21 Juli 2018

Libur Lebaran di bulan Juni 2018 yang lalu, saya berkesempatan untuk jalan-jalan ke Kerajaan Kamboja (Kingdom of Cambodia) bersama keluarga. Negara yang masih masuk dalam ASEAN ini terkenal dengan Angkot Wat yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO. Dan memang, Angkor Wat inilah yang membuat kami sekeluarga bersemangat untuk mengunjungi Kamboja. Angkor Wat terletak cukup dekat dengan kota Siem Reap. Jadi, kota inilah yang menjadi tujuan awal sekaligus tujuan utama kami ketika memutuskan untuk berwisata ke Kamboja.
Angkor Wat adalah icon utama kota Siem Reap, bahkan juga untuk seluruh negara Kamboja.
Walaupun Angkor Wat adalah tujuan wisata utama di Siem Reap, ternyata ada banyak tempat wisata lainnya lho. Pada masa kejayaan Kerajaan Khmer, di daerah ini memang banyak dibangun bangunan – baik untuk ibadah, belajar, ataupun tempat tinggal. Sama seperti Dinasti Syailendra di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dimana di mana di masa kejayaannya didirikan banyak candi, termasuk di antaranya adalah Candi Borobudur.
Nah, kalau di artikel dan literatur bahasa Inggris, bangunan-bangunan di sekitar Siem Reap ini disebut sebagai temple. Kalau dibahasaindonesiakan, jadinya kuil, yah. Tapi setelah saya mengunjungi sendiri bangunan-bangunan di sana, rasanya sama seperti mengunjungi candi-candi yang tersebar di penjuru nusantara. Jadi, untuk artikel ini dan selanjutnya, seluruh bangunan kuno peninggalan Kerajaan Khmer akan saya sebut sebagai candi. Semoga tidak ada yang keberatan.
Jadi, sepanjang perjalanan saya di Siem Reap, kunjungan saya tidak jauh-jauh dari muter-muter ke candi-candi. Di sekitaran Siem Reap ada sekitar 50 kompleks candi, dan jaraknya juga tidak semuanya berdekatan. Masing-masing kompleks luasnya juga bervariasi. Ada yang luas banget seperti Angkor Wat, ada juga yang tidak terlalu luas seperti Phnom Bakheng. Sudah pasti, dengan waktu kunjungan yang terbatas, tidak mungkin kita bisa dapat semuanya. Dengan pertimbangan itu, kami memutuskan untuk memilih candi-candi tertentu saja.
Reruntuhan di Ta Phrom. Candi ini adalah salah satu tempat shooting film Tomb Raider.
Nah, umumnya hotel-hotel di Siem Reap memberikan paket perjalanan wisata. Pilihan paling murah pastinya pakai tuk-tuk, kendaraan khas Kamboja. Kalau mau yang lebih nyaman, ya pakai mobil. Paket perjalanan biasanya sudah mencakup beberapa tujuan wisata yang jelas. Menurut saya, antara satu hotel dan hotel lain harga paketnya tidak jauh berbeda. Paling layanannya yang sedikit berbeda.
Karena saya menginap di Siem Reap selama tiga malam, jadi saya punya cukup waktu untuk mengunjungi beberapa candi. Sebagai penggemar bangunan kuno, sudah pasti saya tidak akan melewatkan paket wisata candi yang ditawarkan oleh hotel. Kalau jalan sendiri pastinya bakalan bingung menentukan mana yang terkenal dan mana yang biasa saja.
Nah, umumnya tour yang disediakan hanya mencakup Angkor Wat dan beberapa candi di sekitarnya. Kalau berminat mencari candi yang agak jauhan, bisa minta tambahan ke Banteay Srey. (Candi yang baru disebutkan ini bagus banget, sayang kalau dilewatkan.) Tapi kalau mau jalan sendiri nggak pakai tour, misalnya cukup cari tuktuk ke lokasi dan pulangnya, atau mau naik sepeda, mendingan kunjungi saja dua candi yang paling ternama: Angkor Wat dan Bayon. Itu adalah dua nama yang paling tidak boleh dilewatkan. Dan yang menyenangkan adalah, jarak Angkor Wat dan Bayon hanya satu jam jalan kaki. Kalau saya cuma ngebolang solo backpacking, pastinya saya sudah jalan kaki!
Selain candi, ada juga tempat wisata alam yang lumayan dekat dengan Siem Reap, antara lain perbukitan Phnom Kulen yang memiliki hutan dan air terjun yang indah dan danau Tonle Sap yang merupakan danau terluas di Kamboja. Nah, karena saya jalan bersama keluarga dan nggak mungkin jalan kaki terlalu jauh, kami tidak pergi ke Phnom Kulen melainkan pergi ke Tonle Sap dan naik perahu ke danau. Kalau di perahu kan tinggal duduk saja.
Naik tuktuk menuju Bayon.
Nah, untuk tour keliling kompleks candi, hotel tempat kami menginap menyediakan dua jenis tour, yaitu tour yang meliputi candi-candi yang berbeda. Karena kami punya dua hari penuh di Siem Reap, jadi kami ambil dua-duanya. Hahaha!
Berikut contoh tour yang disediakan oleh hotel kami dan yang kami ambil (dan sepertinya merupakan tour standar di hampir semua hotel di Siem Reap):
  • Melihat sunset di Phnom Bakheng
  • Tour seharian mengunjungi candi-candi ini (Small Circuit): Angkor Wat, Banteay Kdei, Sras Srang, Ta Prohm, Ta Keo, Bayon
  • Tour ke Banteay Srei
  • Tour seharian mengunjungi candi-candi ini (Big Circuit): Preah Khan, Neak Pean, Ta Som, East Mebon, Pre Rup. (Tapi waktu saya ambil tour ini, saya tidak datang ke East Mebon dan Pre Rup karena mengejar sunset di Danau Tonle Sap.)
  • Naik perahu ke Danau Tonle Sap
Beberapa jenis tour bisa digabung asal jaraknya tidak terlalu jauh dan harganya cocok. Untuk yang tidak mau melihat terlalu banyak candi, bisa tidak ambil tour. Cukup panggil tuktuk di pinggir jalan dan nego harga untuk membawa ke Angkor Wat dan Bayon. Atau naik sepeda, kalau kuat. Tanahnya sih datar, tapi jaraknya lumayan juga.
Harga tour bervariasi ya, tergantung hotelnya. Di hotel tempat saya menginap, untuk Small Circuit dan Big Circuit masing-masing harganya USD 15 untuk seharian (tidak disertai sunrise ataupun sunset) kalau naik tuktuk. Kalau naik mobil ya lebih mahal. Kalau mau datangnya pagian karena mau lihat sunrise atau pulangnya lebih malam untuk lihat sunset, ada biaya tambahan USD 5. Untuk tour di luar Small Circuit dan Big Circuit, atau untuk tour yang digabung dengan tour lain, harganya sudah pasti lebih mahal. Kalau satu grup ada empat orang, masih lumayanlah, harganya bisa dibagi patungan berempat.
Mau lihat sunset di Danau Tonle Sap.
Mungkin ada yang tanya, kenapa harganya dalam USD. Jawabnya adalah: untuk turis, dari hotel, toko, sampai sopir tuktuk, semuanya akan minta dibayar pakai USD. Kalau bayar pakai uang lokal, biasanya harganya malahan lebih mahal dibandingan kalau kita bayar pakai USD. Jadi, kalau mau jalan-jalan ke Kamboja, memang wajib bawa uang USD pecahan kecil.
Kembali ke tempat wisata di Siem Reap, di sana ada banyak pilihan tujuan wisata. Saran saya sih, browsing-browsing dulu sebelum berangkat. Jadi, sudah tahu apakah mau pergi ke mana dan bagaimana. Apakah mau ikut tour, panggil tuktuk di pinggir jalan, atau naik sepeda? Jadi nggak kebingungan.
Mengenai penjelasan lebih lanjut tentang tempat-tempat wisata yang kami kunjungi, akan dituliskan di artikel berikutnya. Ditunggu ya!

8 Komentar:

  1. Yg dalam negeri saja belum saya habiskan tempat2 wisatanya..hehe
    Oh ya, akomodasi disana seperti apa? Kalo usd sepertinya keliatan mahal..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... semua dalam USD. Kalau dihitung², lebih murah Vietnam dan Thailand dibandingkan Kamboja. Ini untuk makanan dan akomodasi ya. Tapi kalau transport sih sama saja mahalnya. Saya menginap di hostel waktu di Kamboja. Biasa banget. Tapi harganya ya lumayan karena ambil kamar yang untuk bertiga.

      Hapus
  2. Itu paket tour nya bisa di custom sesuai request berarti yah? Naik tuktuk itu cuma kita-kita aja yang ikut tur atau digabung sama peserta tur lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paketnya custom, kalau mau modifikasi, tinggal nego dengan driver. Kalau ambil paket tuk-tuk, tidak akan digabung dengan orang lain. Tapi maksimal penumpang tuk-tuk cuma 4 orang, ya. Nggak boleh lebih.

      Hapus
  3. kalau tanpa tour susah ga mba kira kira

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm... kalau cuma mau ke tempat yang terkenal banget: Angkor Wat, Bayon, dan Ta Prohm, bisa sih naik sepeda keliling area. Tapi kalau jalan kaki lumayan juga ya. Masalahnya, kalau naik tuk-tuk ketengan (per naik bayar), jatuh-jatuhnya bisa lebih mahal dibandingkan paket tour sehari itu.

      Hapus
  4. Akhir tahun kemarin aku juga ke Kamboja, dan aku kepanasan di Angkor Wat hahahaha! Tapi aku kemarin ngikut alur rutenya abang tuktuk aja, dan habis baca ini ternyata banyak juga yg aku lewatkan wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang panas banget ya. Kering lagi, udaranya.

      Hapus