7 Januari 2014

Kalau mau hidup murah sambil backpacking ke Singapura, berikut ada beberapa hal yang saya lakukan dalam rangka mengurangi pengeluaran. Bukan pelit yah, melainkan mengalokasikan dana untuk hal-hal yang lebih berguna. (Sama saja sih ... Hahaha!)

1.    Tentukan tujuan wisata sebelum berangkat
Ini penting. Menentukan tujuan wisata berarti menentukan area yang memang diminati untuk didatangi. Jadi, bisa memilih tempat tinggal yang letaknya strategis. Kalau berminat untuk mendatangi tempat wisata yang lumayan bergengsi (baca: mahal) seperti Universal Studio Singapore atau Night Safari, buka dulu websitenya untuk memastikan transportasi yang paling enak untuk tiba di tujuan. Cek juga informasi diskon, karena kadang-kadang ada promo yang hanya diberikan untuk pembelian tiket secara online.

Begitu sampai di Singapura, jangan lupa segera mencari peta kota atau peta tujuan wisata yang diinginkan. Biasanya ada di pusat informasi dan gratis. Kalau tidak ada di bandara, bisa cari di stasiun MRT, kalau tidak ada, biasanya hotel atau hostel punya beberapa eksemplar yang bisa diambil.

2.    Tinggal di hostel yang dekat tempat makan murah dan mudah transportasi
Kenapa hostel? Karena harganya memang relatif murah. Hanya saja, karena satu kamar bisa untuk 4 hingga 12 orang, dan bisa sama/beda jenis kelamin, maka harus mempersiapkan diri dengan baik. Kebanyakan hostel tidak punya lift, dan kamar tidur bisa ada di lantai 3 atau 4. Semuanya self-service, termasuk urusan menggotong tas ke kamar tujuan. Jadi bawa barang secukupnya.

Untuk area menginap, Bugis, Little India, dan China Town adalah tempat yang favorit. Banyak hostel, dekat stasiun MRT, dilewati banyak jalur bus, dan dekat tempat makan murah. Selain itu, untuk tempat wisata di areanya tinggal jalan kaki sehingga menghemat transport. Saya menginap di Arab Street, dan bersyukur karena kalau mau ke Bugis, Little India, atau Kampong Glam bisa jalan kaki.

Beberapa hostel sering diskon secara online, dan kadang-kadang harga go show lebih mahal dibandingkan booking lewat internet. Jadi, lebih baik pesan kamar paling tidak untuk satu malam pertama. Nah, kalau mau pindah, bisa langsung pakai internet gratisan (biasanya di hostel ada) untuk booking hostel lain di tempat yang diingini.

Kalau memilih hostel, selain memilih kamar khusus perempuan (untuk yang perempuan saja yah) atau campur, bisa diperhatikan ada tidaknya sarapan pagi dan wi-fi. Wi-fi penting karena membantu browsing via hape kalau mau cari jalan untuk keesokan harinya. Kalau harus chatting dengan backpacker lain yang menginap di hotel lain, wi-fi juga sangat membantu. Khusus sarapan pagi, kalau minat kita adalah berangkat pagi-pagi (misalnya mengejar sunrise), bisa diabaikan karena hostel biasanya mengeluarkan sarapan agak telat. Selain itu, karena rebutan, kalau minatnya bangun siang-siang bersantai, alamat bisa gigit jari kehabisan makanan.

3.    Siap-siap jalan kaki!
Kalau mau menghemat, jangan ragu untuk berjalan kaki. Trotoar di Singapura sangat ramah terhadap pejalan kaki. Sangat mudah menemukan petunjuk arah. Selain itu, jarak antar tempat di Singapura tidak terlalu jauh. Jangan malu buka peta di tepi jalan: temannya banyak. Sepanjang saya jalan, saya selalu menemui orang-orang yang membuka peta dan celingukan di tepi jalan.

4.    Bawa botol air minum sendiri
Selama saya di Singapura, saya beli air botolan di hari pertama saja. Untuk setelahnya, saya selalu mengisi botol saya dengan air keran yang saya temui di tempat-tempat wisata. Kalau tidak di tempat wisata? Saya sudah uji coba dengan mengambil air keran di wastafel kamar mandi beberapa kali dan saya tidak pernah sakit perut. (Sebelum uji coba, saya sudah browsing internet untuk mencari tingkat keamanan air keran di Singapura. Hasilnya positif.)

Selama empat hari wisata, saya hanya beli air minum 4 kali: pas beli air botolan di makan siang hari pertama, pas beli paket McDonald buat makan siang di hari ketiga, pas makan malam terakhir di rumah makan Zamzam, dan terakhir waktu di bandara menunggu pesawat yang berangkatnya molor. Di luar itu, saya mengisi air botol di pancuran air minum ataupun di wastafel dekat toilet. Warung makan dan food court di Singapura tidak masalah kalau kita hanya beli makanan tanpa beli minuman. Jadi tidak perlu malu untuk tidak membeli minuman.

5.    Datangi tempat-tempat gratis
Jalan-jalan di kota tua/daerah wisata, lihat-lihat tempat jualan, dan berkeliling taman kota bisa dilakukan secara gratis. Ini adalah kunjungan gratis yang saya lakukan waktu jalan-jalan yang lalu:

 a.    Bugis, Kampong Glam, Chinatown, Little India, Orchard Road
  • Kalau cuma jalan-jalan keluar masuk mall dan pasar kan gratis. (Saya suka masuk mall kalau lagi kebelet, soalnya toiletnya bersih.) Foto-foto bangunan di tepi jalan juga gratis. Tapi jangan sembarangan foto rumah orang yah, nggak sopan.
  • Tempat ibadah juga biasanya gratis. Kalau diminta bayar, biasanya untuk kamera dan alat perekam lainnya. Baik kuil hindu, kuil cina, gereja, ataupun masjid, umumnya membuka diri terhadap turis. Asal berlaku sopan, biasanya tidak masalah. Jangan lupa tengok kiri kanan, untuk mencari petunjuk khusus. Ada beberapa tempat ibadah yang meminta pengunjung untuk membuka sepatu (biasanya masjid dan kuil hindu) dan ada yang meminta pengunjung untuk berpakaian sopan atau mengenakan jubah yang sudah disediakan (biasanya masjid). Hampir semua tempat ibadah punya daerah yang hanya boleh dimasuki oleh penganut agamanya. Jangan sampai bikin perkara dengan penganut agama lain.

 b.    Taman kota dan hutan kota
  • Esplanade Park, Merlion Park, Queen’s Walk adalah daerah wajib turis yang gratis. Banyak tempat duduk (dan tempat mojok) yang bisa dipakai untuk bersantai.
  • Gardens by the Bay juga gratis loh. Selama nggak masuk ke dalam dome atau naik ke skyway.
  • Saya datang ke Singapore Botanic Garden dan puas jalan-jalan hampir tiga jam. Asal tidak masuk ke National Orchid Garden, tidak ada satu dolarpun keluar dari kantong.
  • Sepanjang Southern Ridge, dari Alexandra Arch sampai ke Marang Trail, tidak ada biaya yang dikenakan untuk berjalan kaki. Bahkan, di banyak tempat sudah disediakan tempat duduk sehingga kita bisa menikmati bekal dengan tenang. Tapi siap-siap yah, jarang ada toilet dan pancuran air minum. Siapkan makanan dan minuman dulu sebelumnya untuk dibawa.
  • Fort Canning Park juga bisa dimasuki secara gratis. Di sini bahkan ada banyak pilihan tempat wisata: dari wisata alam (melihat pohon asli pulau Singapura), wisata sejarah (melihat peninggalan benteng Inggris), wisata arkeologi (melihat situs penggalian bekas kerajaan Temasek), sampai wisata ngalap berkah (ke makam – tapi dilarang bawa sesajen yah). Lengkap, kan?

 c.    Tempat gratis di Sentosa Island
  • Kalau cuma mau berfoto di depan bola dunia di depan Universal Studio Singapore dan bergaya di depan Merlion raksana, apakah kita terus hanya menghabiskan waktu 15 menit saja di Sentosa Island? Tentu tidak! 
  • Jangan lupa berjalan kaki di sepanjang Sentosa Boardwalk, duduk-duduk di Merlion Plaza dan Merlion Walk, lalu merendam kaki (atau berenang kalau mau) di Palawan Beach. Palawan Beach bagus banget kalau mau duduk-duduk dan di situ berasa di pantai tropis beneran (maksudnya, stereotip pantai tropis). Kalau malam hari masih berkeliaran di Sentosa Island, bisa menonton Crane Dance dan Lake of Dream gratis.  
  • Masuk ke Sentosa Island lewat Sentosa Boardwalk hanya bayar SGD 1. Kalau mau keluar pulau, bisa naik Sentosa Express gratis.


Di luar tips di atas, untuk mencegah pengeluaran yang tidak diharapkan, jangan buang sampah sembarangan, jangan menyeberang jalan sembarangan (kecuali di jalan kecil di daerah wisata), jangan menerobos lampu lalu lintas, jangan memetik daun/bunga/buah di sembarang tempat, dan jangan iseng nggodain cewek apapun pakaiannya. Jangan coba-coba, meskipun di hutan kota yang sepi sekalipun. Dimana-mana ada kamera pengintai dan kadang-kadang ada penjaga taman atau polisi lewat. Soalnya semua itu bisa didenda sampai lebih dari SGD 500. Bisa-bisa jadi miskin mendadak!

0 Komentar:

Posting Komentar