12 November 2022

Candi Mendut terlihat dari luar pagar.

Candi Mendut terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Letaknya sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur. Candi ini merupakan dari kompleks cagar budaya Borobudur, yang terdiri dari tiga candi, yaitu Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur.

Sama seperti Candi Borobudur, saat ini Candi Mendut juga tidak dapat dinaiki karena sedang dalam masa perawatan. Jadi pengunjung hanya bisa menikmati candi ini dengan cara mengitari candi dan mengagumi ukiran-ukiran yang ada di tembok luar candi. Akan tetapi, karena area halamannya cukup luas dan ada pohon yang memberikan keteduhan, selain itu juga karena pengunjungnya sedikit, berjalan-jalan dan istirahat di sekitaran candi ini lebih menyenangkan hati dibandingkan di Candi Borobudur yang ramai banget dan cenderung berisik.

Untuk masuk ke areal candi, pengunjung cukup membayar Rp 10.000,- per kepala. Tapi sebetulnya, kalau cuma mau lihat candinya dari luar pagar juga bisa sih, bahkan candi ini terlihat juga dari jalan. Tapi kalau bukan kita pengunjung, siapa lagi yang turut menjadi donatur yang membayar biaya perawatan candi (termasuk para petugas yang menjaga dan membersihkan areal tamannya)? Jadi tidak ada salahnya juga untuk masuk ke dalam areal candi. Toh, dengan demikian kita bisa melihat lebih dekat relief di tembol luar candi.

Kaki candi dengan relief yang juga cantik.

Salah satu relief yang dapat dilihat dari dekat.

Karena tidak bisa melihat bagian dalam candi, maka waktu datang kemari, saya hanya berjalan mengitari candinya saja. Di bagian kakinya juga ada relief-relief yang indah yang bisa dinikmati dari dekat. Konon panel-panel tersebut menggambarkan cerita atau ajaran tertentu. Tapi saya tidak tahu ceritanya apa. Jadi saya cuma menebak-nebak saja masing-masing panel menggambarkan apa.

Dulu banget, saya pernah berkunjung ke Candi Mendut dan masuk ke ruangan bagian dalam serta melihat patung Buddha berukuran sangat besar di dalamnya. Seingat saya ketika saya datang di tahun itu, di dalam ruangan ini masih ada sesajen dari penduduk setempat. Tidak tahu apakah sekarang masih ada yang memberikan sesajen mengingat pengunjung sudah tidak boleh masuk ke dalam candi lagi.

Di tembok bagian atas candi terdapat panel raksasa yang menampilkan ukiran indah, yang mungkin menggambarkan sang Buddha dalam suatu kisah rakyat tertentu. Karena panel ini besar, keindahannya justru lebih bisa dinikmati ketika berjalan agak menjauh dari candi. Kalau kita di atasnya, mungkin sulit melihat gambaran utuhnya.

Duduk-duduk di taman candi Mendut.

Di bawah pohon, saya melihat beberapa keluarga duduk-duduk di atas rumput sementara anak-anak mereka berlarian kesana-kemari. Memang, karena tempat ini lebih sepi, suasananya lebih menyenangkan. Ada kursi di pinggiran taman, dimana saya duduk-duduk sambil melihat ke arah candi dengan santai. Waktu serasa berhenti di sini.

Di bagian belakang taman, terdapat tumpukan batu-batu bekas reruntuhan candi yang ditumpuk-tumpuk begitu saja. Mungkin karena terlalu berantakan, tidak ketahuan lagi susunannya bagaimana. Beberapa batu di sini terlihat sudah lapuk dimakan jaman. Tapi tetap saja melihat sisa-sisa reruntuhan ini, kita bisa membayangkan betapa terampilnya para pengerajin batu di jaman dahulu itu.

Di dekat candi, terdapat sebuat wihara. Walaupun wihara sebenarnya adalah area privat, tapi tempat ini terbuka untuk umum. Katanya ada program meditasi untuk umum di sini di pagi hari, tapi saya tidak tahu jadwalnya. Yang jelas, jalan-jalan di sini sudah cukup menenangkan jiwa, nggak perlu pakai meditasi segala.

Salah satu sudut di taman Wihara Mendut.

Di taman wihara ini, kemanapun kita memandang, kita bisa melihat patung Buddha. Bahkan di beberapa bangunan, pintunya dibuka sehingga kita bisa melihat patung-patung Buddha yang disiram cahaya warna-warna tertentu. Di sini tidak ada tempat duduk karena memang bukan taman tempat duduk-duduk, tapi kita bisa jalan-jalan dan melihati berbagai patung yang indah. Di sini ada patung Buddha berbaring yang corak pahatannya seperti corak Thailand. Terus ada juga beberapa patung lain yang idnah, seperti manusia bersayap dan berkaki burung, atau manusia bersayap seperti malaikat. Cocok banget jalan kaki di sini pagi-pagi.

Candi Mendut memang kecil, tapi bukan berarti bisa diabaikan oleh wisatawan. Bahkan, menurut saya, dibandingkan mengunjungi Candi Borobudur yang ramai dan berisik, berkunjung ke Candi Mendut lebih membuat hati tenang dan terasa liburan beneran. Apalagi kalau sekalian mampir ke wihara Mendut, lumayan bisa melihat tanaman hijau yang terawat dan menyegarkan.

Kalau suatu saat jalan-jalan ke area Magelang dan berencana ke Candi Borobudur, jangan lupa mampir ke Candi Mendut. Walau kecil, candi ini juga dapat memberikan pengalaman tambahan yang menyenangkan di liburan kita.

Reruntuhan di area taman Candi Mendut. 

0 Komentar:

Posting Komentar