15 April 2014

Bukittinggi

Gulai Tambusu

Tempat : Nasi Kapau Uni Lis, Pasar Ateh, Bukittinggi
Gulai tambusu adalah gulai usus sapi yang diisi kocokan telur berbumbu. Kuahnya kental dan berbumbu sekali. Jujur saja, saya agak eneg makan satu porsi gulai tambusu. Porsinya besar dan padat. Apalagi kuahnya kental dan berasa rempah sekali. Kalau cuma separuh porsi mungkin enak – kalau kebanyakan, nafsu makan jadi menurun.

Katupek Pical

Tempat : Katupek Pical Ni Tina, Los Lambuang, Pasar Ateh, Bukittinggi
Sebenarnya ini adalah ketupat sayur, diberi mie kuning, disiram campuran kuah kacang dan kuah gulai, serta ditaburi kerupuk merah. Untuk saya rasanya juga terlalu eneg. Tapi mungkin karena saat itu sudah kekenyangan dengan gulai tambusu. Rasanya juga agak pahit, mungkin pengaruh sayur yang ada di dalamnya. Mungkin kalau suatu saat nanti ada kesempatan ke Los Lambuang, harus mencoba katupek pical di warung yang lain untuk menjadi pembanding.

Cindua Langkok

Tempat : Cindua Langkok Uncu Nelli, Los Lambuang, Pasar Ateh, Bukittinggi
Cindua langkok isinya cendol, lopis, dan durian – disiram santan dan gula aren. Cindua langkok disajikan dengan es serut. Langkok artinya lengkap, mungkin maksudnya isinya bermacam-macam. Rasanya manis dan menyegarkan. Kabarnya, cindua langkok Uncu Nelli ini adalah salah satu warung cindua langkok yang paling enak di daerah ini. Kurang lengkap jalan-jalan ke Bukittinggi tanpa mencoba cindua langkok ini.

Sate Padang (a la Bukittinggi)

Tempat : Pondok Sate Padang Patimura (gerobak), Taman Wisata Jam Gadang, Bukittinggi
Waktu di Padang saya makan sate danguang-danguang, eh ... di Bukittinggi malahan makan sate padang? Yah, tapi sate padang di sini tidak sama dengan sate padang yang ada di jakarta. Dagingnya tidak dimasak selama sate padang di Jakarta, jadi masih lebih keras dan berserat – seperti daging sate Madura. Tapi bumbunya tetap bumbu padang. Bumbunya enak banget, harus dicobain!

Roti Talua

Tempat : RM. Selamat, JL. A. Yani, No. 19, Bukittinggi
Letak rumah makan ini hanya 10 menit jalan kaki dari Jam Gadang. Rumah makan ini menjual berbagai makanan khas Sumatera Barat, tetapi yang kami beli di sini adalah roti talua. Roti talua adalah french toast, yaitu roti tawar yang digoreng dengan telur. Roti talua bisa ditaburi coklat, keju, atau diberi selai sesuai dengan permintaan pelanggan. Rasanya enak. Jadi pengin cari, ada nggak yah yang jualan roti talua di Jakarta?

Itiak Lado Mudo

Tempat : Lesehan Lansano Jaya, Jl. Raya Lambah – Maninjau Lambah,Bukittinggi
Sebenarnya, karena kesorean, kami kehabisan itiak lado mudo ini. Yang tersisa tinggal limpa dan leher itiknya. Berhubung saya penasaran dengan bumbu lado mudo ini, walaupun sebenarnya hampir-hampir tidak pernah makan leher itik, kami pun membeli satu porsi leher itik. Gulai lado mudo sebenarnya adalah bumbu gulai dengan cabe hijau. Tapi jangan salah, walaupun cabenya banyak dan bumbunya hijau, rasanya manis dan sedap sekali – tidak terlalu pedas. Paling tidak, kami sudah pernah makan itiak lado mudo, walau hanya lehernya saja. Hahaha!


Pantai Carocok

Gulai Kepala Ikan Karang

Tempat : Rumah makan tepat di sebelahnya penjualan tiket masuk Pantai Carocok (Maaf yah, yang ini lupa dicatat namanya.)
Gulai ikan karang nampaknya adalah makanan yang sangat populer di daerah Painan. Begitu mendekati Pantai Carocok, hampir semua rumah makan di pinggir jalan raya menawarkan masakan ini. Ikan karang yang disajikan memang gurih dan dagingnya empuk sekali. Kuah gulainya sangat berbumbu. Ini adalah salah satu masakan favorit saya selama berwisata di Sumatera Barat kemarin. Biasanya saya paling tidak suka makan kepala ikan yah, tapi kemarin bisa habis! Walau Pantai Carocoknya tidak terlalu bagus, maksudnya biasa saja, tapi kalau untuk wisata kuliner bolehlah saya berkunjung ke sini lagi.

Pepes Ikan Karang

Tempat : Sama dengan tempat makan gulai ikan karang
Pepes ikan karang khas daerah Painan berbeda dengan pepes ikan di tempat lain. Bumbunya segar, pakai tomat, dan ikannya empuk sekali. Pepes ini jadi rebutan diantara kami (penulis dan teman-temannya) karena rasanya enak sekali. Hahaha!

Oleh-Oleh

Ada beberapa oleh-oleh yang dibawa pulang, baik untuk dimakan ataupun dibagi ke orang lain. Kalau yang diberikan ke orang lain, tidak akan dibahas di sini. Ini untuk makanan favorit yang dibawa pulang untuk dikonsumsi sendiri. Kalau suatu saat ke Padang lagi, pasti akan beli lagi makanan-makanan ini:

Keripik Sanjai Balado Hijau

Tempat : Ummi Aufa Hakim, Jl. Soekarno-Hatta, Gantiang, Bukittinggi
Keripik singkong yang diberi bumbu balado dengan cabe hijau. Rasanya manis, tidak terlalu pedas. Pas banget. Dibandingkan kripik sanjai balado merah, saya jauh lebih suka keripik sanjai balado hijau. Kuliner khas desa Sanjai ini memang bisa dimodifikasi dengan berbagai bumbu. Selain bumbu balado yang “biasa”, kripik sanjai juga bisa diberi tambahan bumbu lain, misalnya durian.

Kopi Kawa Daun

Tempat : Toko Kripik Balado Christine Hakim, Jl. Nipah 38, Padang


Alkisah, di jaman penjajahan Belanda, dataran tinggi Tanah Datar ditanami kopi, namun penduduknya dilarang untuk minum kopi. Oleh sebab itu, penduduk setempat kemudian memanfaatkan daun kopi untuk dijadikan minuman. Rasanya lebih mirip teh, tapi aromanya aroma kopi. (Bingung, kan? Makanya cobain aja dulu ... )

Rendang Paru Kering

Tempat : Toko Kripik Balado Christine Hakim, Jl. Nipah 38, Padang
Rendang paru yang saya beli adalah hasil konsinyasi/titipan produksi lain. Kebetulan saja belinya di tokonya Christine Hakim ini. Tidak perlu dijelaskan lagi, rendang kering dari Padang sudah dikenal kenikmatan rasanya. Di tempat yang sama, saya juga membeli kripik balado (yang merknya Christine Hakim). Rasanya enak, tapi karena untuk bagi-bagi dengan teman-teman, maka tidak saya jelaskan di sini.

Kalau ada kesempatan jalan-jalan ke Padang, jangan ragu-ragu untuk mencicipi makanan yang ada. Beneran, nggak ada duanya wisata kuliner di Sumatera Barat!

(selesai)

1 Komentar: