17 Desember 2022

Jalan-jalan lagi?

Mau jalan-jalan dengan cara terserah aku dan nggak perlu ribet nyocokin jadwal banyak orang, ya jalan sendiri aja. Enaknya solo travelling, mau pergi ke mana, mau berhenti lama di mana, ya terserah kita sendiri.

Aku pernah solo travelling, menginap di Osaka empat hari tiga malam. Menurut rencana awal, hari pertama ke Nara, hari kedua ke Kyoto, hari ketiga keliling Osaka, dan hari terakhir siap-siap buat berangkat ke Tokyo karena keretanya jam 2 siang. Tapi, di hari kedua, ketika sedang muter-muter di kuil Kiyomizudera, aku sempat mendengar seorang turis Indonesia komplain, karena paket tur dia (yang menginap di Osaka) hanya memberikan satu hari untuk keliling Kyoto, sementara hari lainnya ke Nara, keliling Osaka, lalu lanjut Tokyo.

“Padahal kuil yang bagus-bagus adanya di Kyoto ...” begitu aku dengar dia bilang. Nah, kalau kita sudah pernah cari tahu di internet perihal kuil-kuil terkenal dan tempat wisata di Jepang, omongan mbak-mbak itu sangat tepat!

Langsung saja saat itu juga aku memutuskan untuk menambah waktu jalan-jalan aku di Kyoto menjadi dua hari, dan malam itu juga aku browsing semua jalur kereta dan bus di Kyoto untuk atur jadwal perjalanan besok. Jadwal keliling Osaka langsung digeser ke hari terakhir dan hanya untuk lokasi paling terkenal saja. Mumpung jalan-jalan sendiri, nggak ikutan tur, mau pergi ke mana saja, ya terserah aku.

Kalau jalannya ramean, nggak mungkin aku bisa ganti-ganti itinerary seenak jidat begitu. Aku nggak bakalan punya waktu tambahan di Kyoto, dan melihat kuil Kinkakuji (Golden Pavilion Temple) yang seluruh dindingnya disepuh emas atau jalan keliling Nijo Castle yang dulunya adalah salah satu tempat tinggal dari Tokugawa Ieyasu, seorang tokoh yang sangat berpengaruh di sejarah Jepang.

Kuil Kinkakuji di pagi hari. Bersyukur banget bisa ambil foto cantik seperti di kalender begini.

Tentunya, karena itinerary disusun buru-buru, ada saja kejadian di hari itu. Setelah keluar dari area Kinkakuji, aku menunggu bus di halte karena mau pergi ke Ginkakuji yang lokasinya agak jauh. Eh, ada bapak-bapak setempat yang tanya, mau pergi ke mana. Aku jawab kalau aku mau pergi ke Ginkakuji. Tiba-tiba dia menunjuk sebuah bus yang lewat di seberang jalan dan bilang, “Itu bisnya!” Langsung aku teriak, “Arigatou gozaimasu!” sambil lari menyeberang jalan. Untung jalanan sedang sepi pagi itu. Aku lari-lari ke halte di seberang jalan dan naik bus yang dimaksud.

Sore harinya, nih. Selesai keliling Nijo Castle, aku mau balik ke Osaka. Artinya aku harus pergi ke JR Kyoto Station. Berdasarkan hasil browsing, jaraknya nggak jauh. Tapi kalau jalan kaki takutnya kelamaan. Aku pun menunggu bus di halte. Tapi ... di Jepang, beda perusahaan pengelola, beda halte busnya. Di sepanjang jalan itu berjajar-jajar halte milik perusahaan bus yang berbeda-beda dan aku sempat bingung halte mana miliknya perusahaan bus yang mana. Waktu busnya datang, aku sedang ada di halte yang salah! Terpaksa browsing ulang cara pergi ke JR Kyoto Station, dan akhirnya aku ambil sembarang bus yang menuju ke stasiun JR lain, baru deh dari situ naik kereta ke JR Kyoto Station. Habis waktu satu setengah jam, padahal kalau jalan kaki 40 menit juga sampai!

Walau penuh suka duka, kalau ada kesempatan lagi, pengin juga jalan-jalan solo travelling lagi. Tapi maunya ke negara lain. Kalau dapat rejeki, bolehlah pergi ke Australia, tepatnya ke Sydney. Kayaknya seru banget kalau bisa foto di depan Sydney Opera House yang iconic banget itu!

Kayaknya nggak perlu lama-lama di Sydney. Empat hari tiga malam cukup kali ya. Hari pertama kan baru datang dari Indonesia tuh. Pagi sampai bandara, proses imigrasi, terus ke Sydney naik kereta. Masih siang kan, pasti belum boleh check in. Jadi, mampir ke hotel buat taruh koper di resepsionis aja. Makan siang di dekat hotel, terus lanjut foto-foto ke sekitaran Sydney Opera House (biar bisa langsung posting di Instagram). Dari situ, jalan-jalan santai di Royal Botanic Garden. Itu kan dekat banget. Pokoknya hari pertama perginya ke tempat gratisan aja. Habis itu, balik hotel buat check in. Jalan-jalan di sekitar hotel buat makan malam, terus istirahat. Hari pertama harus istirahat bener karena tiga hari selanjutnya akan jalan kaki dan naik kendaraan umum ke mana-mana.

Jalan kaki dan naik transportasi umum? Iya, Kak. Soalnya sewa mobil mahal. Apalagi taksi. Kan ini jalan sendiri, nggak bisa sharing biaya. Makanya pas sampai bandara mesti beli Opal Card dulu dan pakai paket harian supaya nggak repot ke mana-mana. Dan tentunya, semua lokasi kunjungan dalam sehari harus diatur supaya masih bisa dijangkau dengan jalan kaki atau bus kota dari satu tempat ke tempat lainnya.

Hari kedua bakalan jalan kaki seharian. Pagi-pagi jalan menembus Hyde Park, terus jalan kaki ke arah Sydney Harbour Bridge. Sambil jalan, bisa mampir ke Sidney Tower Eye atau Museum of Sidney, dan makan siang di sekitaran The Rocks. Kalau waktunya cocok, ikutan The Rocks walking tours. (Yang penting nggak mau ikutan ghost tour di daerah sini!) Sore baru jalan kaki melintasi Sydney Harbour Bridge. Nah, sampai di seberang, wajib foto-foto juga dengan latar belakang Sydney Opera House di seberang sana. Balik ke arah hotel sambil cari makan malam.

Hari ketiga naik kereta, terus nyambung bus ke Bondi Beach. Bondi Beach terkenal banget buat turis, dan konon pantainya cantik. Jadi rasanya wajib nih, ke sini. Selain itu, dari Bondi Beach bisa juga lanjut ke pantai-pantai lain yang nggak kalah menarik di dekatnya.

Alamat boros deh, di hari ini! Jalan kaki di sepanjang pantai, pasti bakalan pengin melipir ke tempat jualan minuman di dekat pantai. Terus, bisa tergoda beli barang di kios-kios seni di dekat situ. Eh, tapi mungkin bisa dapat oleh-oleh yang lucu kali ya? Makan siang di sekitaran pantai, pastinya juga harganya lumayan. Tapi kapan lagi kan ya? Sore balik ke kota Sidney, turun di Central Station. Jalan kaki lewat Goods Line Walk ke Chinatown. Cari makan malam murah di situ aja. Terus jalan ke Darling Harbour dan lihat-lihat suasana. Kalau sudah puas, balik ke hotel.

Hari keempat, nggak usah aneh-aneh. Cukup pagi-pagi muter-muter di sekitar hotel aja. Nyobain minuman kaleng atau snack lucu di lapak terdekat. Terus siap-siap berangkat ke bandara. Pesawatnya siang hari, jadi nggak boleh telat ke bandara. Yang penting sampai bandara, lewat imigrasi, duduk manis dan tunggu pesawatnya.

Keren nggak sih, kalau bisa foto-foto dengan latar belakang Sydney Opera House?
By Bernard Spragg. NZ from Christchurch, New Zealand - Sydney Australia., CC0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=70521604

Kenapa pengin ke Sydney? Yang jelas, aku belum pernah ke Australia, jadi pengin dong ke sana. Terus, penginnya foto-foto di depan Sydney Opera House, karena hampir semua iklan wisata dan artikel tentang Australia pasti mencantumkan fotonya. (Sebetulnya fotonya Uluru atau Ayers Rock juga sih, tapi karena lokasinya terpencil dan paket turnya pasti mahal, aku skip saja.) Aku juga penasaran dengan area The Rocks karena tempat ini adalah daerah bersejarah bagi kota Sydney. Saat orang-orang Inggris pertama kali tiba di Australia, mereka menetap di sini.

Ada alasan tambahan untuk berkunjung ke Sydney. Di Sydney ada banyak pilihan hostel backpacker murah. Pilihan makan yang harganya masih masuk akal juga ada. Bisalah, siang-malam makan kebab atau burger. Oh ya, cari makanan halal di Sydney katanya juga nggak susah lho. Untuk tambahan, buat transportasi traveling cara aku begini, Sydney punya Opal Card yang membantu banget kalau kemana-mana pakai kendaraan umum.

Jalan-jalan sendiri itu seru, tapi tentunya traveling cara aku bukan jalan-jalan seenaknya. Kalau jalan ramean, kita bisa saling bantu kalau ada masalah. Tapi kalau sendirian, semuanya harus diurus sendiri. Makanya semuanya harus dipersiapkan dari awal, dan untung ada Traveloka!

Pakai Traveloka App, aku bisa pesan tiket pesawat dan hotel di Sydney. Kalau pesawat, pasti pilih yang penerbangan langsung, jadi harga ya sesuai kondisi. Tapi buat hotel, berhubung sendirian, budget jadi pikiran juga. Menginap di hostel backpacker yang modelnya satu kamar ramean dengan orang lain (dormitory) juga nggak masalah. Yang penting koper selalu dikunci dan semua barang berharga dibawa di badan kemanapun termasuk ke kamar mandi. Di Traveloka, ada pilihan hotel backpacker di sekitaran Sydney CBD, jadi boleh juga nih buat dicoba.

Selain itu, untuk kenyamanan selama perjalanan, kita juga perlu mempersiapkan paket internet di handphone. Ketinggalan bus? Harus buka GoogleMaps? Harus pesan tiket atraksi secara online biar lebih murah? Daripada nebeng WiFi gratisan yang mungkin membuat handphone kita rentan hacker, aku lebih suka pakai paket roaming atau bawa pocket Wifi kalau jalan-jalan ke luar negeri. Tentunya, aku nggak perlu khawatir karena dua-duanya bisa didapatkan di Traveloka. Oh ya, aku nggak pernah beli SIM lokal karena menurutku lebih ribet. Tapi ada yang sukanya beli SIM Card lokal, dan Traveloka juga bisa menyediakannya.

Wah, jadi pengin cepet-cepet jalan-jalan lagi nih. Nggak sabar buat traveling bareng Traveloka. Kamu nggak pengin liburan seru suka-suka kamu juga? Yuk, rencanakan liburan di Traveloka sekarang! Apalagi kalau solo travelling dengan budget terbatas seperti aku, semuanya harus disiapkan dari jauh-jauh hari.

 

Catatan tambahan, nih. Kalau mau traveling murah sendirian seperti aku, wajib selalu sedia: botol air minum, tissue kering dan tissue basah, dan kantong plastik buat menyimpan sampah. Kan nggak pernah tahu kapan bisa ketemu tempat sampah. Selain itu, selalu sedia cookies di tas (bisa beli di dekat hotel) buat jaga-jaga kalau udah lapar tapi belum ketemu tempat makan yang harganya terjangkau.

Oh ya, ada satu hal penting. Sebelum berangkat harus cari tahu kualitas air kran di tempat tujuan, supaya bisa menentukan apakah perlu beli air botolan atau bisa minum air dari kran langsung. Kalau di Osaka, air kran bisa langsung diminum. Jadi aku suka isi botol air minum dari kran wastafel, dan nggak pernah ada masalah perut. Katanya di Sydney air kran juga aman (dan air botolan harganya mahal banget), jadi minum air kran kayaknya jadi pilihan yang tepat.

Mau liburan kayaknya ribet banget? Eh, di hidup ini nggak ada yang gampang. Dan kalau mau gampang, harganya nggak murah. Tapi tenang, ada banyak pilihan di hidup ini dan kamu bisa pilih apapun yang kamu mau – dengan konsekuensinya masing-masing. Jadi nggak usah khawatir. Ikutin suara hati dan jalani hidup dengan caramu #LifeYourWay. Dan untuk menjamin hasil yang terbaik, perencanaan juga penting. Makanya ada Traveloka buat bantu kamu merencanakan liburan yang paling berkesan. Yuk, kita jalan!

0 Komentar:

Posting Komentar