25 Maret 2020


“Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau ...”
Dari kecil saya selalu mendambakan untuk bisa berkeliling Indonesia. Betapa menyenangkannya bisa menjelajahi negara yang memiliki pemandangan indah dan koleksi flora fauna yang beragam ini. Dan tentunya, akan menyenangkan sekali jika saya bisa mengunjungi salah satu “ujung” negara ini, yaitu, Merauke.
Kebetulan saya memiliki seorang keluarga jauh yang pernah tinggal di Merauke, sehingga saya sering mendengar kisah-kisah keindahan alam Papua di Merauke. Bahkan di salah satu ceritanya, dia pernah berkata bahwa di Merauke tidak ada batu! Sayangnya hingga kini saya belum pernah menjejakkan kaki di Papua dan membuktikan kebenaran cerita itu. Bukan apa-apa, saya masih harus banyak menabung untuk bisa menyaksikan langsung bumi Papua yang banyak diceritakan itu.
Kalau saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi tanah Papua, maka Merauke akan menjadi destinasi pertama saya. Mungkin ada yang penasaran, mau berwisata ke mana di Merauke?
Taman Nasional Wasur. Foto diambil dari Wikipedia (Standel / CC BY).
Umumnya, orang datang ke Merauke untuk menikmati keindahan alam di Taman Nasional Wasur. Taman nasional ini dapat dicapai dari kota Merauke dengan mobil dan menempuh waktu sekitar satu jam. Letaknya memang masih ke arah perbatasan Indonesia dengan negara Papua Nugini.
Taman nasional ini terkenal karena di sini terdapat rumah rayap yang membentuk gundukan tanah dengan tinggi hingga dua meter lebih. Buat yang belum tahu, jenis-jenis rayap yang menjadi pengganggu rumah tangga karena menggerogoti kayu itu aslinya memang tinggal di tanah atau dekat tanah. Di Taman Nasional Wasur, pengunjung bisa melihat gundukan tanah yang merupakan rumah rayap dari genus Macrotermes.
Selain rumah rayap, orang juga bisa mengamati rusa dan kangguru yang merupakan hewan asli daerah setempat. Kalau beruntung, wisatawan bisa menyaksikan rusa liar, beberapa jenis burung cendrawasih dan burung kasuari. Untuk yang suka memancing, di sini terdapat danau yang disebut dengan Rawa Biru yang dikenal sebagai tempat memancing ikan arwana.
Kondisi alam yang masih alami dan dan flora faunanya yang khas di Taman Nasional Wasur tak urung membantu membuktikan konsep Papua destinasi wisata hijau. Hingga saat ini, tanah Papua memang masih memiliki banyak hutan dan daerah hijau yang dapat dieksplorasi oleh wisatawan.
Papua tidak hanya kaya akan flora dan fauna namun juga kaya akan budaya. Di Taman Nasional Wasur sendiri terdapat masyarakat adat yang merupakan pemilik hak ulayat hutan adat. Ada empat suku asli yang tinggal di sini, dan masing-masing memiliki budaya yang unik, termasuk bahasa yang khas.
Sebenarnya tidak hanya Merauke, seluruh daerah Papua kaya akan keragaman hayati dan keragaman budaya. Papua memang merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang paling banyak. Selain hutan yang rimbun dan flora fauna khas, Papua juga memiliki suku-suku yang bahasanya berbeda-beda. Mungkin hal ini disebabkan oleh terpisahnya masing-masing suku akibat kontur tanah dan juga kerapatan vegetasi di hutan yang menyulitkan percampuran budaya sebelum eksplorasi benar-besaran di abad ke-20.
Adanya eksplorasi sumber daya alam di Papua kemudian membuka batas-batas antar suku ini. Pendatang menetap dan wisatawan berkunjung. Tentunya modernisasi juga mengubah wajah pulau ini, misalnya pembangunan jalan dan perkembangan pertanian. Pertambangan juga mengubah pola kehidupan masyarakat Papua.
Perkembangan jaman menjadi hal yang pelik di Papua. Bagaimana caranya mempertahankan budaya dan kearifan lokal namun juga memajukan peradaban, termasuk di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan? Hal ini menjadi salah satu perhatian dari Yayasan EcoNusa.
Yayasan EcoNusa adalah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengangkat pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia dengan memberi penguatan terhadap inisiatif lokal. Yayasan ini membantu masyarakat, termasuk di Papua, dalam melindungi sekaligus mengelola lingkungan. Program-programnya antara lain adalah capacity building bagi masyarakat dan pengembangan ekowisata untuk membantu perekonomian setempat. Di Merauke sendiri, mereka memiliki program-program antara lain School of Ecoinvolvement, Climate Village Initiatives, dan Social Forestry Initiatives. Seluruh program ini pada dasarnya adalah membantu melindungi lingkungan sekaligus membantu kehidupan warga setempat.
Kembali ke wisata di Merauke, kalau saya mengunjungi kota itu, saya pasti akan mencoba terlibat dalam usaha pelestarian lingkungan hidup di Merauke, termasuk di Taman Nasional Wasur. Dengan cara apa? Yang jelas bukan dengan cara bekerja di program-program organisasi nirlaba yang membantu masyarakat setempat. (Ah, saya memang maunya jadi travel blogger saja.) Kita bisa membantu perlindungan alam di Merauke dengan menjadi turis yang bertanggung jawab. Contohnya, tidak membantu perdagangan hewan dan tanaman langka yang dilindungi, mengurus ijin dan dokumen jika akan melakukan wisata berburu, tidak merusak alam, tidak membuang sampah sembarangan, membeli produk masyarakat setempat, dan menghargai budaya setempat.
Wisata di Indonesia, tidak hanya membuat kita semakin mengenali negara sendiri namun juga meningkatkan perekonomian penduduk di berbagai pelosok Indonesia. Selain kita bisa lebih mengenali alam dan budaya negara kita sendiri, kita juga bisa menjalin silaturahmi dengan sesama warga Indonesia. Dengan demikian, jarak antara warga Indonesia akan semakin dekat, dan kita semakin merasa sebagai satu kesatuan Indonesia. Keren, kan.
#BeradatJagaHutan #PapuaBerdaya #PapuaDestinasiHijau #EcoNusaXBPN #BlogCompetitionSeries

12 Komentar:

  1. Sayang juga ya mbak Dyah belum pernah ke Papua padahal ada keluarga disana.

    Aku juga belum pernah kesana sih, bahkan keluar pulau Jawa juga belum pernah mbak, sama, kendalanya apalagi kalo masalah duit.��

    Bagus juga ya pemandangan alam di Papua, tapi disana masih ada gerakan yang ingin Papua pisah dari Indonesia ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya saya ingin ke Papua. Tapi memang nggak murah sih, biaya transportasinya.

      Hapus
  2. Aku baca sepotong lirik lagu sambil nyanyi dr sabang sampai merauke. Wkwkk
    Papua, ah ya. Q juga pengen ke sana mbak. Semoga keinginan mbak segera terwujud juga yaa. Dan semoga menang lombanya. Aamiin

    BalasHapus
  3. Semoga terkabul mb Dyah harapan berkeliling Indonesia.
    Ut sekarang ditahan dulu, situasi lagi tidak aman untuk kesehatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ... memang sekarang serem kalau mau pergi ke mana-mana. Apalagi kalau naik pesawat. Kita nggak tahu siapa saja yang ada di dalam pesawat.

      Hapus
  4. Sama mbak, saya juga punya impian ngunjungin Sabang dan Merauke, semoga saat kondisi aman, kita bisa ke sana. Aamiin..

    BalasHapus
  5. Pengen banget bisa ke Wasur someday

    BalasHapus
  6. Merauke udah jadi bucket list saya sejak dulu.. keunikan hewan2nya bikin ngiler buat saya yg pecinta dunia satwa ini.. kmrin ke papua tapi di bagian atas pulaunya aja, blm ke merauke :(

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya malah belum ke Papua. Penasaran, nih. Tapi mungkin tahun depan baru merancang jalan-jalannya ya ...

      Hapus