25 Agustus 2018


Angkor Wat adalah candi peninggalan Kerajaan Khmer yang paling terkenal di Kamboja. Namun sebenarnya, bukti puncak kejayaan Kerajaan Khmer adalah candi Bayon. Candi Bayon adalah bagian utama dari sebuah kompleks yang dikenal dengan nama Angkor Thom. Angkor Thom adalah ibukota Kerajaan Khmer pada saat pemerintahan Raja Jayavarman VII di sekitar abad ke-12.
Wajah candi Bayon.
Untuk mencapai candi Bayon, para turis harus memasuki kompleks Angkor Thom. Ibukota kerajaan yang bentuknya bujur sangkar sempurna dengan luas 9 kilometer persegi ini dikelilingi oleh tembok dengan gerbang-gerbang yang dihiasi muka berukuran besar yang tersenyum. Karena gerbang masuk ini dulunya dibangun untuk dilewati manusia yang berjalan kaki dan raja yang naik gajah, maka jalannya tidak cukup lebar untuk dua mobil berpapasan, dan tidak bisa dilewati bus. Untuk rombongan turis yang berkunjung naik bus, biasanya pihak penyelengara tour akan menyewa tuk-tuk untuk mengantar para peserta masuk ke dalam Angkor Thom.
Candi Bayon terletak persis di tengah-tengah Angkor Thom. Candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan kenegaraan dan menjadi titik sentral kegiatan kerajaan Khmer di masa pemerintahan Raja Jayavarman VII. Empat jalan masuk utama dari gerbang kota akan berakhir di candi ini. Candi ini dikelilingi oleh tembok yang penuh ukiran dan membentuk semacam galeri pahatan dengan tiang-tiang penyangga yang menunjukkan dulunya selasar ini memiliki atap.
Di galeri luar ini, ukiran-ukiran yang ada menggambarkan peperangan. Ada gambar pasukan yang sedang berbaris, saling berperang, dan juga ada gambar gajah yang dikendarai oleh tentara. Seingat saya ada juga gambar kapal, tapi saya tidak memotretnya (makanya agak lupa bentuk kapalnya seperti apa). Yang paling menarik minat sih, gambar gajah yang dipakai untuk bertempur. Jadi ingat adegan kemunculan oliphaunts di saat perang di film ketiga trilogi Lord of the Rings.
Selasar yang mengelilingi candi Bayon.
Gajah sebagai kendaraan perang.
Garuda dan naga di selasar candi Bayon.
Buat yang suka foto-foto, pasti tidak akan menyia-nyiakan ukiran dan patung yang ada untuk berfoto. Bukan hanya karena ukiran dan patungnya menarik, namun juga karena galeri ini relatif tidak banyak peminatnya. Umumnya, turis yang datang berombongan hanya punya waktu terbatas di satu candi. Jadi mereka pasti akan langsung menuju ke atraksi utama dari masing-masing candi. Dan, atraksi utama candi Bayon memang bukan pada ukiran di selasar yang mengitari candi.
Keistimewaan candi Bayon terdapat pada bagian atasnya, dimana di situ terdapat 216 ukiran wajah raksasa yang tersenyum. Wajah yang tersenyum ini menjadi sumber perdebatan para ahli. Beberapa menganggap wajah yang tersenyum ini adalah wajah dari Raja Jayavarman VII. Ada juga yang menyebutkan bahwa wajah tersebut adalah wajah Budha. Siapapun yang menjadi model wajah tersebut, yang jelas tentulah merupakan sosok yang sangat penting di masanya.
Menurut para pengamat, ratusan wajah yang ada di candi Bayon memiliki bentuk senyum yang berbeda-beda.Tapi, sepanjang pengelihatan saya, semuanya sama saja. Mungkin mata saya yang kurang jeli ya ...
Wajah tersenyum di mana-mana.
Coba, ada berapa wajah di gambar ini?
Sebagian besar wajah yang ada di bagian atas candi dipahat pada menara-menara, dimana di setiap menara ada empat wajah yang menghadap ke empat penjuru. Di antara menara-menara wajah, terdapat juga menara yang berisi patung yang masih dipuja hingga sekarang. Tapi umumnya turis tidak terlalu peduli dengan tempat pemujaan tersebut, karena yang menarik memang wajah-wajah raksasa tersebut.
Waktu saya datang, candi ini sedang penuh banget dengan rombongan turis yang berisik banget, jadi minat saya untuk mengamati wajah-wajah ini sebetulnya agak menyusut. Apalagi, ada yang buang sampah sembarangan. Aduh ... jangan pernah buang sampah sembarangan di candi ya. Membersihkan bangunan kuno lebih ribet dibandingkan membersihkan mall.
Kalau dilihat dari arsitekturnya, candi ini dulunya pasti megah. Memang tidak sebesar Angkor Wat, namun tentunya bangunan ini pasti mengagumkan. Apalagi ada ratusan muka yang seolah-olah memberikan restu melalui senyuman. Sayang sekali, setelah ratusan tahun, beberapa bagiannya rusak dan sulit untuk diperbaiki. Namun tetap saja, yang bagian yang tersisa memberikan kesan yang istimewa bagi pengunjung.
Ukiran penari di salah satu tiang. Pastinya dipahat oleh seniman terbaik di masanya.
Wajah yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Oh ya, karena bangunan ini menjadi titik sentral dari Angkor Thom, maka nama Bayon juga menjadi nama suatu era arsitektural untuk Siem Reap dan sekitarnya. Jadi, jangan heran kalau sedang membaca papan informasi di candi-candi di sekitaran Siem Reap, ada istilah Bayon Period yang mengacu pada jaman dimana candi Bayon dibangun dan digunakan.
Untuk yang mau berkunjung ke Candi Bayon, jangan lupa pakai tabir surya ya. Soalnya candi ini tidak ada atapnya. (Kalau di Angkor Wat, banyak ruangan yang beratap.) Terus, karena candi ini terkenal, jadi selalu ramai. Pasti ada rombongan turis yang berisik dan banyak banget. Ya sudah, nikmati saja pemandangan yang ada. Toh, biasanya rombongan seperti itu hanya berkunjung paling lama juga setengah jam. Kalau kita memang hanya jalan santai, pasti ada waktu untuk menikmati semua ukiran dan patung yang ada.
Selain candi Bayon, masih ada banyak candi lagi yang menarik di sekitaran Siem Reap. Tunggu saja artikel berikutnya.

4 Komentar:

  1. Kira-kira Candi Bayon maknanya apa ya Mba? Tulisan ini memantik pertanyaan saya untuk mencari referensi tentang arti dan makna nama-nama candi di Indonesia. Terima kasih Mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... saya juga nggak nemu arti nama Bayon. Mungkin artinya sudah terlupakan. Sayang ya.

      Hapus
  2. Kalau pas dateng sepi dan sendirian,, agak creepy juga ya patung2 wajah tersenyum dengan ukuran besar dan sebanyak itu. :D

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha... makanya candi sudah gak boleh dikunjungi lewat jam 6 sore. Siapa tahu patungnya siang tersenyum, malam ketawa-ketiwi.

      Hapus