27 Juli 2019

Kalau membuka GoogleMaps dan mengetik “Kira Residence Remains”, kita akan dibawa ke sebuah lokasi di sekitaran area Sumida, Tokyo, Jepang. Dulunya ini adalah tempat tinggal Kira Yoshinaka (kadang disebut sebagai Kira Yoshihisa), seorang pejabat protokoler yang diangap menjadi penyebab bangsawan Asano Naganori dijatuhi hukuman bunuh diri atau seppuku. Kira Yoshinaka kemudian diserang dan dibunuh di rumahnya oleh 47 ronin yang dulunya adalah samurai pengikut Asano Naganori. Kisah ini kemudian terkenal di kalangan orang Jepang karena dimainkan di dalam drama kabuki dan film sebagai “Chusingura” atau kita kenal sebagai 47 Ronin.
Kira Residence Remains. Tinggal taman kecil dengan kuil kecil dan sumur.
Nah, kebetulan akhir tahun lalu, waktu saya jalan ke Tokyo, saya menginap di hotel yang tempatnya tidak terlalu jauh dari Kira Residence Remains ini. Jadi, sebelum mulai jadwal jalan-jalan dengan rekan saya, saya memutuskan untuk bangun lebih pagi dan jalan kaki kemari. Untungnya jalannya nggak ribet meskipun di tengah area residensial karena blok-blok perumahan tersusun dengan rapi. GoogleMaps masih bisa mengantar kita ke titik tujuan dengan benar.
Lokasi Kira Residence Remains cukup dekat dengan stasiun Ryogoku, baik stasiun JR Ryogoku di jalur Chuo-Sobu line ataupun stasiun Toei Ryogoku di jalur Oedo line. Bisa jalan kaki sepuluh menit dari kedua stasiun tersebut. Buat yang kebetulan pakai JR Pass bisa berkunjung kemari lewat Chuo-Sobu Line. Menurut GoogleMaps, lokasi Kira Residence Remains terletak di 3 chome 13-9, Ryogoku, Sumida-ku, Tokyo-to 130-0026.
Dulunya, Lord Kira (demikian Kira Yoshinaka disebut dalam bahasa Inggris) menempati rumah yang luas, yang luasnya lebih dari 8000 meter persegi alias 0,8 ha. Namun sekarang area rumahnya yang tersisa hanya tinggal sepertujuh puluh enam dari luas sebelumnya. Bukan lagi rumah mewah (di jamannya), saat ini sisa-sisa lokasi terjadinya kisah 47 Ronin ini hanya tinggal taman kecil dengan kuil kecil, sumur yang ditutupi bambu, serta patung mendiang Lord Kira. Di tembok terdapat penjelasan mengenai sejarah tempat ini (hanya dalam bahasa Jepang) dan juga salinan lukisan yang menggambarkan kejadian penyerangan yang menjadi inti cerita 47 Ronin tersebut.
Yang ditutupi bambu hijau itu adalah sumur tempat kepala Lord Kira dibersihkan.
Patung Lord Kira.
Dulunya, waktu Lord Kira meninggal, rumah ini diambil alih oleh Shogun. Seiring dengan waktu, tanah di area ini beralih kepemilikan kepada banyak orang. Namun di tahun 1934, tanah yang sekarang menjadi taman sisa-sisa rumah Lord Kira ini dibeli oleh penduduk setempat dan diserahkan kepada pemerintah kota. Daerah taman ini tetap dilestarikan oleh penduduk setempat karena di situ terdapat sumur yang diangap menjadi tempat kepala Lord Kira dibersihkan setelah dibiarkan terpenggal. Mungkin juga nggak ada penduduk setempat yang mau ambil air dari sini, ya?
Buat yang menyukai sejarah Jepang jaman dulu, atau penasaran dengan lokasi asli kejadian 47 Ronin bolehlah jalan-jalan kemari. Kalau berkunjung ke sini, bisa sekalian berkunjung ke Edo-Tokyo Museum, yang bisa membawa kita kembali ke kehidupan penduduk di jaman Edo (ketika Shogun masih berkuasa, yang juga merupakan jaman yang sama di mana kisah 47 Ronin terjadi). Kebetulan tempatnya dekat, jadi bisa sekalian.
Tapi untuk yang kurang berminat terhadap sejarah, atau males berkunjung karena penjelasan di sini pakai bahasa Jepang semua, ya mendingan baca tulisan saya ini saja, hehehe .... Lokasi Kira Residence Remains ini bener-bener di tengah perumahan penduduk, bahkan dekat dengan sebuah sekolah. Bukan area wisata. Jadi ya ... pemandangannya urban sekali.
Catatan buat yang berminat untuk berkunjung ke Kira Residence Remains ini, tetap sopan santun meskipun tempat ini hanya taman ya. Soalnya tempat ini tetap dihormati oleh penduduk sekitarnya. Kisah 47 Ronin adalah salah satu kisah yang paling banyak dijadikan drama kabuki dan merupakan salah satu cerita yang sangat populer di semua kalangan. Jadi tentunya, tempat ini memiliki kenangan budaya tersendiri bagi penduduk Jepang.

20 Komentar:

  1. Wih, serem juga yah. Jadi itu balas dendam gitu ya mbak..
    Aku baru tau kisah ini. Itu nasib keluarganya gimana yah.
    Apa ikut dibunuh juga? Ya ampun, aku bener-bener nggak bisa
    bayangin. Ngeri banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kisah ini pernah diangkat di film Hollywood yang berjudul 47 Ronin. Emang ceritanya tentang balas dendam gitu.

      Hapus
  2. saya kok rada familier ama 47 Ronin? kayak judul film gak sih?
    Lumayan rempong juga tuh mba, kalau ke sana dan pengen ngerti kisahnya, lalu mau baca dan ketemu huruf yang bikin kejang-kejang saking nggak tahu apa itu baca dan artinya hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha.... dan Google Translate kadang error kalau disuruh menterjemahkan yang beginian.

      Hapus
  3. Saya baru tau soal sejarah ini, lumayan habis baca tulisan mba jadi tambah sedikit ilmu hihihi tapi sepertinya memang bukan tempat yang betul-betul lokasi wisata ya, makanya juga nggak banyak turis yang review soal tempat ini di mana-mana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ini bukan tempat untuk turis asing. Sama seperti lubang buaya, atau lapangan banteng, itu tempat yang bisa dikunjungi (wisata sejarah) yang cuma buat orang lokal saja. Kalau orang asing, ya mendingan ke tempat lain.

      Hapus
  4. Kayaknya aku pernah nonton di televisi cerita tentang 47 Ronin ini. Apa di History tv berbayar ya? Pokoknya emang meyeramkan deh kisahnya. Ngeri ya kalau udah main samurai2 begini, tebas leher dsb iiiihhh.... :) Cocok sih didatangin buat pencinta sejarah dan demen ke taman ya mbak Dyah. Nice story.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Film versi Hollywood-nya pernah ada di bioskop. Tapi nggak terlalu laku. Emang kisah ini cuma populer di Jepang, sih. Saya malahan nggak pernah nonton film 47 Ronin. Cuma pernah baca infonya sepintas di komik atau artikel gitu.

      Hapus
  5. Saya suka saya suka yang ada background story begini. Jadi mirip resident evil nih hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh Pak, sukanya thriller ya. Yang serem-serem.

      Hapus
    2. kalo nonton bioskop ma pacar yang film gini wkwkkw...
      *fiksi

      Hapus
    3. Huahahaha ... Awas, di bioskop gelap-gelap salah peluk, ternyata Mbak Kunti juga nonton ...

      Hapus
  6. jiaaahhhh 2x ke jepang kok aku ga ngeh ama sejarah ini. Aku biasanya suka dtg ke museum ato tempat2 yg pernah punya sejarah kelam. Tempat pembantaian, pembunuhan, yg gitu2 bikin baca sejarahnya jug ga bosenin. aku save dulu mba, thn depan kalo balik k jepang lg, aku sempetin ksana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sukanya sejarah yang kelam? Wah... jujur saja, saya sih biasanya menghindari tempat dengan sejarah horror. Tapi kalau tempatnya bagus, masih oke, lah.

      Hapus
  7. Saya suka kisah 47 Ronin, lebih suka novelnya sih daripada versi film hollywood. Warganya benar-benar menjaga tradisi dan sejarah daerahnya sehingga kisah itu terus dikenang. makasih share ceritanya

    BalasHapus
  8. Halo mbay Dyah ini saya yang dari gariswarnafoto. Wah menarik juga ya wisata ke Jepang ini, selama ini saya kebanyakan hanya ada di Indonesia saja. Salam kenal ya

    BalasHapus
  9. Kalau mau berkunjung, dibatasi jam kah? Atau terbuka saja seperti taman biasa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini taman biasa, kok. Bisa berkunjung kapan saja.

      Hapus