25 Juni 2022

 

Jalan-jalan di tanggal 22 Juni.

Tanggal 22 Juni 2022 dirayakan sebagai hari ulang tahun Jakarta yang ke-495. Kisah penentuan tanggal lahir kota Jakarta selalu diulang di berbagai media di sekitar tanggal 22 Juni setiap tahunnya, dan kontroversi dari serangan Pangeran Fatahillah ke Sunda Kelapa selalu dimunculkan menjelang perayaan ini. Akan tetapi, bagi mayoritas orang yang tinggal di Jakarta, sebetulnya yang penting adalah adanya alasan untuk merayakan kebersamaan dengan orang lain, baik keluarga, teman, atau orang asing yang berbondong-bondong menonton suatu hiburan. Soal penentuan tanggalnya, diserahkan kepada para ahli sejarah saja. Anggap saja ini hajatan warga Jakarta bersama-sama, kebetulan tanggalnya di 22 Juni.

Sejak masa pandemi, praktis tidak ada kegiatan perayaan ulang tahun Jakarta yang meriah. Bagaimana mau meriah, semua orang hanya boleh #dirumahsaja. Pawai dan hiburan rakyat juga ditiadakan. Akan tetapi, di tahun 2022 ini, setelah Jakarta dinyatakan masuk PPKM Level 1, kegiatan sosial dan hiburan mulai muncul. Di bulan Juni 2022 ini, sudah kembali diadakan Car Free Day di sekitaran Sudirman Thamrin dan di beberapa tempat lagi. Pekan Raya Jakarta di Kemayoran juga diselenggarakan di bulan Juni – Juli ini.

Stasiun MRT Blok A.

Khusus di tanggal 22 Juni 2022 ini, ada satu lagi hiburan yang serentak diadakan di berbagai tempat, tanpa artis dan hidangan, namun dinikmati oleh banyak orang: Bus Transjakarta gratis, dan naik MRT serta LRT hanya bayar Rp 1,-. Kebetulan di tanggal 22 Juni kemarin saya ada keperluan dan perlu cuti, jadi saya juga berkesempatan untuk menikmati hiburan murah meriah ini.

Berhubung semua urusan sudah beres di siang hari, saya memutuskan untuk merasakan jalan-jalan keliling Jakarta dengan total biaya sebesar Rp 4,- saja. Tentunya di luar makan minum ya. Hahaha!

Berangkat dari rumah, pertama saya ke sekitaran Jl Jend Sudirman karena ada keperluan pribadi. Tentunya naik bus Transjakarta. Tap kartu Jaklingko BNI TapCash di gate masuk, dan tertera tulisan bahwa saldo dipotong Rp 0,- Bolehlah.

Selesai urusan dan makan siang, saya naik MRT untuk ke Stasiun Bundaran HI. Stasiun Bundaran HI adalah stasiun paling ujung utara, untuk saat ini. Saat ini pembangunan fase 2 MRT sudah berlangsung, dan nantinya ujung jalur MRT ini adalah daerah Kota.

Cukup kaget juga, di sekitar jam 12 siang, penumpang MRT banyak! Memang di jam istirahat ada saja pegawai kantoran yang memanfaatkan MRT untuk makan siang di tempat yang agak jauh dari kantor, tapi biasanya penumpang MRT tidak sebanyak ini. Mayoritas penumpang MRT siang ini adalah keluarga, terutama ibu-ibu dengan anak-anak kecil. Banyak sekali orang yang keluar kereta dan berkerumun di depan lift untuk naik ke atas, sehingga saya memilih untuk naik tangga biasa saja ke atas dan keluar. Tap kartu Jaklingko di gate keluar, dan tertulis bahwa saldo dipotong Rp 1,-. Saya lihat banyak yang keluar ke arah Bundaran HI. Hmm... sama dengan saya dong.

Antre bus listrik.

Karena sedang ada peremajaan halte BRT (halte busway) di beberapa titik di Sudirman – Thamrin, jadi ada beberapa bus Transjakarta yang memang ikut jalur mobil biasa dan mengambil penumpang di halte pinggir jalan (halte feeder atau halte non-BRT). Tentunya tujuannya adalah membantu penumpang mencapai halte BRT dan mengambil bus Transjakarta jarak jauh yang diinginkan.

Saat ada dua bus Transjakarta datang, yang mana dua-duanya bisa membawa penumpang dari Bundaran HI ke Monas, orang-orang memilih untuk berebut naik bus listrik dibandingkan dengan bus biasa. Ada satu penumpang yang berkata, “Aku maunya naik bus yang ini (sambil menunjuk bus listrik), nggak mau yang itu.” Memang bus listrik terlihat lebih menarik dengan warna bus oranye cerah, sementara bus Tranjakarta biasa ya... biru biasa saja. Tapi mungkin juga sih, orang-orang ingin mencoba naik bus listrik. Bus listrik termasuk armada baru yang banyak dipromosikan oleh PT Transjakarta di media sosial. Mungkin juga orang jadi penasaran.

Saya sih naik bus yang biasa, soalnya yang naik tidak terlalu banyak. Salah seorang penumpang bertanya ke petugas, di mana bisa ambil bus ke PRJ. Ooo ... mungkin juga orang-orang berbondong-bondong ke PRJ. Salah satu jalur bus Transjakarta yang dapat mengantar ke PRJ memang berangkat dari halte BRT Monas. Sepertinya lumayan banyak yang berminat ke PRJ hari ini. Saya tap in di pintu depan bus, dan melihat saldo kartu saya dipotong Rp 0,-.

Di tengah jalan, tepatnya di dekat Sarinah, satu bus Transjakarta koridor reguler (Koridor 1 Blok M – Kota yang tidak ambil penumpang di pinggir jalan) melewati bus kami dengan kondisi penuh penumpang. Penuh banget seperti jam pulang kantor. Sopir bus kami berkata, “Wah, yang dari Blok M saja penuh begitu!” dan langsung dibalas oleh petugas yang jaga, “Iyalah, gratis!”

Bus saya mengantar saya hingga di halte BRT Monumen Nasional alias Monas. Tentunya saya tidak perlu tap kartu lagi. Cukup menunggu bus yang menuju Pulo Gadung. Di tempat antrean bus menuju PRJ, banyak calon penumpang mengantre, sampai-sampai beberapa di antaranya duduk di lantai. Mungkin busnya lama.

Dapat hadiah di Stasiun LRT Boulevard Utara.

Gate di jembatan penghubung Stasiun LRT Velodrome
dengan Halte BRT Pemuda Rawamangun.

Halte BRT (busway) Pemuda Rawamangun, dilihat dari jembatan penghubung.

Jurusan Pulo Gadung malah tidak terlalu ramai. Sampai di sekitaran halte Rumah Sakit Islam, saya malah dapat tempat duduk. Padahal kalau jam pulang kantor, koridor ini ramai penumpang. Saya turun di halte Pulomas, dan langsung jalan kaki sekitar 10 menit menuju stasiun LRT Pulomas. Nggak ada jembatan penghubungnya, ya. Kita harus keluar dari halte bus, jalan kaki di pinggir jalan, baru kemudian kita bisa masuk ke pintu masuk stasiun LRT. Tapi jaraknya memang tidak jauh.

Dari stasiun LRT Pulomas, saya ke stasiun LRT Boulevard Utara dan mampir sebentar ke Mal Kelapa Gading. Lumayan, minum dulu. Dari sini saya lalu lanjut ke stasiun LRT Velodrome. Waktu saya masuk ke stasiun LRT Boulevard Utara untuk ambil kereta arah Velodrome, saya dicegat oleh petugas dan dapat hadiah perayaan ulang tahun Jakarta berupa gantungan kunci berbentuk ondel-ondel. Wah, boleh juga nih. Harga naik LRT ke Boulevard Utara Rp 1,-, tapi pas tap out dari stasiun LRT Velodrome, saldonya terpotong Rp 2,-. Hmm ... apakah ini karena saya udah bolak-balik gratisan, jadi harganya dinaikkan satu rupiah?

Stasiun LRT Velodrome terhubung dengan halte BRT Pemuda Rawamangun melalui jembatan penghubung. Jembatan ini membawa kita langsung ke halte tanpa perlu berjalan kaki di pinggir jalan atau melewati perempatan yang sering ramai itu. Setelah jembatan ini beroperasi cukup lama, akhirnya saya berkesempatan untuk melewati jembatan penghubung ini. Jembatannya lumayan panjang ya, tapi menurut saya tetap kalah panjang dengan jembatan penghubung halte BRT Bendungan Hilir ke halte BRT Semanggi di Jl Jend Sudirman.

Sampai halte Pemuda Rawamangun, saya cukup menunggu sebentar untuk dapat bus jurusan Tosari. Dan setelah naik bus ini, dengan tambahan transit, saya pulang ke rumah.

Total biaya transportasi keliling Jakarta kali ini adalah Rp 4,-. Dan jarak tempuhnya lumayan lho, dari rumah di bilangan Jakarta Selatan, ke sekitaran Jl Jend Sudirman, terus lanjut sampai Kelapa Gading. Menurut GoogleMaps, jarak tempuh perjalanan saya hari itu total sejauh 17,4 mil, atau sekitar 28 km. Kalau di hari biasa, menurut perhitungan saya, perjalanan yang sama akan menghabiskan biaya sebesar Rp 23.500,- Itu termasuk naik bus Transjakarta, naik kereta MRT, dan naik kereta LRT. Kalau nanti tarif integrasi MRT, LRT, dan Transjakarta berlaku, nggak tahu juga jadinya biaya totalnya berapa. Soalnya perjalanan saya kan pakai mampir-mampir ke beberapa tempat. Mana belum jelas juga skema integrasi tarif itu bagaimana.

Jadi, bersama dengan banyak orang di Jakarta, saya merayakan tanggal 22 Juni dengan menikmati tarif transportasi umum super murah. Semoga saja kedepannya transportasi umum di Jakarta semakin baik dan semakin membantu mobilitas masyarakat.


Menunggu kapan jalur LRT di Kuningan beroperasi.

2 Komentar:

  1. Gimana caranya dapat info Transjakarta gratis ya?

    BalasHapus