, buat yang mau foto-foto a la Tomb Raider, bolehlah berkunjung ke candi Ta Prohm. Hitung-hitung, mengunjungi salah satu warisan budaya UNESCO.

41 Komentar:

  1. mudah mudahan bisa kesini nanti. pingin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin ... dimana ada usaha, pasti ada hasil.

      Hapus
  2. Saya yakin ... cita-cita untuk keliling negara asia bisa tercapai.

    Salah satunya menemui wiasata satu ini. Amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga yakin kok, pasti akan tercapai. Sukses buat blognya, ya!

      Hapus
  3. Sangat unik pohonnya seperti memeluk mesra candinya ...
    Pantas ya jadi setting lokasi film yang dibintangi si bibir sexy Angelina Jolie.

    Coba ya seandainya perijinan lokasi-lokasi wisata di Indonesia mudah untuk keperluan shooting produksi film sekelas Hollywood ..., pasti hasilnya akan meningkatkan grafik kunjungan turis mancanegara ke Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... sebetulnya lokasi di Indonesia banyak yang oke. Tapi mungkin susah ya, dapat ijin bikin film di sini.

      Hapus
    2. Menurut kabar yang aku pernah denger sih gitu, kak.
      Perijinan lokasi untuk keperluan shooting dari perfilman dunia di Indonesia itu sulit.
      Padahal, itu jadi promo menguntungkan karena karena filmnya ditonton di seluruh dunia, seperti vihara Ta Prohm ini.

      Hapus
  4. Ternyata di sana juga fhoto harus antri ya. Apalgi fhoto bareng pohon populernya, hehe.

    BalasHapus
  5. Ternyata tempat ini jadi salah satu warisan budaya UNESCO ya, dulu suka banget sama tomb rider.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, banyak kuil di Siem Reap yang jadi warisan budaya UNESCO.

      Hapus
  6. eksotis bgt emang pohonnya ini ya bisa tumbuh disitu..
    mudah2n bisa kesampaian bisa liat pohonnya langsung. tau dari film dan game tomb raider aja :D

    BalasHapus
  7. Waw gak kebayang kalo lagi ramai pengunjung dan antre mau foto, harus sabar biar dapet foto sesuai keinginan. Semoga bisa explore Kamboja deh suatu saat.

    BalasHapus
  8. Wah ada pohon yang sangat populer seperti di kawasan Kota lama Semarang, itu kok candi nya gak rubuh ya dinaiki pohon

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, di Semarang ada pohon menembus rumah? Di mana?

      Hapus
  9. Kagum melihat preservasi tempat ini. Bukan Hal mudah Kan. Dari faktor pohon saja, itu akar sampai keluar2 menyembul, sedikit banyak bisa merusak bangunannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya perlu pengakuan UNESCO supaya lebih mudah mencari donatur yang mau membantu merawat candi-candi ini.

      Hapus
  10. ini memang ikonik banget, keren tempatnya, salah satu wishlist

    BalasHapus
  11. Saya ingat betul pohon ini di film Tomb Raider.

    Lalu yang saya mau bilang, tidak semua tempat wisata harus ada foto dimana kita berdiri dengan objek tersebut. Menikmatinyabdengan mata dan merekamnya di memori kepala pun kadang lebih baik.

    Saya suka dengan kalimat," Apalah artinya berfoto kalau merusak warisan budaya."

    BalasHapus
  12. Wah, ini pohon2nya berumur panjang, sudah tua ya. Makin kokokh aja kelihatannya. Kudu dijaga jangan sampai ditebang orang atau siapalah yang 'nakal' hihii. Berwisata ke Ta Prohm seneng ya mbak, ah aku jadi kepengen. Kpn2 deh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya kalau ditebang nggak mungkin deh, Kak. Tapi kalau ada yang nakal coret-coret, itu mungkin. Pokoknya nggak oke banget buat tangan usil yang merusak barang bersejarah.

      Hapus
  13. Wahh iyaa... Kami jadi inget candi ini muncul di film Tomb Raider...
    Ternyata bertahun-tahun candinya masih dipertahankan sealami mungkin ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... memang dijaga supaya tetap iconic dan menjadi tempat wisata populer.

      Hapus
  14. Ta Prohm menunjukkan kepada kita bagaimana hasil karya manusia berpadu dengan alam. Harmonis! Pas aku ke sini tahun 2015 antreannya masih normal, tapi aku sempet ngomel2 sama sekumpulan emak-emak China yang serobot antrean. Huvt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, itu rombongan yang menjadi momok semua turis lain. Waktu saya ke sana, juga rombongan itulah yang menguasai semua spot foto. Ternyata di tahun 2015 juga sama ya kelakuannya.

      Hapus
  15. Ini pohonyaa artisik banget yaak kak nggak salah kalo dibuat tempat shooting. Btw, saat kaka keliling situ ada tindangan vandaisme nggak sik? Kayak nyoret-nyoret pohonya? Semoga nggak ada yaa kak. Sayang soalnya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya nggak ada, deh. Mungkin juga karena tempat ini kan dipakai sembahyang juga oleh penduduk setempat. Jadi nggak ada yang berani coret-coret.

      Hapus
  16. I wonder berapa tahun lagi si pohon itu bisa mengalahkan Ta Phrom...
    emang musti milih sih, pohon apa candi.., rasanya susah ya untuk menyelamatkan keduanya...,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya tempat-tempat seperti ini harus dikunjungi sebelum hilang.

      Hapus
  17. Keren ya kalau udah jadi tempat syuting film, jadi promosi gratis untuk tempat bersejarah, asal tetap tertib saja karena candinya rapuh dan berharga banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... dari jauh aja kelihatan udah mau roboh. Tapi ternyata ada besi-besi penyangga di dalamnya.

      Hapus
  18. Film Tomb Rider yang ini sekarang ditayangkan lagi di HBO. Salah satu film favorit saya :)

    BalasHapus
  19. Salah satu tempat yang hots gara-gara film nih ya...hehe...atau sebenarnya udah hits duluan sebelum Tomb Rider. Tempatnya emang unik sih ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pohon-pohon yang menembus tembok batu itu memang kelihatan eksotik.

      Hapus
  20. Oktober tahun lalu saya ke sini dan tersesat di dalamnya. hwahahahaha. Saking asyiknya mengamati tiap jenis sudut candinya, sampai saya lupa keluar harus dari lorong mana.

    Suara khas hutan masih terasa di kawasan Rajavihara ini sik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asal jangan nyasar malam-malam aja di tempat beginian, hahaha. Untungnya kalau sore menjelang tutup petugasnya mulai mondar-mandir memastikan semua orang meninggalkan tempat.

      Hapus