24 Desember 2022

Di dekat Yogyakarta International Airport, ada satu pantai yang cukup terkenal di kalangan wisatawan lokal, yaitu pantai Glagah. Pantai Glagah terletak di sebelah timur bandara internasional Yogyakarta, dan jaraknya cukup dekat. Sudah biasa pesawat terbang rendah lewat di atas pantai ini, dan hal ini menjadi salah satu atraksi tersendiri bagi para pengunjung.

Kami sekeluarga datang kemari karena jaraknya memang cukup dekat dari bandara. Jadi, sekalian jalan-jalan di sini setelah tiba di bandara. Oh ya, kami datang kemari dengan menyewa mobil sekaligus sopirnya. Jadi jangan tanya jalurnya lewat mana saja ya. Hanya saja, kemarin sopirnya pakai GoogleMaps dan cukup akurat juga. Kami melewati gerbang masuk, dan bayar tiket per pengunjung Rp 6.000,-

Tempat parkir untuk pantai ini lumayan luas juga. Dari tempat parkir kami berjalan menuju pantai. Di sebelah timur pantai terdapat sungai yang cukup besar, yaitu Kali Serang. Jadi, daerah ini sebenarnya adalah muara sungai. Di antara sungai dan area wisata, terdapat tanggul yang membatasi sampai ke arah pantai. Di samping tanggul inilah, berjajar warung-warung dan kios penjual makanan serta oleh-oleh. Tempat inilah daerah wisata yang disebut sebagai pantai Glagah.

Foto-foto di tetrapod di dekat tembok pemecah ombak.

Dari tempat parkir, kami cukup berjalan menyusuri tanggul. Kami lalu mengikuti jalan dan tiba di deretan kios-kios penjual camilan gorengan. Gorengan di sini bukan pisang goreng atau tempe goreng (walau ada sih, juga yang jual), melainkan wader goreng, udang goreng, undur-undur goreng, dan cumi goreng. Semuanya digoreng tepung. Ada juga yang menjual ikan goreng biasa. Penjual hasil laut goreng berjajar-jajar di sepanjang jalan. Yang sepertinya populer adalah undur-undur goreng yang dijual dengan nama crispy undur-undur. Katanya, inilah makanan khas penduduk di sepanjang pantai selatan Jawa. Waktu mencium bau ikan goreng dan hasil laut lainnya, tergoda sekali saya untuk membeli. Tapi waktu melihat produknya, dan menyadari betapa banyaknya minyak yang bersarang di “crispy”-nya itu, mundur teraturlah saya.

Selain penjual hasil laut, ada juga penjual pakaian, oleh-oleh lain, dan minuman. Ada juga yang menyediakan kolam buatan kecil untuk anak-anak yang ingin berenang. Kenapa perlu ada kolam buatan? Tentu saja karena pantai laut selatan ombaknya tinggi. Pantai Glagah termasuk pantai yang terkenal berombak besar. Makanya berenang di sini cukup berbahaya. Untuk anak-anak yang pengin main basah-basahan, ya kolam buatan ini jadi obatnya.

Setelah melewati deretan penjual, barulah kami tiba di pantainya. Di sebelah kiri kami adalah tembok pemecah ombak yang menjorok ke laut. Tembok pemecah ombak inilah tempat foto-foto yang sangat populer. Ombaknya cukup besar sehingga seringkali bagian ujungnya basah terkena cipratan ombak. Banyak yang suka foto-foto di sini waktu ombaknya cukup tinggi. Tapi kalau mau foto di sini, jangan lupa jaga jarak aman, ya. Obyek foto lain yang juga disukai di sini adalah tetrapod yang berada di sekitar tembok. Ternyata tetrapod itu besar banget! Saya baru tahu di sini.

Hal lain yang saya lihat di sini juga, adalah orang-orang yang duduk di atas tetrapod dan memancing. Ternyata, pantai Glagah juga merupakan tempat wisata memancing yang populer. Ada yang bela-belain datang kemari untuk mencoba sensasi memancing di atas tetrapod di sepanjang tembok pemecah ombak. Buat yang lebih suka zona aman, bisa memilih memancing di tepi kali yang terletak di sebelah timur pantai.

Pantai berpasir.

Nah, kalau keluar dari deretan kios penjual, di sebelah kanan akan terlihat pantai datar yang luas dengan pasir berwarna abu-abu seperti pasir bangunan. Di sini ada deretan payung pantai dengan tikar di bawahnya, tempat orang bisa duduk-duduk sambil menikmati makanan dan minuman. Mungkin kalau sore hari, asyik juga duduk-duduk sambil menikmati pemandangan pantai dengan ombak yang tinggi. Karena waktu kami datang adalah siang hari, panas banget, nggak ada yang mau duduk-duduk di pantai.

Di pantai ini ada persewaan ATV buat muter-muter di pantai yang lumayan panjang ini. Ada juga sih yang berseliweran pakai motor, tapi pengendaranya saya lihat berseragam semua. J Tapi kalau mau jalan kaki juga boleh. Kalau menurut GoogleMaps, sekali perjalanan dari ujung ke ujung bisa sekitar 15-20 menit.

Oh ya, di sampingnya deretan penjual gorengan laut, ada laguna tempat orang bisa berperahu atau naik sepeda air berbentuk bebek. Laguna ini airnya tenang. Dari gaya-gayanya, sepertinya ini penampung air kalau banjir. Daerah sini emang gampang banjir. Pasang laut bisa tinggi dan masuk sampai jauh. Tak heran di dekat tempat parkir juga ada tumpukan tetrapod mini yang kayaknya juga berfungsi untuk mengalihkan banjir dari perumahan penduduk.

Pantai Glagah terletak di Kabupaten Kulon Progo, dan termasuk wilayah yang dikembangkan dalam rangka pengembangan area pendukung Bandara Internasional Yogyakarta. Tak heran, ada banyak sajian kuliner, spot foto, dan aktivitas seru yang bisa didapatkan di sini. Sepertinya kedepannya akan ada banyak pengembangan wisata lain di sekitar sini. Mungkin kalau saya ke pantai Glagah lagi tahun depan, bakalan ada banyak perubahan di sini.

2 Komentar:

  1. Kalau pantai di gunung kidul lumayan sering saya kunjungi dulu mbak, kebetulan dulu kuliah di jogja. Tetapi pantai di kulonprogo malah belum pernah.. Jadi kepengin ke jogja lagi..
    hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang jadi punya alasan untuk pergi ke Jogja lagi kan... Hahaha.

      Hapus