23 Juni 2014



Perayaan ulang tahun Jakarta yang ke-487 ini bisa dikatakan meriah. Dari hari Sabtu malam, 21 Juni 2014, sampai dengan Minggu malam, 22 Juni 2014, ada banyak acara yang seru! Pusat seluruh kegiatan ulang tahun Jakarta ada di Jl. M.H. Thamrin, mulai dari Monas sampai Bundaran HI. Sebagai warga Jakarta, tentunya saya juga turut memeriahkan pesta ulang tahun ini dengan datang sebagai pengunjung. Ini dia kisahnya.

Kapan lagi, jalan di tengah Sudirman di malam hari sambil nyamil siomay?
Menurut informasi yang ada di media, mulai jam 18:00 area Sudirman – Thamrin ditutup. Dan ... mulai jam 18:00 busway gratis. Untuk “menguji” kebenaran berita ini, maka sebelum jam enam sore saya sudah sampai di Semanggi Plaza, siap-siap menuju Monas. Begitu jam di hape menunjukkan pukul enam sore, saya melangkah menuju ke halte busway Bendungan Hilir. Saat saya mulai berjalan, polisi sedang mulai menutup jalan dari kendaraan – dengan memarkirkan mobil polisi secara melintang di jalur cepat dan mengarahkan mobil dan sepeda motor untuk memasuki jalur lambat. Dalam hati, beruntung juga kalau naik Transjakarta, tidak ikut bermacet-macet ria di jalur lambat. Tapi begitu sampai di loket halte busway ...

Pengumuman di loket halte busway.
Busway cuma beroperasi sampai halte Karet. Yah, kalau itu sih nggak ngefek! Maka saya memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju ke Monas.

Karena saya mulai berjalan tepat sesudah polisi menutup jalan, maka saya bisa berlenggang kangkung di tengah jalan bahkan tanpa perlu berkelit menghindar dari pejalan kaki dan pengendara sepeda lain. Jalanan serasa milik sendiri! Cuma ada satu orang bapak-bapak yang juga berjalan di situ, dan dia masih sempat-sempatnya minta tolong difotoin pakai hapenya, katanya, “Mumpung masih sepi, Mbak.” Halah ...

Yang sedang berjalan di depan itu sempat minta difotoin ...  >_<
Di trotoar jalur lambat, berbaris pedagang kaki lima, menarik gerobak dan mengangkat barang dagangan, bergerak menuju ke arah Bundaran HI. Walau membawa barang dagangan, mereka berjalan lebih cepat dari saya, loh. Sementara itu, di jalur busway petugas dari Transjakarta sudah bersiap untuk patroli dengan menggunakan sepeda.

Pasukan sepeda bersiap mengamankan jalan.
Sampai di daerah landmark, dekat BNI City, kendaraan yang ada di jalur lambat dibelokkan untuk keluar Sudirman. Belasan polisi ada di situ untuk memastikan tidak ada kendaraan (terutama sepeda motor) yang bisa lolos dan memasuki Jalan Sudirman. Salah satu polwan berteriak-teriak dengan pengeras suara, mengumumkan kepada pengendara kendaraan bahwa Jalan Sudirman Thamrin ditutup, sekaligus menginformasikan jalan-jalan alternatif yang tersedia.

Salah satu panggung di Bundaran HI.
Lumayan juga satu jam berjalan kaki dari Semanggi ke Bundaran HI. Di area Bundaran HI sudah mulai banyak orang berkerumun. Panggung sudah mulai hidup, diisi dengan artis-artis dan juga para MC yang cerewet. Pedagang kaki lima sudah mulai menggelar dagangan mulai dari patung Sudirman. Semakin ke arah Bundaran HI, semakin banyak pedagang. Saya mampir sebentar ke Grand Indonesia untuk bertemu dengan teman-teman. Lalu kami mulai berjalan bersama ke arah Monas.

Jumlah total panggung di acara Jakarta Night Festival (JNF) ini ada sembilan. Dua di areal Bundaran HI, enam di sepanjang jalan Thamrin, dan satu di pelataran Monas. Ada panggung dangdut, ada panggung rock, ada panggung akustik tradisional, dan ada panggung betawi. Panggung yang ada di Monas adalah panggung artis ibukota (ini nama panggungnya yah) Phillips-RCTI. Sudah pasti panggung yang ada di Monas yang paling banyak penontonnya dan yang paling meriah, baik dari tata cahaya, dekor panggung, dan juga artis-artis yang tampil. Tapi panggung di jalan juga tidak kalah meriah.

Salah satu panggung dengan aksi penyanyi dangdut.
Salah satu panggung dengan pertunjukan lenong plus lomba karaoke jadul.
Salah satu panggung dengan tampilan group perkusi tradisional.
Panggung utama di pelataran Monas. Ini waktu yang main Sheila on 7.
Khusus di malam ulang tahun Jakarta ini, Transjakarta beroperasi sampai dengan jam 12 malam. Mengingat panggung selesai jam 11, wajarlah pemerintah membantu transportasi kepulangan para penonton. Hadeuh ... lima jam jalan kaki dan berdiri-berdiri untuk menonton panggung. Capek. Tapi yang penting, senang!

Pulang, pulang!

0 Komentar:

Posting Komentar