15 Juni 2019

Pernah tiba-tiba dapat kiriman kartu kredit dari Bank? Apalagi tiba-tiba ada SMS notifikasi bahwa kartu kredit itu diaktifkan, padahal kita tidak pernah memintanya? Walaupun gratis biaya administrasi seumur hidup, dan tidak pernah dipakai, namun data aktivasi kartu kredit itu sudah masuk ke dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, seumur hidup Anda, akan ada catatan bahwa Anda pernah memiliki kartu kredit itu, meskipun di kemudian hari ditutup atau dinyatakan lunas.
Kita bisa meminta data Informasi Debitur diri kita sendiri ke kantor Otoritas Jasa Keuangan.
Untuk yang belum tahu, untuk saat ini, data fasilitas kredit perorangan dan badan disimpan di OJK dan dapat digunakan untuk melindungi pihak-pihak yang terkait, termasuk orang dan badan yang bersangkutan. Jadi, jika Anda hendak mengajukan kredit, data ini dapat diminta dan dijadikan dasar untuk proses selanjutnya. Tujuan dari semua ini adalah untuk melindungi berbagai pihak dari fraud atau penipuan.
Buat masyarakat umum yang ingin tahu kondisi atau informasi kredit pribadinya, bisa meminta data yang disebut dengan Informasi Debitur (iDeb). Data ini menyebutkan seluruh data kredit yang pernah dan masih kita miliki. Untuk memintanya juga cukup gampang, Anda cukup mendatangi kantor OJK terdekat.
Nah, saya sendiri pernah ingin tahu catatan kredit saya. Untuk memenuhi rasa penasaran ini, tentunya saya harus meminta data iDeb. Dan ... saya kemudian menyempatkan diri untuk pergi ke kantor OJK di Jl. M. H. Thamrin di Jakarta.
Untuk yang berdomisili di Jakarta, Anda dapat meminta data iDeb ke Menara Radius Prawiro Lt. 2, Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jl. M. H. Thamrin no. 2, Jakarta. Untuk alamat kantor OJK di kota lain, bisa cek websitenya OJK di  www.ojk.go.id ya. Bisa juga menghubungi kontak OJK di 157.
Bagaimana caranya datang ke kantor OJK? Gampang. Naik bus Transjakarta, bisa turun di halte busway Bank Indonesia. Dari halte ini, tinggal jalan ke arah selatan/Kementerian Agama. Belok ke Jl. Kebon Sirih. Masuk kompleks Bank Indonesia dari gerbang yang di Jl. Kebon Sirih ini ya. Halte busway Bank Indonesia dilewati busway Koridor 1 (Blok M – Kota), Koridor 6A dan 6B (Ragunan – Monas), Koridor 5A (Kampung Melayu – Grogol), dan Koridor 9B (Pinang Ranti – Kota).
Cek di aplikasi Trafi untuk kondisi jalan di dekat halte busway Bank Indonesia.
Nah, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan kalau kita (WNI perorangan) hendak meminta data iDeb di kantor OJK di sini:
  • Berpakaian rapi, dan harus memakai sepatu tertutup. Tidak boleh memakai sandal. (Kalau tidak memakai sepatu tertutup, tidak akan diterima oleh petugas di lantai 2.)
  • Untuk perorangan, wajib membawa e-KTP asli.
  • Sebaiknya membawa dua kartu tanda pengenal yang disertai foto. Bisa KTP, SIM, atau Paspor.
  • Waktu di gerbang masuk, satpam akan meminta KTP untuk ditukarkan dengan kartu tamu atau visitor. Nah, jelaskan bahwa KTP asli akan digunakan untuk meminta data iDeb atau Informasi Debitur. Jadi serahkan saja SIM atau Paspor untuk ditukarkan dengan kartu tamu.
  • Di Menara Radius Prawiro kita juga akan diminta untuk menukarkan kartu tamu tadi dengan kartu tamu khusus gedung. Jangan sampai hilang.
  • Isi form pengajuan iDeb, kemudian serahkan form dan KTP asli kepada petugas di lantai 2.
  • Sabar menunggu. Soalnya yang antre banyak.
  • Kalau ada pertanyaan seputar data iDeb, petugas akan meluangkan waktu untuk konsultasi hasil pemeriksaan iDeb. Gratis. Berhubung saya tidak punya masalah terkait dengan data IDeb saya, saya tidak meminta konsultasi dengan petugasnya.

Pemeriksaan iDeb bisa dilakukan di hari Senin sampai Jumat, dari jam 09:00 – 12:00 (Jumat jam 11:30) dan jam 13:30 – 15:00. Sebaiknya datang pagi, jadi termasuk yang diperiksa datanya di awal-awal. Soalnya, kalau yang sebelum kita konsultasinya lama, bisa berdampak pada waktu tunggu antrean kita.
Untuk informasi lebih lanjut, langsung cek websitenya OJK atau telepon ke 157. Oh ya, OJK juga punya akun instagram @ojkindonesia dan twitter @ojkindonesia. Kalau masih penasaran tentang OJK, boleh dicek akun medsosnya ya.

13 Komentar:

  1. Ya ampun mbak, lua niat banget yah, hahaha

    Gw sebenernya dulu pernah pingin nyoba karena penasaran. Maklum, cc gw banyak. Tapi berhubung gw gak pernah bayar telat jadi gw berasumsi kalo data gw baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga gak punya masalah ama kartu kredit sih. Ini murni penasaran doang. Untungnya hasilnya oke.

      Hapus
  2. wah nambah ilmu dan pengetahuan baru nih kak mengenai informasi debitur ini :)

    mohon maaf lahir batin ya kak, diriku banyak salah dan khilaf ;)

    BalasHapus
  3. Ojk gak nyediain akses online gitu yah mba. Biar kita gak susah payak ke sana hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak bisa, Pak. Soalnya susah tahu identitas pemohon datanya. Kalau datang sendiri, kan bisa dilihat KTP-nya.

      Hapus
    2. kan bisa aja masukin no ktp gitu :)

      Hapus
    3. Ahaha... tapi nggak ketahuan yang input nomer KTP itu yang punya beneran atau orang lain yang iseng. Pada dasarnya OJK sekarang lebih berhati-hati dalam mengelola data nasabah jasa keuangan.

      Hapus
    4. Saya pun mikir kayak bang day mba, alangkah enaknya klo bisa akses secara online, tpi memang benar kata mba, akses ini tertutup oleh ojk jadinya gak akan dimanfaatin datanya sama org iseng

      Hapus
    5. mungkin dibuatkan menu registrasi dulu. Veruifikasi ke no hp. Karena sekrg no hape kitakan dah menggunankan NIK. ya gak ?

      Hapus
    6. Mungkin teknologinya belum ke situ. OJK kan kalau soal teknologi agak hati-hati. Harusnya, sepuluh tahun lagi, semua sudah digital.

      Hapus
  4. Sampai sekarang belum berani pakai jartu kredit, walaupun sering ditawarkan, takutnya nanti terlena untuk beli ini beli itu dan malah jadi utang, jadi lebih baik pakai kartu debit aja, enggak khawatir akan utang,..he-he,..salam kenal teh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kalau soal terlena dalam penggunaan kartu kredit, itu masalah kemauan untuk mengontrol diri sih. Hehehe ... Salam kenal juga.

      Hapus