28 April 2018


Gerbang utama Benteng Vastenburg.
Judul di atas tidak berbohong. Saya memang hanya mampir di benteng ini karena benteng ini tidak dapat dimasuki.Gerbangnya dikunci. Jadi, saya memang hanya datang sebentar, tengok sana-sini, lalu pergi lagi untuk makan siang. Nah, apa itu Benteng Vastenburg sampai saya mau meluangkan waktu untuk ke situ?
Sebagai orang yang sempat dibesarkan di kota Solo, Benteng Vastenburg adalah bagian dari pemandangan sehari-hari. Jaman sekolah, saya sering mampir ke Kantor Pos Besar Solo untuk mengeposkan surat. Nah, kantor pos besar Solo letaknya persis di depan Benteng Vastenburg ini. Sejak kecil saya selalu penasaran dengan bangunan tua ini, tapi tidak pernah berkesempatan untuk mendekat.
Benteng Vastenburg cukup menarik perhatian karena letaknya persis di tengah kota. Posisinya di depan Keraton Kasunanan Surakarta. Sangat strategis. Di dekat benteng ini, terdapat Kantor Pos Besar Surakarta dan Bank Indonesia Surakarta. Pasar Gede, yang merupakan pusat perdagangan Kota Solo, juga berada cukup dekat dengan benteng ini. (Oh ya, jangan lupa ya, Solo adalah nama lain dari Surakarta.)
Patung sapi di sisi kiri dan kanan gerbang.
Seingat saya, waktu saya masih kecil, benteng ini dipakai untuk markas tentara. (Setelah melihat di Wikipedia, barulah saya sadar kalau itu dulu ... banget! Ketahuan deh kalau sudah tua. Hahaha!) Sejak tahun 90-an, benteng ini tidak digunakan lagi dan terbengkalai.
Menurut Wikipedia, Benteng Vastenburg adalah benteng milik tentara Belanda di abad ke-18. Benteng ini merupakan bagian dari serangkaian benteng yang dibangun dengan tujuan untuk menjaga stabilitas perdagangan di bawah kekuasaan Belanda. Benteng Vastenburg dibangun tepat di seberang Keraton, sehingga fungsinya antara lain juga untuk mencegah perlawanan rakyat yang mungkin timbul. Di jaman penjajahan Jepang, benteng ini dipakai sebagai pusat tentara Jepang di Surakarta. Setelah Indonesia merdeka, benteng ini dikuasai oleh tentara. Di tahun 1980-an, tempat ini menjadi tempat latihan Kostrad. Di tahun 1990-an, area benteng ini berpindah tangan ke pihak swasta sehingga benteng ini menjadi terbengkalai.
Sumur di halaman depan benteng. Konon sumur ini sudah ada sejak benteng ini masih berfungsi penuh.
Waktu saya masih kuliah, sempat ada gosip benteng ini akan dihancurkan untuk dijadikan hotel. Pernah juga ada gosip benteng ini mau dijadikan pusat perbelanjaan. Untungnya hal-hal ini tidak pernah terjadi. Sayang juga kalau bangunan bersejarah dihancurkan hanya untuk konsumerisme. Makanya, sebelum ada oknum yang menge-gol-kan penghancuran benteng ini, saya harus pernah melihatnya dari dekat.
Halaman depat benteng saat ini dijadikan tempat parkir bus untuk turis yang akan berkunjung ke keraton. Kebetulan memang tempat ini cukup luas. Pengunjung bank swasta yang ada di sebelah keraton juga bisa parkir di sini. Di halaman depan ini ada beberapa sumur yang konon masih ada airnya. Tapi saya nggak berminat mendekat, karena saya yakin lebih banyak sampah dari pada airnya.
Gerbang masuk Benteng Vastenburg terlihat sudah pernah direstorasi. Paling tidak catnya lebih putih dari pada bagian lain dari tembok benteng. Tapi, nampaknya pengecatan ulang ini sudah dilakukan lama sekali, karena gerbang ini juga nampak lusuh dan tidak terawat. Waktu saya datang, di tembok gerbang ini, ada bapak-bapak yang sedang istirahat.
Cuma bisa lihat ini doang dari luar benteng ...
Dari gerbang, saya mencoba mengintip ke dalam benteng. Bagian dalamnya nampak sepi. Hanya rumput yang terlihat tumbuh liar dan tak terawat. Yang nampak bahagia di dalam benteng adalah kambing-kambing yang dipelihara di sana. Entah masuk dari mana kambing-kambing itu.
Sebetulnya, sayang juga kalau bangunan bersejarah seperti Benteng Vastenburg hanya menjadi reruntuhan. Lebih sayang lagi kalau akhirnya dihancurkan untuk dibangun mall atau hotel. Mungkin sudah saatnya Pemerintah bisa lebih tegas lagi mengenai perlindungan bangunan bersejarah. Yah, kita lihat saja nanti ...

6 Komentar:

  1. Wah mantep ya mbak bisa wisata sejarah kayak gitu, kalau didaerah ane juga ada sih bangunan bangunan tua peninggalan sejarah gitu, cuma kayaknya kurang begitu diperhatikan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada banyak bangunan kuno dan mungkin bernilai sejarah tinggi. Tapi, ya ... siapa yang mau mengeluarkan uang untuk merawatnya?

      Hapus
  2. sayang banget bangunan bersejarah ini diabaikan gitu aja. ga ada yang rawat walau adanya di pusat kota.
    lama-lama benteng Vastenburg ini bisa hilang :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... masalahnya harta sih. Di dekat benteng ini ada satu bank swasta. Sebetulnya, tanah untuk bank ini seharusnya bagian dari kawasan benteng vastenburg. Cuma karena uang saja, pemilik bank yang lama bisa beli tanah di situ.

      Hapus
  3. keren nih bangunannya dan sangat bernilai sejarah sekali pastinya.
    seharusnya bangunan bangunan yang memiliki history seperti ini harus lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah yang nantinya dapat berguna untuk para generasi penerus bangsa ini agar dapat mengetahui sejarah bangsa ini

    BalasHapus