19 Januari 2019


Mungkin jarang terdengar ada orang Indonesia melakukan perjalanan wisata ke kota Matsuyama, Jepang. Kota Matsuyama memang bukan kota yang umum didatangi oleh turis Indonesia, padahal kota ini merupakan kota wisata yang sangat populer bagi orang Jepang. Kota ini merupakan salah satu tempat wisata pemandian air panas (onsen) yang tertua di Jepang. Selain itu, kota ini juga merupakan setting dari sebuah novel yang berjudul “Botchan” karangan Natsume Soseki, yang merupakan salah satu bacaan wajib bagi pelajar di Jepang.
Deretan becak tarik atau rickshaw (jinrikisha) khas Jepang di depan Dogo Onsen.
Matsuyama adalah ibukota dari Ehime Perfecture, di pulau Shikoku. Buat yang belum tahu, pulau Shikoku adalah salah satu dari empat pulau utama di Jepang. Matsuyama sendiri adalah salah satu hub bisnis utama pulau Shikoku, dan memiliki pelabuhan yang cukup sibuk. Hanya saja, kota Matsuyama tidak dilewati oleh kereta api cepat alias shinkansen. Jadi kalau berangkat dari Tokyo ke Matsuyama naik kereta JR, perlu transfer beberapa kali, dan lama perjalanannya sekitar 7 jam, dengan catatan berangkatnya harus pagi hari.
Di bulan Desember yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi kota Matsuyama. Walau di sana hanya sehari semalam, saya menyempatkan diri untuk menikmati beberapa tempat dan atraksi wisata di kota yang menarik ini. Tanggal 17 Desember 2018, saya tiba di Matsuyama dengan pesawat Jetstar sekitar jam 6 sore lebih. Setelah beres-beres, saya naik bus yang mengantar saya langsung ke depan stasiun Dogo Onsen. Kebetulan saya memang sudah booking kamar di sebuah hostel di dekat Dogo Onsen.
Salah satu bangunan di areal Matsuyama Castle.
Tempat paling populer di Matsuyama adalah Dogo Onsen Honkan, yang merupakan salah satu tempat pemandian air panas tertua di Jepang. Konon bangsawan Jepang dari jaman dahulu kala menyempatkan berendam di sini. Bisa dikatakan, hampir semua turis yang berkunjung ke Matsuyama, pasti ingin mencoba mandi di Dogo Onsen Honkan. Tempat populer lainnya adalah Matsuyama Castle yang didirikan di tahun 1603 dan daerah pelabuhan yang terkenal dengan rumah makan seafood. Karena saya di sini hanya sehari semalam, saya tidak sempat mampir ke daerah pelabuhan. Soal tempat wisata yang saya kunjungi, akan dituliskan di artikel terpisah ya.
Ada beberapa hal yang menarik dari kota Matsuyama, salah satunya adalah jalur trem. Tidak seperti kota-kota modern di Pulau Honshu (misalnya Tokyo atau Osaka) dimana kereta bawah tanah (Metro) beroperasi, penduduk kota Matsuyama menggunakan trem untuk transportasi harian. Menyenangkan juga naik kereta (trem) di tengah jalan, karena jalur trem adanya di jalan biasa. Jadi, para pengendara mobil harus selalu waspada kalau-kalau ada trem mendekat.
Trem Iyotetsu di kota Matsuyama.
Kalau ada yang mau berkunjung kemari dan keliling kota, mendingan beli tiket harian Iyotetsu ya, ada beberapa pilihan, tapi sebetulnya tiket terusan yang khusus trem juga cukup. Jadi, kalau kita mau kemana-mana, dalam sehari sudah tidak usah bayar lagi. Dengan trem, kita sudah bisa mengunjungi Dogo Onsen dan Matsuyama Castle.

Kuliner

Nah, kalau bicara tentang wisata, tentunya tidak akan melewatkan wisata kuliner. Kudapan paling terkenal di kota Matsuyama adalah botchan dango yang bentuknya seperti sate mochi tiga warna. Selain itu, ada juga kue bolu isi selai kacang merah khas Matsuyama yang disebut sebagai taruto.
Pulau Shikoku dikenal sebagai penghasil jeruk, terutama yang disebut dengan jeruk Iyo. Kalau suka jeruk, wajib mencoba buah jeruk segar di sini. Kebetulan saya tipe orang yang malas mengupas jeruk, jadi saya membeli produk rasa jeruk khas sini saja.
Tai meshi. Cara makannya, daging ikan mentah ditaruh di atas nasi, lalu disiram adukan kuning telur mentah dan kecap asin.
Makanan lokal yang juga saya coba cicipi adalah tai meshi, yaitu nasi yang diatasnya diberi daging ikan (sejenis bawal) lalu disiram adukan kuning telur mentah dan bumbunya. Ada juga iyo satsumameshi yang sebetulnya adalah nasi disiram campuran kaldu ikan dan miso. Kayaknya sih, ini makanan orang jaman dulu, soalnya konon sekarang sudah jarang orang memasak makanan ini. Yang jelas rasanya enak.
Walau kota Matsuyama tidak bisa dibilang besar, namun kota ini memiliki daya tarik tersendiri. Ada yang berminat berkunjung?

36 Komentar:

  1. wah keren juga ya kota matsuyama ini, jadi pengen juga kesana, he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, Kak. Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus
  2. Senengnya bisa lihat densha di sini....
    Kalo lagi dingin gitu, enak nyantap nasi hangat plus miso ya mbak...? Kalau ikannya saya enggak sih, katsuobushi sih OK...;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sih suka sushi, Kak. Iya, kalau dingin, miso soup atau ramen pasti enak banget.

      Hapus
  3. Mendengar nama matsuyama, saya jadi terdistrak tentang pemain sepakbola dalam film tsubasa. Hehe

    BalasHapus
  4. Kotanya apik sekali ya, Kak. Bersih dan terlihat (dari foto) tentram begitu hehehe. Botchan, saya punya dan pernah membacanya. Kisah yang luar biasa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Botchan kan berdasarkan kisah nyata penulisnya. Saya di sana baru nyadar, ternyata kisah Botchan itu sangat dikenal oleh masyarakat sana.

      Hapus
  5. menarik ya, mbak
    seperti menjelajahi masa lalu

    BalasHapus
  6. Saat mengunjungi Kota Matsuyama menggunakan travel agent (tour) atau secara pribadi ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalan-jalan sendiri, Kak. Makanya sampai pakai acara nyasar juga ...

      Hapus
    2. Mantap nih berani jalan sendiri

      Hapus
  7. Mau banget berkunjung ke Jepang, Mbak. Dulu suami pernah ditugaskan ke sana, tetapi saya nggak bisa ikutan karena di sana hanya bekerja dan nggak lama juga... :(

    BalasHapus
  8. Wah mantep gan...
    bisa berkunjung ke Jepang dan mencicipi kuliner yang udah langka yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kak. Terima kasih sudah berkunjung ya.

      Hapus
  9. Saya selalu penasaran klo orang jepang makan tai meshi, katanya oishii! enak banget gitu, tapi klo pake telur mentah apa enak ya? Atau telur mentah disana enak banget gitu ya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Indonesia juga ada yang makan telur mentah kok. Lha telur mentah masuk teh panas juga enak kan. Teh talua dari Padang.

      Hapus
  10. Matsuyama tuh yang aku tau merek pompa air dan mesin potong rumput.
    Ternyata nama kota yang indah di jepang ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya malah gak tahu itu merk pompa air.

      Hapus
    2. Saya malah gak tahu itu merk pompa air.

      Hapus
  11. Seru baca tulisannya karena selain tahu tempat wisatanya, tahu juga sejarahnya secara singkat. Eh begitu diterusin bacanya, membahas kuliner sekitar seperti tai meshi. Makin bertambah deh rasa penasaran tuk mengunjungi Jepang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalan-jalan memang kurang afdol kalau nggak nyobaik makanan lokalnya, Kak.

      Hapus
  12. membaca dan melihat beberapa foto kota Matsuyama jadi pengen juga saat ke Jepang maen ke Matsuyama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mang. Nuansanya lebih tradisional, soalnya.

      Hapus
  13. Seru sekali kotanya, apalagi bisa keliling sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keliling sendiri enak sih, ramean juga enak.

      Hapus
  14. wah ini kota yang jadi setting botchan itu ya. pernah baca bukunya beberapa tahun lalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan saya baru tahu, ternyata bukunya diterjemahkan di Indonesia dan banyak juga yang bilang pernah baca. Saya malahan tahunya filmnya.

      Hapus
  15. Kapan ya bisa kesana 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berpikir positif, Kak. Siapa tahu tahun depan bisa.

      Hapus
  16. saya mbak... saya pengen banget kesana apalagi muter-muter Jepang. wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga masih mau ke sana lagi kalau ada rejekinya.

      Hapus
  17. Jepang memang selalu menggoda kita untuk jalan jalan kesana, tapi saya pribadi lebih suka jalan jalan ke kota dijepang yang masih bernuansa tradisional. Lebih greget bagi saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Kalau kota metropolitan, sama saja di mana-mana.

      Hapus