31 Oktober 2018

Tanggal 17 Juni 2018, kami punya waktu sehari untuk jalan-jalan di sekitaran Phnom Penh. Karena kami tidak bermaksud ke tempat-tempat peringatan kekejaman Khmer Merah, jadi kami hanya jalan-jalan di dekat hotel saja. Kebetulan, hotel kami letaknya cukup dekat dengan Istana Kerajaan (The Royal Palace) dan juga Museum Nasional Kamboja (National Museum of Cambodia), jadi maksud kami memang cuma seharian muter-muter di sekitaran hotel saja. Nama hotel tempat kami menginap adalah Nawin Guest House.
Pagi-pagi, kami memutuskan untuk jalan kaki di sekitar hotel dan menemukan sebuah pasar kecil di dekat hotel. Pasar yang bentuknya mirip pasar tradisional di Indonesia ini ramai dan terlihat kumuh. Ada penjual sayur, buah, koper, baju, dan juga ada kafe-kafe yang masih tutup. Pasar ini ternyata terletak di belakang sebuah kuil besar yang merangkap biara, yaitu Wat Ounalum. Kuil yang nampak mewah ini adalah pusat agama Budha di Kerajaan Kamboja.
Nah, di bagian depan dari kuil ini, mengalir sungai Tonle Sap, yang bersumber pada danau Tonle Sap. Di pinggir sungai terdapat jalur pejalan kaki yang cukup lebar. Karena hari itu adalah hari Minggu, ada banyak penduduk yang jalan-jalan dan olah raga di tepi sungai. Selain opa-opa dan oma-oma yang jalan sehat, anak-anak muda jogging dan beberapa menggunakan alat-alat olah raga publik yang ada di dekat situ.
Kami tidak berlama-lama di situ karena kami langsung berbelok ke untuk mencari Istana Kerajaan. Walau sudah menggunakan teknologi Google Maps, tetap saja kami nyasar. Adanya kami malahan berputar melewati Royal University of Fine Arts yang merupakan unversitas tertua di Kamboja. Saya nggak foto-foto di sini karena gedungnya kurang menarik, bahkan agak terkesan kumuh. (Tapi karena yang belajar di sini adalah mahasiswa seni, ya saya agak-agak memaklumi tingkat eksentrisitasnya. Yang merasa mahasiswi DKV super trendi dan artis instagram, jangan tersinggung ya. Seni itu ada bermacam-macam wujudnya.)
The Throne Hall di the Royal Palace, salah satu bangunan yang wajib dikunjungi kalau ke Phnom Penh.
Setelah nyasar sekitar 10 menit, kamipun sampai di The Royal Palace. Saat kami tiba, turis sudah berbaris antre masuk. Harga tiket untuk turis asing adalah USD 10 per orangnya. Saat masuk, kami melewati papan pengumuman yang menginformasikan bahwa tamu wajib berpakaian sopan, tidak pakai celana pendek atau lengan kutung. Wajar sih, namanya juga masuk istana yang masih dipakai oleh raja dan keluarganya.
Bangunan yang paling menarik perhatian adalah The Throne Hall yang merupakan tempat singgasana raja. Bagian dalam bangunan tidak boleh dimasuki dan tidak boleh difoto. Jadi, turis hanya bisa mengintip dari jendela atau pintu yang dibuka sedikit. Selain The Throne Hall, ada juga Moonlight Pavillon dimana dilaksanakan acara-acara kerajaan, dan bagunan yang disebut sebagai Hor Samran Phirun yang sekarang menjadi museum barang-barang milik kerajaan.
Di bagian lain dari istana, ada yang disebut sebagai Silver Pagoda. Bangunan ini berisikan banyak banget patung-patung Budha dalam berbagai posisi dan ukuran yang terbuat dari batu-batu mulia, batu jade, emas, dan perak. Kami berkeliling melihat-lihat koleksi patung budha di sini dalam antrean. Dari anak-anak yang digendong sampai nenek-nenek semua berjalan beriringan, dan kebanyakan orang setempat menaruh uang di depan patung-patung Budha itu. Ada juga yang keluar barisan untuk berdoa. Ada satu patung Budha yang besar banget, yang dipenuhi dengan berlian, dimana puluhan orang berhenti di situ untuk berdoa. Sayangnya, saya nggak berani foto-foto di dalam bangunan ini. Karena memang di sini dilarang mengambil gambar.
Bangunan-bangunan lain di kompleks Istana Kerajaan.
Selain Silver Pagoda, di kompleks ini ada juga stupa yang berwarna putih dan juga patung Raja Norodom Sihanouk, yang merupakan raja pertama Kerajaan Kamboja modern. Selain itu, komplek ini juga dikelilingi oleh selasar yang dilukis tangan dengan kisah Ramayana. Agak keluar kompleks, ada museum pakaian tradisional Kerajaan Kamboja, contoh model rumah tradisional, dan juga museum barang-barang hadiah kerajaan dari negara lain.
Dari The Royal Palace, kami naik tuk-tuk ke Wat Phnom. Wat Phnom adalah kuil yang dibangun di atas sebuah bukit buatan di tengah kota Phnom Penh. Konon, kuil ini adalah cikal-bakal kota Phnom Penh. Di atas bukit terdapat sebuah kuil dimana orang ramai berdoa. Karena saya tidak bermaksud mengganggu orang yang sedang berdoa, ya saya hanya lewat-lewat sebentar saja. Di dalam kuil terdapat banyak patung Budha, yang mana masing-masing mendapat persembahan bunga teratai dan lembaran uang.
Untuk turis asing, untuk masuk ke Wat Phnom harus bayar USD 1 per orang. Kalau penduduk lokal, gratis. Buat yang mau jalan-jalan di sekitar sini, harap waspada. Soalnya kabarnya di sini sering ada insiden pencopetan. Untung selama saya di Phnom Penh, kami dapat berjalan-jalan dengan aman. Oh ya, area Wat Phnom sejuk dan rindang karena ada banyak pohon besar. Lumayan, bisa duduk-duduk dulu sambil mengobrol.
Kuil Wat Phnom.
Dari Wat Phnom, kami pergi ke pasar Central Market. Biasanya, kalau saya jalan-jalan, saya agak menghindari pasar karena di sinilah surganya copet dan penipuan turis. Tapi karena kami mau belanja oleh-oleh, dan saya pikir, kapan lagi jalan-jalan di pasar tradisional di Kamboja, jadi kamipun berangkat ke sana.
Tibalah kami di Central Market. Pasar yang bentuknya unik ini, ternyata didirikan di tahun 1937 dengan arsitek dari Perancis. Pasar ini gede banget, dan macam-macam barang ada di sini. Dari penjual jam tangan, emas, oleh-oleh kerajinan, koper, sayuran, ikan asin, cemilan, makanan tradisional, baju, sampai barang elektronik, semua ada di sana.
Di sini kami membeli oleh-oleh berupa syal, manisan mangga, durian kering, dan kue-kue kering. Buat yang mau belanja oleh-oleh halal, biasakan cek label halal di bungkusnya. Kalau yang saya lihat, makanan yang buatan Vietnam ada label “halal”-nya. Kalau produksi asli Kamboja, nggak ada label “halal”. (Atau mungkin sebetulnya ada produk dengan label "halal" tapi saya tidak menemukannya?) Buat yang mau cari oleh-oleh makanan khas Kamboja (nggak ada cap halal), boleh membeli manisan mangga. Enak banget.
Di pasar ini saya nggak berani foto-foto karena saya cuma bawa handphone untuk foto-foto. Jadi, untuk koleksi foto-foto pasar, saya harus minta foto dari adik saya yang membawa kamera. Buat yang berani foto-foto di sini, saya berani jamin bakalan dapat hasil yang keren. Bangunannya sendiri unik, dan kegiatan di sini banyak banget. Tapi ya itu ... jangan sampai kecopetan. Dari pasar, kami pulang ke hotel untuk menaruh barang, makan siang yang cukup telat, dan kemudian jalan kaki ke Museum Nasional.

(Bersambung.)

14 Komentar:

  1. Lihat bentuk bangunannya yang ada di gambar, khas banget ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, memang bangunannya banyak yang pola atapnya seperti itu.

      Hapus
  2. Pagoda dan Kamboja itu semacam surat dan perangko ya, Kaks...

    BalasHapus
  3. duh jaringan error barusan, padahal sudah ketik komentar. nggak masuk ya mbak.

    saya suka nih perjalanan ke tempat-tempat yang ada unsur budaya dan keagamaan serta punya nilai historis seperti ini. bukan sekedar tempat rekreasi biasa, dan terkesan elegan. bangunannya itu loh, seperti punya kekhasan tersendiri. hehe moga lah saya bisa ke sana nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Istananya memang keren. Memang masih dipakai sampai sekarang.

      Hapus
  4. Haduh...liat2 foto liburannya jadi keinget 4 taun lalu main ke HCMC. Blom pernah ke Phnom Penh, tapi seru bgt main ke museum dan bangunan bersejarah gini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waa ... dulu saya ke HCMC perginya ke pasar dan ke cafe, nggak ke museum. Tergantung teman jalan sih ya, itinerary itu.

      Hapus
  5. Salah satu bucketlistku nih Mba. Semoga suatu hari kesampean ke mari :)

    BalasHapus
  6. Bangunannya bagus-bagus ya.. artistik gitu.. kapan saya bisa ke sana.. huhuhu..

    BalasHapus
  7. Sebenarnya waktu nulis Patung BUddha banyak berliannya bakalan dapet fotonya.. duh ternyata gak bisa difoto ya, sayang banget.... sama suasana pasar biasanya juga obyek yang keren buat diambil fotonya

    BalasHapus