10 Mei 2020

Hobi jalan-jalan? Iya. Tapi, hobi jalan-jalan nggak afdol kalau nggak disertai dengan hobi jajan. Kenapa? Karena makanan dapat menjadi perwakilan budaya suatu daerah. Jadi, kalau datang ke suatu tempat, selain saya mengagumi pemandangan  sekitar, saya juga menikmati makanannya. Nah, untuk oleh-oleh, selain gantungan kunci dan magnet untuk lemari es, tentunya yang paling afdol adalah oleh-oleh berupa penganan ringan. Walau bawanya agak ribet (sehingga tentunya hanya untuk keluarga dan orang-orang tertentu), namun oleh-oleh makanan ringan khas suatu daerah dapat menjadi kenangan yang tak terlupakan oleh orang-orang yang mendapatkannya.
Sedemikian pentingnya budaya kuliner sehingga bisnis wisata, termasuk bisnis perhotelan dan transportasi, tidak akan bisa lepas dari bisnis makanan. Bisnis makanan pada dasarnya memang menjadi usaha yang tidak ada matinya. Nggak salah juga, karena memang makanan termasuk salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Kreasi usaha yang satu ini juga sangatlah banyak. Tidak hanya dengan menjual produk makanan pokok saja layaknya usaha warteg, melainkan juga dengan pembuatan menu lain seperti snack dan juga usaha kue. Contoh usaha kuliner yang cukup banyak adalah dengan menjual beragam jenis kue kering.
Toko Kue di Strasbourg
Toko kue yang pernah saya kunjungi waktu jalan-jalan.
Mendekati Lebaran, wisata kuliner juga umumnya menjadi bagian yang tak lepas dari budaya Indonesia. Hampir di semua tempat, ada makanan-makanan unik yang lebih banyak dijual, atau bahkan hanya dijual, di saat-saat menjelang Lebaran seperti saat ini. (PS: Di masa PSBB seperti sekarang, wisata kulinernya bisa diganti dengan belanja online. Hehehe ...) Salah satu jenis penganan yang semakin banyak dijual di saat menjelang perayaan Idul Fitri adalah kue-kue kering. Siapa yang tidak makan kue nastar, kue putri salju, atau kue lidah kucing di waktu Lebaran nanti?
Maka tidak dapat dipungkiri bahwa peluang usaha penjualan kue kering ini termasuk yang cukup menggiurkan. Apalagi, di saat-saat seperti ini, semakin banyak orang yang mencari produk kue-kue kering untuk dijadikan camilan di rumah atau untuk dijadikan parcel yang dikirimkan ke handai taulan. (Kalau sudah lewat PSBB-nya, bisa untuk suguhan tamu yang datang berkunjung.) Entah itu kue nastar, kue kastengel, kue coklat, maupun yang lainnya, semuanya bisa laris manis di bulan Ramadhan seperti sekarang.
Saya sih pecinta kuliner ya, bukan pengusaha kuliner. Tapi, penikmat makanan tentunya juga peduli dengan jatuh bangunnya bisnis makanan, dong. Siapa tahu bisa kecipratan rejeki juga di bidang ini. Salah seorang teman saya yang banting setir jadi pembuat kue kering di saat menjelang Lebaran (biasanya sih usaha cateringan buat kantor-kantor) menceritakan jatuh-bangunnya bisnis kue kering.
Dia bilang, bisnis kue kering menjelang Lebaran sangat oke. Tapi persiapannya harus dari jauh-jauh hari. Menjelang bulan puasa, bahan-bahan kue sudah akan berkurang di pasaran karena diborong, jadi jangan lupa membeli di pusat grosir sebelumnya. Yang bisa tahan lama macam cokelat, ya bisa dibeli duluan. Yang tidak tahan lama seperti telur ya dibeli belakangan. Terus, daftar jualan dan harganya harus sudah mulai beredar mulai dari awal bulan Puasa, supaya bisa lebih cepat viral. Tentunya, di luar itu proses memasaknya harus konsisten agar rasanya enak dan disukai pembeli.
Agar penjualan bisa lebih meningkat dengan keuntungan kian besar, maka berikut ini beberapa kiatnya, yaitu:
  • Cobalah untuk menjualnya secara online. Di jaman PSBB begini, belanja online menjadi salah satu hobi baru masyarakat. Bahkan, rumah makan kelas menengah ke atas yang biasanya anti delivery sekarang merambah ke pasar online. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi memegang peranan yang begitu penting di dalam usaha semacam ini. Saat kita berjualan secara online, informasi mengenai produk kita tidak hanya beredar di antara orang-orang yang lewat di depan rumah kita saja, namun juga dapat tersiarkan kepada orang-orang lain yang memerlukan dan lokasinya lebih jauh. Secara singkat, dapat dikatakan jangkauan penjualan menjadi semakin luas.
  • Mencoba produksi lebih besar dan produk kue tersebut dititipkan ke minimarket maupun supermarket. Tak hanya menitipkan kue buatan ke toko yang ada di sekitar rumah; jika ingin penjualan produk tersebut semakin tinggi, maka penjual juga harus berani untuk memproduksi dalam jumlah yang lebih besar dan dititipkan ke supermarket maupun minimarket. Produk kue yang dijual disini otomatis juga meningkat harga jualnya. Tapi buat catatan, untuk memproduksi lebih banyak, kita harus bisa memastikan bahwa proses pembuatan dan kualitas hasil kuenya konsisten. Di masa PSBB seperti sekarang, supermarket dan minimarket termasuk bisnis yang masih boleh beroperasi, jadi pasti tetap ada orang yang datang untuk berbelanja.

Menjaga kualitas makanan hasil produksi kita tidak hanya dilakukan dengan cara menjaga cara produksi (misalnya peralatan yang dipakai atau jenis oven yang digunakan) namun tentunya juga menjaga kualitas bahan-bahan yang digunakan. Jangan sampai kualitas tepung sekarang dan besok beda. Dalam pembuatan kue kering tentunya diperlukan bahan baku berkualitas, entah itu tepung, gula, keju, mentega dan semuanya.
Untuk yang ingin menjaga kualitas bahan-bahan makanan untuk bisnis makanannya, Anda bisa mendapatkannya lebih mudah secara online, yaitu dengan berbelanja lewat TokoWahab. TokoWahab adalah salah satu penjual grosir bahan-bahan makanan yang dapat menerima pembelian secara online. Untuk yang berminat untuk membeli secara online di sini, Anda bisa mendapatkan penawaran harga yang istimewa. Oh ya, karena toko ini memang pusat grosir, kalau pembeliannya partai besar, bisa nego harga lho. Tinggal login saja di websitenya dan kontak langsung ke layanan pelangannya.
Mudah, kan, belanja bahan makanan secara online. Jadi buat yang masih mikir-mikir soal bahan-bahan untuk mulai bisnis kue, boleh cek dulu websitenya TokoWahab. Oh ya, kalau jadi buka bisnis kuenya, jangan lupa saya dikirimi sample gratisnya ya. Peace!

8 Komentar:

  1. menjual secara online memang melebarkan pangsa pasar yah, namun pandemi ini juga sepertinya menurunkan daya beli sebagian masyarakat sehingga pasar akan ada penurunan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dibilang daya beli berkurang, iya. Tapi untuk jenis produk tertentu, malah ada kenaikan pembelian. Yang pasti, sekarang masyarakat lebih pilih-pilih saat menentukan prioritas konsumsi.

      Hapus
  2. Setuju dengan ungkapan kurang afdol kalo lagi jalan2 tapi ngga sekalian icip-icip penganan khas setempat.

    Syukur2 bisa diajak franchise sekalian buat dipasarkan di kota tempat kita tinggal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kalau otak bisnis emang beda. Apapun pasti bisa dijual.

      Hapus
  3. Iya bener menjual kue secara online cara yang tepat saat ini, secara orang juga pada males keluar rumah kalau gak penting2 amat kan :)

    BalasHapus
  4. sangat menginspirasi mbak :D

    BalasHapus