30 Juni 2018


Masih terkait dengan hari ulang tahun Jakarta, saya akan menuliskan pengalaman saya menggunakan salah satu moda transportasi terbaru di Jakarta, yaitu kereta Bandara Soekarno Hatta. Sebetulnya saya naik kereta ini di tanggal 22 April 2018 yang lalu, waktu saya berkunjung dari Solo. Tapi apa boleh buat, artikelnya baru ditulis sekarang. Hehehe ...
Jadi, sejak akhir tahun 2017, Bandara Soekarno Hatta sudah bisa diakses dengan menggunakan kereta. Bahkan, menurut informasi terakhir, trayek kereta bandara ini sudah sampai ke Stasiun Bekasi. Wah, semakin memudahkan warga untuk menuju ke bandara.
Kereta Bandara.
Berhubung ini bukan website resmi kereta bandara, jadi saya akan lebih bercerita tentang pengalaman pribadi saya naik kereta ini ya. Nggak pakai gosip apalagi fitnah. Paling ada pendapat pribadi atau unek-unek.
Nah, saya tiba di Terminal 2. Begitu keluar dari area Kedatangan, sudah langsung kelihatan tuh, stasiun Kalayang (atau lebih dikenal sebagai Skytrain). Bangunan yang terlihat menjadi satu dengan rel layang dengan tulisan T2 benar-besar ini adalah moda penghubung terminal-terminal yang ada di bandara dengan stasiun bandara. Oh ya, kalayang ini gratis ya.
Naik kalayang, kita akan turun di Stasiun Kereta Bandara. Jangan salah turun ya, soalnya kalau penumpangnya penuh dan berisik, informasi pemberhentian bisa tidak masuk telinga dan mata. Nah, di stasiun bandara inilah kita harus jalan kaki menuju area Keberangkatan. Tentunya dengan membeli tiket terlebih dahulu.
Stasiun Kalayang T2.
Sebetulnya, saya penasaran banget dengan mesin penjual tiket yang disediakan di salah satu sudut stasiun. Tapi apa daya, waktu saya sentuh layar komputernya, tidak ada reaksi sama sekali. Eh ... ternyata hari itu sistem penjualan tiketnya sedang offline. Ya sudah, saya pun mengantre di Customer Service yang langsung sigap beralih fungsi menjadi gerai penjualan tiket kereta bandara.
Selesai membeli tiket, saya memutuskan untuk menuju ke ruang tunggu. Ruang tunggunya asik banget lho. Sofa-sofa berwarna hijau yang menyegarkan mata disusun seperti balok mainan anak-anak. Yang lebih menyenangkan lagi adalah, ada kursi perorangan yang menempel di tembok, yang dilengkapi dengan colokan dan meja. Asik banget buat yang masih harus kerja pakai laptop waktu menunggu kereta. Yang penting jangan kelewatan jadwalnya saja.
Oh ya, seingat saya di gedung stasiun ini ada penjual makanan di lantai dua, tapi kalau nggak salah untuk take-away, deh. Lupa-lupa ingat nih. Jadi kalau mau naik kereta dan lapar, saran saya, makan di bandara saja dulu.
Antre tiket di Customer Service.
Nah, begitu kereta datang, para calon penumpang pun antre masuk ke area Keberangkatan. Tiket tidak menentukan tempat duduk, jadi siapa cepat dia dapat. Saya memilih duduk di dekat jendela supaya bisa melihat pemandangan. Kan saya belum pernah naik kereta bandara sebelumnya. Penasaran saja lewatnya mana saja.
Kereta bandara bisa dikatakan nyaman dan bersih. Mungkin karena relatif masih baru. Tempat duduknya cukup nyaman dan okeh, lah. Setelah duduk manis, saya pun tinggal tengok-tengok ke luar jendela untuk melihat pemandangan. Kalau mau tidur juga boleh, asal turunnya di stasiun paling akhir.
Kereta Bandara melewati Stasiun Batu Ceper, Stasiun Kali Deres, dan Stasiun Grogol. Pemandangan dari Stasiun Kereta Bandara sampai dengan Stasiun Grogol adalah pemandangan yang belum pernah saya lihat karena saya sendiri juga jarang main ke daerah sini. Tapi begitu sampai di Stasiun Duri, saya mulai mengenali bangunan-bangunan yang ada karena saya lumayan sering ke sekitaran Tanah Abang.
Stasiun BNI City.
Saya turun di Stasiun BNI City. Stasiun ini letaknya persis di seberang Stasiun Commuter Line Sudirman. Bahkan, sebetulnya dari stasiun BNI City ini kita bisa jalan kaki di pinggir rel kereta untuk masuk ke Stasiun Sudirman. Stasiun BNI City adalah stasiun yang hanya melayani kereta bandara. Stasiun yang nyempil di antara dua stasiun Commuter Line (Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman) ini memang didesain lebih mewah daripada stasiun kereta lain di Jakarta. Mungkin memang tujuannya untuk mengantar pengguna Bandara Soekarno Hatta langsung ke jantung ibukota di kawasan Sudirman-Thamrin.
Sampai saat saya tiba di Stasiun BNI City, gerai penjual makanan masih dapat dikatakan terbatas. Mungkin semakin lama akan semakin ramai, karena yang makan di sini semestinya bukan hanya pengguna kereta, namun juga pegawai di kantor-kantor yang berdekatan.
Dari Stasiun BNI City, kita bisa melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan dengan menggunakan taksi, transportasi online, Commuter Line, ataupun Transjakarta. Kalau mau naik Commuter Line, cukup jalan kaki di pinggir rel menuju ke Stasiun Sudirman. Aman kok, karena ada pembatasnya. Tapi kalau hujan tetap kena hujan karena tidak ada peneduh di sepanjang jalurnya. Kalau mau naik Transjakarta, di sini ada bus Transjakarta yang melayani Koridor 6P tujuan Kuningan (Halte Depkes) dan Koridor 8F tujuan Kebayoran Lama. Tapi saya belum pernah naik kedua koridor ini ya, jadi belum tahu rute pastinya.
Itulah pengalaman saya naik kereta bandara. Ada pengalaman yang lain?

**Update 3 Juli 2018: Untuk yang mau tahu lebih lanjut mengenai kereta bandara Soetta, bisa cek di websitenya di reservation.railink.co.id.

28 Komentar:

  1. Keren ya sekarang dari bandara udah ada layanan kereta, jadi memperingkas waktu buat menghindari kemacetan.

    Sama seperti aku juga,kak .. aku belum pernah nyoba naik kereta comuter line melewati stasiun Kali Deres dan stasiun Grogol.. , apa aku lupa ya udah pernah belum ngkewati jalurnya ...
    Rada lupa, maklum aku dulu di Jakarta sukanya kelayapan nyobain rute sana sini, baik naik kereta, bis,metromini juga kadang nyobain naik ojek sepeda onthel di area stasiun Kota .. karena penasaran,kak ..
    Hahahaa !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tinggal di Jakarta memang mendingan mengandalkan transportasi umum, soalnya jalanan macet parah. Kalau punya mobil, ongkos bensin dan parkir lumayan menguras kantong juga. (Ini kata teman-teman yang pakai mobil pribadi, ya.) Kalau sekarang ke Jakarta dan nyobain rute Transjakarta, seru juga lho. Soalnya, hampir tiap bulan, selalu ada saja rute baru.

      Hapus
    2. Yups, menurutku juga begitu kak .. lebih baik naik sarana transportasi umum saat berada di Jakarta.
      Fasilitas jalur khusus seperti busway dan kereta, akan mempercepat sampai tujuan.
      Kekurangannya cuma saat di jam-jam pulang pergi kerja ... waah padatnya penumpqng luar biasa, sampai-sampai berdesakan berebut memasuki bus/kereta.

      Hapus
  2. Pastinya jalan jalan yang menarik, murah dan bermanfaat untuk memuaskan rasa ingin tahu ya mbak. Aku juga jadi kepingin nyoba tapi harus ada yang nemani.. :)😊
    Tapi eh distasion BNI City penjual makanan sepi? ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tuh. Waktu saya ke sana sepi. Bulan April ya. Bahkan di beberapa tempat masih renovasi. Mungkin ntar pas Asian Games sudah ramai ya.

      Hapus
  3. Jika ditanya moda transportasi apa yang nyaman buat saya, maka jawaban saya adalah Kereta. Jika bepergian jauh, saya selalu pake kereta. Banyak cerita yang perlu dituliskan jika naik kereta.

    Saya mendengar kabar soal kereta Bandara ini. Syukurlah, moda transportasi publik kian dibenahi.

    dan rasanya, saya ingin naik kereta ituh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Pak. Boleh dicoba. Keretanya oke, lah. Dan yang penting, nggak kena macet.

      Hapus
  4. Saya belum pernah nyoba, jadi pengen juga mencoba pengalaman naik kreta bandara soekarno

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Boleh jadi alternatif kalau pas mau pergi ke/dari bandara Soetta.

      Hapus
  5. Kebetulan gue juga baru kemaren nih icip kereta bandara ke stasiun bekasi. Emang pewe, nyaman banget dah gitu ga pake macet pula. Cuma harga nya sih emang lebih mahal ketimbang Damri, tapiii, ga akan kena macet dan udah pasti on time. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal harga memang di atas yang lain sih. Tapi kalau dihitung dari segi waktu, masih oke juga. Masalah macet itu, lho, yang sering bikin sebal kalau ada perlu.

      Hapus
  6. belum nyobain kereta bandara karena akses ke tempat saya di Lenteng Agung/Depok lebih murah kalau pakai bus euy. hehehe
    tapi mungkin bisa dicoba juga suatu saat sedang berkeliaran di tengah kota sebelum menuju ke bandara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kereta nih paling cocok kalau orang mau ke bandara setelah meeting di sekitaran Sudirman-Thamrin. Tinggal geser saja ke Stasiun BNI City. Sepertinya memang dipersiapkan juga untuk Asian Games ya, karena wartawan dan orang lain yang berkepentingan mestinya banyak bolak-balik Senayan - Bandara dong.

      Hapus
  7. Saya ngiri sama kalian yang ada dijakarta, bisa merasakan dan menggunakan moda transportasi kereta. Sedangkan saya anak pulau belum pernah naik kereta sama sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi Mas Putu Eka mestinya sudah bolak-balik naik macam-macam jenis kapal kan. Pengalaman naik kapal saya masih bisa dihitung dengan jari lho.

      Hapus
  8. Moda transportasi yang bakalan menghindari macet ibu kota hehe

    BalasHapus
  9. Tiketnya berapaan? Naik kereta memang menyenangkan. Ga krasa ndut2an pas macet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Herga normalnya sih, untuk sekali jalan dari Bandara ke BNI City Rp 70.000,- Tapi waktu saya beli, kebetulan ada diskon 50%. Kalau mau reservasi, bisa cek di websitenya saja Mbak.

      Hapus
  10. Kereta ini jadi alternatif yang lumayan efisien ya ternyata hehe

    BalasHapus
  11. Makin 'cetar' aja ini mooda transportasi di Indonesia. Dari semua transportasi darat yang pernah saya coba, kereta api memang jadi transportasi favorit. Ya walaupun belum pernah nyoba kereta bandara, tapi kalau baca beberapa pengalaman di blog, kayaknya seru juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jelas sih, karena keretanya masih baru, jadinya masih bersih. Tapi memang semakin lama kereta api di Indonesia semakin oke, kok. Yang penting baik pihak penyelenggara maupun pihak pengguna sama-sama menjaga kebersihan dan keamanan moda tansportasi kita ini.

      Hapus
  12. Wah udah sampai bekasi ya... Tapi rasa2nya naik damri jauh lebih ekonomis sih kalau ke bekasi,, tapi sepertinya naik kereta ini akan lebih efisien di waktu hehe..

    Untuk ke jantung jakarta memang paling tepat pake kereta ini sih ya nampaknya..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, itu antara mau memilih waktu atau uang. Gitu aja sih, ya. Kalau memang nggak buru-buru, saya juga lebih suka naik bus sih. Tergantung situasi .

      Hapus
  13. Keren sekali keretanya, seperti di negara maju, saya jadi ingin mencobanya.

    BalasHapus