5 April 2020

Sudah sering dengar kan, salah satu cara pencegahan penyebaran wabah COVID-19 adalah dengan sering mencuci tangan dan tidak menyentuh muka sebelum cuci tangan. Nah, pentingnya cuci tangan ini membuat pengelola bus Transjakarta menyediakan tempat cuci tangan di beberapa halte busway. Halte yang dimaksud adalah halte BRT (bus rapid transit) yaitu, halte yang berada di jalur busway. Halte jalur busway adalah halte yang umumnya di tengah jalan dan jika akan masuk harus melakukan tap in dengan kartu pembayaran.
Wastafel portabel di Stasiun BRT Sarinah.
Sebagai orang yang terpaksa masih harus berangkat ke kantor beberapa hari dalam seminggu, saya tetap menggunakan layanan bus Transjakarta di hari-hari wabah ini. Tentunya dengan “perlengkapan perang” yang benar. Saya selalu menggunakan masker di tempat umum, dan di tas saya ada sebotol mungil alkohol 70% yang bisa digunakan untuk cuci tangan jika diperlukan. Oh ya, tentunya juga jaga jarak sesuai dengan petunjuk di dalam bus.
Saya juga berusaha untuk tidak menyentuh masker dan muka sebelum tiba di kantor dan cuci tangan. (Eh, ini agak susah ya, soalnya kadang-kadang ada rambut yang masuk ke mata atau ada bagian muka yang tiba-tiba gatal.) Untuk rasa gatal, biasanya saya berkonsentrasi untuk tidak merasakan gatalnya. Kalau untuk rambut, ya apa boleh buat, harus menggunakan tangan untuk menyibakkan rambut. Tentunya sebelumnya semprot dulu jari-jari dengan alkohol.
Tapi masalah yang paling besar adalah kaca mata yang melorot, atau tiba-tiba berembun saat keluar dari dalam bus yang ber-AC. Yang begini ini nih yang menyebalkan. Untungnya, di gate halte BRT selalu ada sebotol hand sanitizer yang bisa dipakai untuk membersihkan tangan sebelum memperbaiki kaca mata. Kadang-kadang kehabisan, sih. Tapi umumnya ada isinya.
Membersihkan tangan dengan alkohol juga tidak boleh sering-sering, lho. Alkohol pada dasarnya juga merusak kulit. Tetap yang lebih benar adalah rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Itulah sebabnya, kini di beberapa halte BRT disediakan wastafel portabel, yaitu tempat cuci tangan yang mudah dipindahkan.
Terakhir saya melewati halte BRT Karet dan halte BRT Sarinah, wastafel portabel di kedua tempat ini sudah bisa digunakan; ada sabun dan ada air mengalir. Lumayan membantu orang yang waktu di dalam bus harus pegangan di tiang atau tempat berpegang yang sudah disentuh ratusan orang dalam sehari.
Tentunya, cuci tangan di tempat umum seperti ini ada triknya. Yang jelas, saya selalu mengambil sedikit sabun, lalu membuka sedikit kran guna membasahi tangan. Lalu tutup kran dengan tangan yang bersabun. Ada tujuannya, lho. Satu, hemat air. Dua, sekalian menyabun kran supaya kalau ada kuman dan virus sekalian mati.
Gosok tangan sesuai dengan petunjuknya (ada di depan wastafel) selama 20 detik, lalu buka kran dan bilas tangan di air mengalir. Jangan lupa siram kran supaya sabunnya terbilas. Setelah tangan bersih, kita bisa menutup kran dengan tenang, karena kran sudah dibersihkan dengan sabun. Untuk mengeringkan tangan, kadang-kadang tersedia tissue. Tapi kalau tidak ada tissue, jangan khawatir. Menggosokkan tangan 20 kali dengan cepat juga bisa membantu mengeringkan tangan. (Ini sering saya lakukan juga.)
Apakah sabun cuci tangan efektif membersihkan virus di kran? Hmm ... menurut saya, semua yang melarutkan lemak bisa membantu mengurangi kuman dan virus. Tapi untuk pastinya, ya harus tanya ke ahlinya. Saya sih cuma merasa lebih aman kalau menyabuni kran dan membilasnya sekalian cuci tangan. Sabun nggak usah banyak-banyak, lho. Sedikit saja cukup untuk seluruh tangan.
Oh ya, saya juga melihat ada wastafel portabel di halte bus (biasa) di pinggiran Jl. Jend. Sudirman, lho. Dan sepanjang pengamatan saya, yang cuci tangan di sini banyak. Tidak hanya pegawai kantoran yang lewat, ada juga bapak-bapak penjual asongan yang sempat terlihat cuci tangan di sini. Ternyata, ketika ada fasilitasnya, orang-orang lebih tergerak untuk mencuci tangan.
Buat yang terpaksa masih harus berangkat ke kantor di Jakarta, terutama di sekitaran Jl. MH. Thamrin dan Jl. Jend. Sudirman dan naik bus Transjakarta, adanya wastafel portabel ini bisa membantu kita untuk membersihkan tangan setelah keluar dari bus. Tentunya, sebagai pengguna bus Transjakarta, kita juga harus menjaga fasilitas umum ini. Contohnya, tidak merusak wastafel, mengambil sabun secukupnya, dan menggunakan air secukupnya. Jangan sampai, tiba-tiba botol sabun hilang atau kran rusak. Sayang, kan. Padahal sekarang cuci tangan menjadi salah satu kebutuhan orang-orang yang harus bepergian dengan kendaraan umum.
Yuk, mari kita rajin cuci tangan!

20 Komentar:

  1. Memang harus sering-sering cuci tangan di tengah pandemi Covid-19 ini. Salam kenal.

    BalasHapus
  2. Iya tuuu, ada fasilitas gini ya dipake, dan DIRAWAT. Minimal dengan ndak ikut ngerusak. Masak cuma mau make doang. Haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Katanya ada yang tiba-tiba botol sabunnya raib. Nah tuh, yang seperti itu yang bikin bete.

      Hapus
  3. Bagus juga tuh fasilitasnya, semoga bisa tersedia di semua tempat umum agar bisa memutus mata rantai penyebaran virus ini.

    BalasHapus
  4. Hadeh iya utk gak pegang wajah ini susah bingits... apalagi kalau lagi gatel...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul! Makanya wastafel portabel begini cukup membantu.

      Hapus
  5. Ada baiknya tetap cuci tangan sesering mungkin, kak ..

    Entah itu benar ampuh ngganya membunuh kuman, yang penting sering cuci tangan saja buat nambah sugesti diri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jelas, cuci tangan bisa mengurangi jumlah virus dan kuman di tangan, walaupun tidak menghilangkan 100%.

      Hapus
  6. puluhan tahun lalu membayangkan tahun 2020 seperti era star wars. Ternyata kita baru diajarin cara cuci tangan :)

    BalasHapus
  7. Sekarang pokoknya semua tempat ada fasilitas wastafel untuk cuci tangan yak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling tidak, orang yang mejadi lebih sering cuci tangan di tempat umum.

      Hapus
  8. Keren ya fasilitasnya.. coba seluruh Indonesia ada fasilitas beginian...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha ... mahal di proses pengisian airnya, sih. Air mengalir itu nggak murah, lho.

      Hapus
  9. bagus bangt ini mba, jadi menumbuhkan kesadaran masyarakat utk bsa jaga kebersihan.

    BalasHapus
  10. Hidup serasa tidak normal yah mba karena harus menjaga ini itu dengan segala pembatasannya. Semoga wabah ini cepat teratasi dan kita semua tetap sehat. Udah bosan juga di rumah terus hehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin! Semoga bisa segera jalan-jalan lagi, nih.

      Hapus