9 Februari 2019

Sebelumnya, saya pernah mengisahkan tentang perjalanan saya ke kota Matsuyama, Ehime, pulau Shikoku, Jepang. Nah, kini saya ingin mengisahkan tempat-tempat yang saya kunjungi selama saya berada di kota Matsuyama. Saya menginap di Fujiya, hostel yang menyebut dirinya sebagai self-serviced hostel. Entah apa maksudnya. Hostel tempat saya menginap modelnya adalah dormitory dan harganya sekitar Rp 320.000,- semalam. Saya tiba jam 8 malam dan keesokan paginya sudah harus check out jam 10 pagi. Benar-benar tempat untuk mampir tidur sebentar.
Dogo Onsen Honkan. Suasananya tradisional sekali.
Rencananya sih saya mau ke Dogo Onsen Honkan pagi-pagi, karena tempat ini sudah buka dari jam 6 pagi. Tapi apa daya, saya baru bangun jam 8 pagi. Karena jam 10 saya harus sudah check out, saya buru-buru jalan ke Dogo Onsen Honkan. Sengaja saya memilih paket lengkap, seharga 1550 yen, yang mana sabun, baju mandi (yukata), dan handuk kecil sudah disediakan di ruang ganti sehingga saya cukup bawa sisir saja.
·         Saya pernah ke Onsen tradisional di Pulau Kyushu, lho. Cek artikelnya di sini.
Dogo Onsen adalah salah satu pemandian air panas tertua di Jepang. Tempat ini sudah disebut-sebut di dalam kumpulan puisi kuno yang ditulis di abad ke-8. Konon, seorang pejabat Jepang yang bernama Pangeran Shotoku di abad ke-6 pernah mandi di sini. Tempat ini juga dikenal sebagai tempat pemandian keluarga kerajaan sejak jaman dahulu. Penulis ternama Jepang Natsume Soseki dahulu juga sering berendam di sini. Tapi, bangunan yang berdiri sekarang adalah hasil renovasi di tahun 1894, jadi sebagian dapat dikatakan baru.
Bangunan Dogo Onsen Honkan memang terlihat tua, walau tetap kokoh. Bentuknya mencerminkan cita rasa tradisional dan menarik. Bagian dalamnya bersih dan terbuat dari kayu. Kalau ada yang pernah menonton film anime “Spirited Away” atau “Sen to Chihiro no Kamikakushi”, dan masih ingat bagaimana penggambaran lorong-lorong dan tangga kayu dalam gedung onsennya, nah bagian dalam Dogo Onsen Honkan hampir sama dengan itu. Konon, penggambaran bangunan onsen tempat Chihiro (tokoh utamanya) bekerja terinspirasi dari Dogo Onsen Honkan yang terdiri dari tiga lantai ini.
Bagian belakang Dogo Onsen Honkan. Yang ada pagarnya itu tempat masuk khusus Kaisar.
Onsen adalah tempat pemandian air panas umum. Umum, ya. Artinya dipakai oleh banyak orang. Paket yang lengkap menyediakan ruang ganti baju privat, jadi saya bisa ganti baju di ruangan tertutup dengan nyaman. Kalau beli paket yang paling murah, yang 410 yen, ganti bajunya rame-rame di ruang loker. Setelah ganti baju dan memakai baju mandi, saya pun digiring ke kamar kecil (WC). Bukan apa-apa, kita tidak boleh buang air di dalam kolam onsen. Kan jorok. Jadi harus buang air dulu sebelum masuk ke kolam onsen. Setelah itu, saya diarahkan ke ruang loker untuk buka baju mandi, dan menaruhnya di dalam loker.
Masuk ke dalam ruang onsen itu harus telanjang bulat, ya. Tapi tidak perlu khawatir. Seperti umumnya onsen di Jepang, ruang onsen untuk perempuan dan laki-laki dipisah. Tetap saja kita harus cuek melihat orang lain (berjenis kelamin sama) telanjang, dan cuek walaupun mungkin orang lain melihati badan kita. Sebelum nyemplung, kita harus mandi dulu sampai bersih. Mandinya pakai shower yang berjajar di pinggir kolam. Tapi jangan sampai air sabun dan shampo masuk ke dalam kolam mandi. Jorok. Kalau bingung, saran saya sih tengok kiri kanan, lihat orang lain ngapain, terus kita ikuti. Hehehe ...
Ketentuan umum kalau berendam di dalam kolam onsen adalah harus dalam keadaan bersih dan tidak boleh berenang. Jadi, setelah mandi, kita berendam di dalam kolam air panas dengan tenang. Untung waktu saya berendam, cuma ada satu mbak-mbak lain yang juga berendam bersama dengan saya. Jadi saya bisa duduk dengan tenang dan tidak khawatir mengganggu orang lain yang mungkin bersliweran.
Setelah berendam, saya kembali ke ruang loker untuk memakai baju mandi dan beringsut-ingsut ke ruang ganti privat untuk ganti baju dan mengeringkan rambut. Berhubung sedang musim dingin, mengeringkan rambut dengan hair dryer itu penting banget. Bisa flu mendadak kalau saya jalan-jalan di luar dengan rambut basah. Karena saya ambil paket yang paling lengkap, saya mendapatkan hidangan berupa secangkir teh hijau dan makanan ringan khas Matsuyama, botchan dango. Lumayan, mengurangi dehidrasi dan mengembalikan energi.
Botchan-no-Ma, yang didedikasikan untuk penulis Natsume Soseki.
Setelah saya selesai berpakaian dan makan, saya lalu diarahkan ke Botchan-no-Ma, yaitu sebuah ruangan yang disinyalir dulunya pernah dipakai oleh Natsume Soseki. Di sini terdapat beberapa foto-foto dan lukisan yang terkait dengan Pak Natsume. Oh ya, di dalam Dogo Onsen Honkan, dilarang memotret ataupun merekam gambar, kecuali di dalam ruangan ini.
Dari Botchan-no-Ma, saya diarahkan menuju ke sebuah museum kecil yang menunjukkan beberapa barang seni antik, termasuk keramik dan lukisan. Sayangnya penjelasannya semua dalam bahasa Jepang, jadi saya tidak tahu sama sekali artinya.
Dari museum kecil, saya lalu diarahkan ke Yushinden, yaitu ruang mandi khusus untuk Kaisar Jepang. Ruang mandi Kaisar memiliki gerbang masuk privat, jadi tidak lewat pintu rakyat jelata yang di depan. Terus, ada ruang singgasana kecil yang mana pembatas ruangannya dilapis emas, dimana di situ disimpan beberapa pusaka. Terakhir, tentu saja ada kolam tempat mandinya yang dilapisi kayu yang berkualitas prima. Saat ini, tempat ini praktis hanya jadi museum karena keluarga kerajaan sekarang biasanya menggunakan onsen privat di hotel mewah.
Setelah selesai tur keliling bangunan, saya pun buru-buru kembali ke hostel untuk check out dan titip koper di petugasnya. Itu sudah jam 10 pagi, soalnya. Habis itu, baru saya balik lagi ke Dogo Onsen Honkan dan foto-foto bagian luarnya. Saya juga foto-foto bangunan onsen lain yang ada di lokasi tersebut. Lumayan juga lho area tersebut; di sekitaran Dogo Onsen juga ada hal-hal menarik lainnya seperti:

Botchan karakuri clock di kiri, dan Ashi-yu tempat orang merendam kaki di kanan.
  • Ashi-yu di dekat stasiun. Ashi-yu adalah kolam air panas kecil dimana orang bisa merendam kaki di situ gratis. Sore-sore, saya lihat banyak anak-anak sekolah yang merendam kaki di situ sambil mengobrol.
  • Botchan Karakuri Clock. Jam di pinggir jalan ini, satu jam sekali, selalu bernyanyi dan menampilkan boneka-boneka kecil yang bergerak-gerak. Dapat dipastikan, jam ini termasuk salah satu atraksi yang ditunggu-tunggu oleh turis.
  • Dogo Shopping Arcade adalah jalan menuju ke Dogo Onsen Honkan dimana di kiri-kanannya berjajar toko-toko dan tempat makan. Kalau mau mencari oleh-oleh khas Matsuyama, sebaiknya cari di sini.
  • Stasiun kereta Dogo Onsen. Stasiun kereta ini bentuknya unik, seperti mainan anak-anak. Oh ya, ada Starbuck-nya, jadi bisa buat kongkow-kongkow kalau bosan jalan-jalan. Stasiun ini bukan stasiun JR, melainkan stasiun jalur Iyotetsu, jalur kereta api yang paling banyak digunakan di Pulau Shikoku. Stasiun ini melayani trem dan kereta wisata.
  • Asuka-no-Yu dan Tsubaki-no-Yu adalah tempat pemandian lain di dekat Dogo Onsen Honkan yang relatif baru. Kedua tempat ini bisa menjadi alternatif untuk orang-orang Jepang yang mungkin sudah bosan dengan Dogo Onsen Honkan dan berniat menghindari rombongan turis. Tapi kalau turis, biasanya memilih berendam di Honkan.
Gimana, ada yang berminat nyobain berendam di Dogo Onsen?

(Bersambung.)

32 Komentar:

  1. Wah... enak ya mbak bisa jalan2 gitu. Saya ha ya bisa ngiler saja. Palingan cuma jalan2 ngider2 kampung doank

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu kan sekarang. Masa depan siapa yang tahu...

      Hapus
  2. Untuk kita budaya timur pasti risih yang mba liat orang telanjang meski sama gender. Saya pernah ngalamin di sauna di satu hotel di Indonesia sih. Bapak2 bule cuek aja gak pake apa2. kita yang mual2 hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu bapak² bule orang Jermankah? Atau eropa timur?Soalnya nggak semua orang bule nyaman bugil di pemandian umum lho. Waktu saya menginap di Osaka, ada cewek Amrik yang shock pas salah masuk ke area ganti baju untuk shared bathtub dan melihat orang-orang bugil lagi ganti baju.

      Hapus
  3. Wah, perlu keberanian ya kl mau berendam di onsen, soalnya bareng2 dan tanpa selembar benangpun..😅
    Pengalaman yang unik. Tfs... 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untungnya saya nggak pernah punya pengalaman ke onsen pas lagi ramai. Mungkin lebih seru lagi ya.

      Hapus
  4. Nah ini nih bucket list saya kalau pengen ke Jepang waktu winter, harus nyobain berendam di onsen. Terimakasih referensinya, Mbak.

    BalasHapus
  5. Omong2 soal onsen, ini kesenangannya Sizukanya Doraemon, seneng banget berendem. Sama Jiraiyanya Naruto juga senang main di onsen.

    Btw, saya mau tanya, air panas di onsen ini bersumber dari mana si, apakah dari sumber mata air panas bumi, seperti pemandian air panas yang umum di Indonesia? Atau menggunakan tungku yang dibakar?

    Hmm, mandi bugil gitu di tempat rendaman umum, agak aneh ya, saya saja yang laki-laki agak gimana gitu membayangkannya ...
    Sepertinya mikir 2x untuk mencoba hahahaha

    Jepang itu luar biasa, trip ke sana termasuk trip berbiaya tinggi juga sepertinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Airnya dari sumber air panas alami, Kak. Di Jepang memang ada banyak sumber air panas.

      Hapus
  6. Saya mah gak mau mandi di onsen malu haha, eh tapi saya pernah liat mandinya pake handuk gitu di tv mungkin onsennya beda2 peraturannya kali ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di TV pasti pakai handuk, Kak. Kalau enggak, jadinya film porno. Itu habis shooting, bathtub-nya langsung dibersihkan supaya benang-benang handuk tidak ada yang tertinggal. Tapi di dunia nyata, nggak boleh pakai handuk.

      Hapus
  7. Kesan yang selalu terlihat dari Jepang adalah rapi ya... dan penting juga mengunjungi tempat pemandian air panas di negara yang dingin kaya gitu... keren, ditunggu ulasan Dogo Onsen-nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masuk onsen begini pengalaman khas Jepang. Makanya saya selalu penasaran dengan onsen.

      Hapus
  8. ditunggu ulasan selanjutnya, maksudnya gitu hehe

    BalasHapus
  9. Pas banget di jepang lagi musim dingin ya kak bisa berendam, tapi rada geli gak sih liat orang telanjang walaupun jenis kelaminnya sama :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya sih, nggak ngeliatin orang lain sih. Nggak minat juga. Saya cuma ngeliatin jam dan detil ruangan aja...

      Hapus
  10. Aku jadi pengen banget berendam nih mba di Dogo Onsen. Kelanjutannya kapan mba? Ditunggu ya. Pengen baca :)

    BalasHapus
  11. Blog yang menarik... Saya ingin berbagi article tentang Paris, di Latin Quarter di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/09/paris-di-latin-quarter.html

    BalasHapus
  12. kalo saya nggak bakalan nyobain onsen deh, mbak. hihihi
    paling pol foto-foto bangunan luarnya aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangunan luarnya juga menarik kok. Tapi bagian dalamnya memang lebih keren. Terutama dindingnya.

      Hapus
  13. Aiiih mbaa aku mupeng banget ke Jepang loh. Meski belom kesampean, aku paling seneng baca-baca soal Jejepangan gini. Aku bookmark ya mbaa. Salam kenal!

    BalasHapus
  14. Lorong-lorong bagian dalamnya juga nggak boleh di foto mbak? Pas baca spirited away, jadi mbayangin versi real-nya seperti apa. Hehe...

    Weh, tak kira tetep pakai pakaian dalam macam pakaian renang gitu. Ternyata malah telanjang bulat. Saya belum terbiasa xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lorong dalamnya juga gak boleh foto. Mungkin takut ada muka kefoto nggak sengaja.

      Hapus
  15. Budaya di Jepang ini banyak sekali berkaitan dengan Onsen ya, gabisa lepas.. Sampai masuk komik paporit saya dulu Shaman King hahaha..

    Tapi ya beda onsen lah ya mbak sama di komik

    *kabur*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ea... gue kabur kalau ketemu mahkluk-mahkluk anime begitu.

      Hapus
  16. Betulan, aku pengin banget ngerasain berendam di Onsen ...
    Selama ini cuma denger ceritanya kalau disana tiap orang yang mandi harus telanjang bulat, itu sih buatku ngga masalah.
    Ngapain malu hahaha :D

    Tarif paketnya kok lucu ya, kak .. beda selisih jauh harganya cuma dibedakan ruang bilasnya.
    Kalo yang murah ruangan bilasnya rame-rame ..., kalo aku sih milih yang rame-rame saja.
    Mayan ngirit buat beli shushi setelah dari onsen :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha ... sebetulnya pengalamannya itu lho, yang tidak bisa dibayar pakai uang. Cuma di beberapa negara saja ada budaya mandi telanjang rame-rame. Seingat saya, cuma Jepang dan Jerman.

      Hapus