31 Maret 2018


Mulai tahun 2017 yang lalu, ada tempat wisata baru di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Yup, tepat pada tanggal 9 Agustus 2017 lalu, telah diresmikan Museum Keris Nusantara. Museum yang mengelola sekitar 338 barang koleksi, termasuk keris dan tombak ini, memamerkan tidak hanya keris sebagai senjata, namun juga keris sebagai suatu hasil budaya. Selain memamerkan jajaran keris, museum ini juga menjelaskan filsafat yang menempel padanya, cara pembuatannya, dan juga penjelasan detil mengenai bagian-bagian dari keris. Saya yang sempat lama tinggal di Solo saja, baru mengenal keris dengan lebih dekat setelah masuk ke dalam museum ini. (Eh ... kalian tahu kan, kalau Surakarta nama lainnya adalah Solo? Saya menggunakan kedua nama ini bergantian di sini.)
Museum Keris Nasional di Solo.
Museum Keris Nusantara terletak di Jalan Bhayangkara No.2 Solo, 57141. Tepat di belakang Stadion Sriwedari. Dulunya lokasi berdirinya museum ini adalah kompleks Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang mulai beroperasi sejak tahun 1919. Di tahun 1986, rumah sakit yang sering dikenal sebagai RSJ Mangunjayan ini dipindahkan ke tepi Bengawan Solo dan gedungnya kemudian dipakai untuk kantor KONI Kotamadya Surakarta. Sekarang sebagian gedung kantor KONI sudah digantikan oleh bangunan megah Museum Keris Surakarta. Tapi, bangunan memanjang di samping museum yang menghubungkan antara gedung utama dan tempat parkir di belakang, itu konon masih bangunan asli dari era RSJ Mangunjayan.
Gedung Museum Keris Nasional terdiri dari 4 lantai. Masing-masing lantai memiliki tema sediri-sendiri. Jadi, para pengunjung dapat mempelajari tentang keris secara terstruktur dan bertahap, namun tidak membosankan. Untuk yang ingin belajar tentang keris, tempat ini layak dikunjungi.
Lantai 1 adalah jalan masuk menuju ke tempat koleksi. Hal yang menarik dari lantai ini adalah penjelasan tentang penyebaran senjata di dunia. Ternyata senjata tusuk (termasuk pedang, keris, katana, dan lain-lain) ada bermacam-macam, lho. Dan ternyata masing-masing punya bentuk yang khas. Keris juga unik, terutama karena bentuknya meliuk-liuk. Melihat perbandingan senjata-senjata di dunia, saya jadi merasa kagum dengan orang-orang Nusantara jaman dahulu. Senjata yang cuma untuk menusuk, perlu dibentuk meliuk-liuk, besinya perlu bercorak, dan gagangnya perlu diukir rumit. Mungkin itu yang namanya cita rasa seni dan budaya.
Di museum ini ada banyak papan penjelasan seperti ini. Harus rajin membaca!
Lantai 2 adalah ruang pamer utama keris. Di sinilah paling banyak dipamerkan keris-keris koleksi museum. Selain itu, di dinding terpasang papan-papan yang berisikan penjelasan mengenai keris. Ada penjelasan mengenai istilah-istilah di dunia perkerisan, seperti dhapur dan perabot. (Apa artinya istilah-istilah itu? Coba tanya Mbak Google ... ) Oh ya, di lantai ini juga ada perpustakaan yang menyimpan buku-buku yang terkait dengan keris.
Lantai 3 berisikan diorama pembuatan keris. Ada penjelasan detil mengenai tata cara pembuatan keris. Setelah membaca penjelasan itu, mengertilah saya mengapa harga keris mahal. Tidak hanya harga bahan baku yang cukup mahal dan bayaran pembuat kerisnya, pembeli keris juga harus membayar sesajen dan upacara yang dilakukan dalam rangka pembuatan keris tersebut. Wow!
Lantai 4 adalah tempat penyimpanan. Selain keris, ada juga barang-barang lain yang dipamerkan seperti tombak dan gamelan. Lantai 4, menurut saya, yang paling biasa saja.
Beberapa koleksi keris yang dipamerkan.
Selfie dengan keris.
Bangunan di samping museum. Konon dulunya bagian dari RSJ.
Untuk yang ingin berkunjung kemari, jangan lupa periksa jadwal bukanya. Secara umum museum ini buka dari jam 09:00 sampai jam 15:00. Tapi di hari Jumat bukanya hanya dari jam 9 pagi sampai jam 11 siang. Sedangkan di hari Minggu tutupnya jam 13:00. Museum ini libur di hari Senin.
Nah, karena Museum Keris Nusantara ini masih terletak di sekitaran kawasan Sriwedari, untuk yang mau jalan-jalan di sekitar museum juga bisa jalan-jalan melewati Loji Gandrung, Museum Radya Pustaka, dan tentunya para penjual makanan di sekitaran Sriwedari. Yuk, mari mengunjungi museum!

6 Komentar:

  1. Museum keris suasananya sakral ngga, kak ?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak, tuh. Suasananya modern dan lebih terkesan ilmiah.

      Hapus
  2. Siip kalo gitu,kak 👍

    Pengin lihat juga, tapi bayanganku suasana museumnya rada sakral karena menyimpan beragam keris.

    Aku pernah denger cerita,kak ...
    pernah ada kejadian gaib di suatu rumah yang punya keris pusaka.
    Ceritanya kalau si keris tersebut menginginkan sesaji, lemari penyimpanannya nimbulin suara gaduh sbg pertanda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kalau soal sesajen, saya nggak tahu ya. Kalaupun ada, tidak ditonjolkan, apalagi dibumbui kisah horor. Yang wajar saja.

      Hapus
  3. kira-kira yang ada di museum ini koleksinya sudah lama?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya, kalau dilihat dari keterangannya, sebagian besar keris di sini buatan baru. Ada sih, yang kuno, tapi tidak banyak. Yang menarik dari museum ini sebenarnya adalah penjelasan tentang kerisnya yang lebih menyorot faktor budaya. Penjelasannya ilmiah (dari sisi ilmu sosial ya, bukan eksakta), tidak ada unsur klenik atau horor.

      Hapus