18 Januari 2015

Ke mana hari Minggu pagi? Buat yang mau jogging, sepedaan, atau cuma jalan-jalan santai, tidak perlu diragukan lagi, pasti sudah meluncur ke Jl. Jend. Sudirman/Jl. M.H. Thamrin. Car Free Day, dong! Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2002 sampai sekarang. Wow! Nggak bosen, tuh, jalan kaki dan sepedaan cuma di sepanjang Jl. Jend. Sudirman/Jl. M.H. Thamrin? Nggak mau coba alternatif lain?
Padahal, cukup dekat dengan Bunderan HI, tepatnya di sekitaran Menteng, ada banyak tempat jogging dan sepedaan yang bisa dikunjungi. Tentunya tidak bebas kendaraan bermotor. Tapi di hari Minggu pagi, area ini relatif lengang dari kendaraan bermotor.
Nah, kali ini penulis hendak berbagi tentang rute jalan di area Menteng yang bisa dijadikan alternatif jalan-jalan, kalau sudah bosan dengan Car Free Day biasa.
Jl. Purworejo, langkah awal perjalanan kita.
Nama walking trail kali ini adalah Menteng City Parks, atau Taman-Taman Kota di Menteng. Kenapa? Karena alur jalan kaki/sepedaan ini memang disusun sehingga orang bisa mengunjungi taman-taman kota di area Menteng.
Perjalanan dimulai dan diakhiri dari halte busway Tosari (K01-10). Buat yang belum tahu, halte busway Tosari adalah halte pemberhentian bus Transjakarta yang paling dekat dengan mall Grand Indonesia. Kenapa mulai di sini? Karena tempat ini adalah titik yang paling strategis dalam hal transportasi umum. Dari Stasiun kereta Sudirman, cukup jalan kaki 5 menit. Dari halte busway Dukuh Atas 2 (K06-20) juga cukup jalan kaki 5 menit. Jadi yang datang dari Ragunan atau Pulo Gadung, tidak perlu repot-repot transit ke halte Dukup Atas 1 (K01-09); bisa langsung mulai pemanasan jalan kaki.
Dari halte Tosari, langsung saja menuju ke Jl. Purworejo, tepat di sebelahnya Gedung The City Tower (yang ada tulisannya ICBC). Di jam pulang kerja jalan ini termasuk macet. Tapi di hari Sabtu dan Minggu jalan ini tidak terlalu ramai. Yang saya senangi dari jalan ini adalah pohon-pohonnya yang rindang dan adanya trotoar yang bersih.  Boleh lah, jalan kaki di sini.
Di ujung Jl. Purworejo, kita dapat melihat halte busway Latuharhari (K06-18). Nah, di dekat halte busway ini, ada sepetak tanah yang ditanami rumput hijau dan dihiasi tanaman-tanaman hias. Ini adalah Taman Viaduct Latuharhari. Untuk yang jalan kaki, lebih baik belok kiri untuk potong jalan langsung menuju taman-taman tujuan. Untuk yang naik sepeda, terpaksa harus belok kanan mengikuti Jl. Latuharhari.
Halte busway dan Taman Viaduct Latuharhari.
Buat yang naik sepeda, ikuti saja rel kereta api, dan belokan ke kanan yang kedua, langsung belok yah. (Tapi kalau keterusan juga tidak apa-apa, karena hampir semua belokan di situ menuju ke titik yang sama, yaitu Masjid Agung Sunda Kelapa.)
Yang jalan kaki, bisa terus berjalan menuju Jl HOS Cokroaminoto. Di seberang jalan ada Instituto Italiano Di Cultura, alias Pusat Kebudayaan Itali. Tapi kita tidak ke situ. Kita cari zebra cross, yah. Menyeberang di zebra cross, lalu belok kanan ke Jl. Dr Kusuma Atmaja. Ini jalan satu arah. Tapi tenang saja, pejalan kaki tidak perlu mengikuti aturan itu. Hehehe ... Jl. Dr Kusuma Atmaja ini rindang karena banyak pohon. Rumah-rumah di sini besar-besar, biasanya kepunyaan orang-orang kaya jaman dulu. Jadi jangan sembarangan foto-foto di sini.
Di ujung jalan, kita akan melihat persimpangan yang rumit banget. Ada beberapa jalan yang bermuara di situ. Di seberang, kita akan melihat gedung tinggi yang bertuliskan “Rumah Sehat Baznas MASK”. Ini rumah sakit yang memberikan pelayanan bagi masyarakat yang kurang beruntung. Rumah sakit ini ada di kompleks Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK). Untuk yang berminat untuk mampir, bisa menyeberang jalan dulu dan mengunjungi masjid ini. Untuk yang cuma mau mampir makan juga bisa, karena di luar area MASK ini ada tenda-tenda pedagang kaki lima.
Taman Suropati yang banyak dibicarakan itu ...
Dari Masjid Agung Sunda Kelapa, kita cukup mengikuti Jl. Taman Sunda Kelapa untuk tiba di Jl. Diponegoro. Kalau kita berdiri di perempatan lampu merah, maka kita bisa melihat Gereja GPIB Paulus di sebelah kiri kita, dan Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) di kanan kita. Di depan kita ada tembok tinggi yang dijaga oleh banyak kamera dan ada polisinya; nah, itu adalah tempat kediaman Duta Besar Amerika. Tapi kita tidak menuju ke satupun dari tempat-tempat itu.
Waktu menyeberang, boleh melihat ke kanan sebentar. Di tengah jalan ada patung Pangeran Diponegoro sedang bersiap menombak. Patung itu dibangun di tengah kolam, dan dikitari oleh tanaman hias yang ditata dengan indah. Kalau berminat untuk foto-foto, baik taman kecil ataupun patung Pangeran Diponegoro ini bisa menjadi obyek foto yang menarik.
Melewati Patung Pangeran Diponegoro, kita akan tiba di sepetak taman yang rindang dan asri. Inilah Taman Suropati. Ada banyak kegiatan yang dilakukan sini, dari pelatihan biola, pelatihan yoga, sampai acara kopi darat komunitas-komunitas dunia maya. Di sini ada jogging track dan ada jalan bebatuan (buat yang suka terapi jalan kaki tanpa alas di atas batu-batu).
Taman Situ Lembang. Nggak seperti di Jakarta, kan?
Dari Taman Taman Suropati, kita berbelok menuju ke Jl. Syamsu Rizal. Tepat saat masuk ke Jl. Syamsu Rizal, boleh perhatikan di sebelah kiri , ada rumah indah berwarna putih dengan pagar rendah yang dijaga ketat. Ini adalah Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta. Aturan umum di areal Menteng adalah, jangan sembarangan foto-foto. Jadi, saya juga tidak pernah mencoba foto-foto di daerah sini.
Di Jl. Syamsu Rizal, ketika ada belokan ke kiri pertama, langsung belok kiri. Jalan lurus sedikit, dan kita akan tiba di Taman Situ Lembang. Taman Situ Lembang memiliki situ-situ yang selalu dipenuhi bunga teratai berwarna warni. Tempat ini adalah salah satu tempat favorit memancing, dan memang di sini disediakan area khusus untuk para pemancing.
Taman Kodok yang, er... banyak patung kodok.
Dari Taman Situ Lembang, kita berjalan ke arah utara melewati Jl. Lembang. Lurus saja. Maka kita akan tiba di Jl. Prof. Moh. Yamin. Di seberang jalan ada kali kecil yang dipenuhi pepohonan. Ini adalah Kali Gresik. Jalan yang sejajar dengan Jl. Prof. Moh. Yamin di seberang kali itu adalah Jl. Sutan Syahrir. Nah, dari sini kita belok kiri saja dan berjalan tenang di bawah pohon-pohon rindang. Jalan ini relatif ramai, dan dilalui bus. Jadi harus hati-hati. Kita harus menyeberangi satu perempatan, dan tetap berjalan lurus ...
... sampai kita melihat ada lapangan basket di kiri jalan. Nah, saudara-saudara, ini adalah Taman Menteng yang terkenal itu. Bagian belakang dari Taman Menteng memang dibangun menjadi tempat olah raga. Tapi kita tidak ke situ dulu. Kita belok kiri, masuk ke Jl. Kediri. Di ujung Jl. Kediri, tepatnya di persimpangan dengan Jl. Sidoarjo, ada taman kecil yang disebut sebagai Taman Kodok. Mungkin nama ini disebabkan oleh adanya patung kodok di situ. Entahlah. Tempat ini sering menjadi tempat bersantai orang-orang yang habis berolah raga di Taman Menteng. Dari Taman Kodok, kita langsung saja masuk ke Taman Menteng.
Taman Menteng.
Keluar lagi di Jl. Prof. Moh. Yamin, kita menyeberang perempatan lampu merah dan terus melewati jalan yang rimbun dan sejuk. Di ujung jalan, kita harus menyeberang jalan dan lalu mengambil jalur yang di sebelah kanan kali. Soalnya, sebelah kanannya ditutup untuk alasan keamanan. Yup. Itu adalah jalan masuk ke kompleks Kedutaan Inggris Raya. Dan ini adalah tanda bahwa kita sudah dekat dengan Bundaran HI.
Kalau berjalan kaki di waktu Car Free Day, jalan yang di sebelah kanan kali akan penuh dengan mobil parkir. Di hari biasa, jalan ini relatif sepi. Setelah melewati Hotel Pullman di kanan jalan, kita akan disambut dengan Patung Selamat Datang di Bundaran HI. Yeah, kita sudah kembali ke Jl. Jend. Sudirman/Jl. M.H. Thamrin. Tinggal belok kiri saja, kita akan kembali ke titik nol kita, yaitu halte Busway Tosari.
Patung Selamat Datang di Bundaran HI.
Waktu saya uji trayek, saya menghabiskan waktu dua jam untuk menjalani seluruh trail tadi dengan berjalan kaki. Itu dengan jalan santai dan diselingi minum makan yah. Kalau naik sepeda, mungkin bisa lebih cepat. Lumayan kan, buat olah raga, sekaligus lihat-lihat pemandangan hijau di tengah kota Jakarta. Penjelasan ringkas untuk Trail ini ada di posting selanjutnya. Stay tuned!

0 Komentar:

Posting Komentar