14 September 2019

Banyak orang bercerita ke saya bahwa hobi mereka adalah jalan-jalan. Memang sekarang jalan-jalan nampaknya sudah menjadi salah satu kebutuhan penting bagi kesehatan mental. Sayangnya, hobi yang satu ini juga memerlukan biaya. Apalagi kalau jalan-jalannya ke luar negeri. Kalau kita ikut tour atau paket wisata, kita tinggal bayar dan duduk manis di bus. Tapi buat sebagian orang, cara ini dianggap terlalu mengekang. Dan juga, umumnya biaya bepergian bisa ditekan kalau kita mengelola sendiri perjalanan kita. Paling tidak, biayanya si Tour Guide tidak perlu ada lagi.
Saya sendiri lebih suka jalan-jalan sendiri tanpa perlu ikut tour. Tapi tentunya berarti saya harus punya usaha ekstra untuk mempersiapkan perjalanannya. Beberapa kali orang bertanya pada saya mengenai itinerary atau rencana perjalanan dan juga biayanya, namun biasanya jawaban saya umum-umum saja. Kenapa? Ya jelas, selera orang berbeda-beda. Baik untuk saya belum tentu baik untuk Anda. Nah, supaya hati senang dan kantong tenang, kalau kita memilih untuk jalan-jalan sendiri, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat kita akan bepergian.
Mau ngapain jalan-jalan kali ini?
Alasan Jalan-Jalan
Ini harus diputuskan terlebih dahulu, terutama kalau bepergian dalam rombongan. Ada beberapa alasan yang umum saya temui: untuk bersantai di tempat penginapan atau satu-dua tempat wisata yang menyenangkan, untuk mengumpulkan foto-foto supaya bisa upload di sosmed, untuk sekadar pernah menjejakkan kaki di tempat tertentu, dan untuk melakukan suatu aktivitas khusus.
Kenapa menentukan alasan jalan-jalan ini penting? Supaya kita lebih mudah menentukan alur perjalanan nantinya. Untuk yang sekedar bersantai, atau untuk melakukan suatu aktivitas khusus, biasanya tidak akan banyak berkeliling. Cukup beberapa kota atau area yang dituju dan mereka akan mengeksplor daerah tersebut. Kalau tujuannya untuk mengumpulkan foto atau sekedar pernah menjejakkan kaki, biasanya tempat tujuannya banyak tapi hanya sebentar-sebentar. Yang ini biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di jalan dibandingkan di tempat tertentu.
Kalau perginya berombongan, alasan jalan-jalan harus dinyatakan dengan jelas di awal. Tujuannya adalah untuk mencegah anggota kelompok yang pundung atau sebal karena keinginnannya tidak terpenuhi. Jelas-jelas tujuannya adalah foto-foto doang, ya jadinya cuma sehari di Paris: lewat di depan menara Eiffel, foto-foto 15 menit terus langsung berangkat ke La Place de La Concorde. Besoknya sudah ke Strasbourg. Jangan terus ada yang bete karena sebetulnya ingin ikutan antre lift untuk naik ke atas menara Eiffel. Antrenya sendiri bisa dua jam, tuh.
Jangan lupa lihat peta.
Tujuan Wisata
Ini juga tidak kalah pentingnya. Menurut saya, setiap kali kita membuat itinerary, kita wajib buka peta. Ini penting. Tujuannya adalah untuk mengira-ngira itinerarynya masuk akal atau tidak. Contohnya, kalau kita cuma punya waktu 5 hari di Jepang tapi ingin pergi ke Fukuoka, Osaka, Tokyo, Sapporo, bisa dipastikan kita cuma numpang tidur dan jalan-jalan di sekitar stasiun kereta di masing-masing kota.
Supaya tidak menyesal di kemudian hari, biasakan browsing untuk mencari tahu tempat-tempat populer di kota tujuan. Terus, ini juga penting, lihat posisinya di peta. GoogleMaps umumnya sangat membantu untuk hal ini. Kalau kita berencana ke Bangkok, dan ini baru kali pertama, sebaiknya cari tahu dulu tempat-tempat populer dan tempat-tempat menarik (yang mungkin kurang populer). Jadi kita memang memilih tempat yang akan dikunjungi. Lihat juga tempatnya, jauh atau tidak, ada akses transportasi yang gampang atau tidak. Jangan sampai waktu pulang terus baru sadar ternyata di Bangkok ada tempat-tempat beken yang “lupa” dikunjungi, padahal dekat dengan hotel. Memilih tempat wisata itu susah, tapi sebaiknya diputuskan sebelum berangkat.
Saya sendiri, biasanya melihat seluruh pilihan yang ada di satu kota, lalu memilih sekitar 5 sampai 6 tempat wisata, dimana 3 di antaranya adalah tempat kunjungan wajib, sisanya cadangan. Nanti di hari H, kalau saya melihat bahwa waktunya cukup, saya bisa langsung menambahkan tempat wisata cadangan ke dalam itinerary berjalan.
Mau menginap di sini?
Menentukan Tempat Penginapan
Menentukan tempat wisata di atas adalah faktor penentu tempat penginapan. Misalnya ya, kalau kita mau pergi ke Singapura – Melaka – Kuala Lumpur dengan waktu dan anggaran terbatas. Bisa saja kita tidak menginap di Melaka. Tapi pastinya menginap paling tidak di Singapura atau di Kuala Lumpur. Terus, kalau tujuannya mau ke Sky Tree Tower dan Ueno Park di Tokyo, ya sudah pasti menginapnya di dekat-dekat situ.
Karena tempat menginap mempengaruhi budget secara signifikan, kalau dapat hotel murahnya di tempat yang agak jauh dari tempat wisata tujuan, pastikan kita tahu cara-cara transportasi yang masuk akal supaya tidak boros waktu di perjalanan. Daerah yang dekat dengan kereta atau jalur bus adalah pilihan yang baik.
Kalau menginap di kota kecil atau di daerah pertanian, maka kita harus cari info tentang kemudahan mendapatkan makanan. Jangan sampai kita kemalaman dan tidak menemukan satupun tempat makan atau toko yang masih buka, sementara kita tidak membawa cadangan makanan. Kalau memang berencana tinggal di daerah pinggiran atau jauh dari perkotaan, persediaan mie instan dan kue kering mutlak diperlukan.
Naik kereta? Kereta kuda?
Menentukan Transportasi
Saya pernah beberapa kali menemukan orang yang bertanya, kalau ke Jepang sebaiknya beli JR Pass atau tidak? Nah. Itu sebetulnya pertanyaannya adalah: mau naik kereta ke mana saja? Tujuan wisatanya mengharuskan bolak-balik naik kereta? Tempat penginapannya dekat dengan jalur kereta? Kalau kita sudah tahu posisi tujuan wisata kita, tinggal cek di GoogleMaps saja untuk transportasinya. Jangan lupa untuk memasukkan perkiraan jam keberangkatan, supaya tidak salah perkiraan moda transportasi yang dipilih.Kalau sudah tahu perkiraan harga tiketnya di masing-masing perjalanan, dijumlahkan saja apakah jumlahnya masuk akal kalau kita beli sendiri-sendiri atau kalau beli JR Pass.
Untuk patokannya, kalau kita jalan-jalan di Jepang, selama kita setiap hari harus bepergian antar kota di sekitaran Osaka, Nara, Kobe, Kyoto, Tokyo, biasanya JR Pass lebih murah dan praktis dibandingkan beli tiket kereta satuan. Kalau kita perginya kebanyakan ke tempat yang tidak dilewati Shinkansen, atau hanya jalan-jalan di satu kota saja, biasanya lebih murah membeli tiket satuan.
Hal yang sama kalau kita bepergian di tempat lain. Kalau tujuannya ke Kepulauan Kei, sudah pasti kita harus sewa kapal untuk bisa island hopping. Cek harganya, kalau perlu tanya ke tempat penginapan yang kita mau. Kalau perginya banyakan, kan harganya bisa ditanggung bersama.
Sudah tahu mau ke mana, kan?
Menentukan biaya-biaya lain
Jangan lupa, selalu ada biaya tambahan. Apakah perlu asuransi perjalanan? Apakah perlu beli SIM Card di tempat tujuan? Berapa berat bagasi yang dibutuhkan? Nah, itu semua tergantung kebutuhan dan selera masing-masing orang. Saya sih biasanya jalan-jalan dengan bawaan seminimal mungkin. Tapi kalau internet dan asuransi perjalanan, biasanya sudah saya siapkan dari sebelum berangkat.
Itulah beberapa hal yang menurut saya perlu diperhatikan kalau kita menyusun rencana perjalanan dan perkiraan biaya kalau berminat untuk jalan-jalan secara mandiri.

19 Komentar:

  1. Kalau traveler sejati, selalu mempersiapkan segala sesuatu ya saat mau jalan-jalan.
    Kalau kami mah, jarang.
    Mau ke sana eh tiba-tiba jadi ke sini.

    Jalan aja nggak jelas, alhasil malah lebih boros meski kadang juga seru :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalan tanpa planning seru juga sih. Tapi itu biasanya kalau saya jalan bareng keluarga. Alasannya, sudah saling kenal dan tidak masalah kalau harus bayar lebih atau jalan lebih jauh. Kalau jalan sendiri, saya malah sangat well planned, karena kalau nyasar belum tentu bisa minta tolong orang lain...

      Hapus
  2. makasi remind-nya nih mba buat hal-hal penting yang perlu diinget :)
    biaya lain-lain ini penting bgt deh buat disiapin dan jgn sampe engga ada, krna pasti butuh dan bisa jadi tiba2 ada hal mendadak yg memerlukan dana. kadang kalo kepepet dan biaya lain2nya abis, mau ga mau deh mesti pake cc bayar apa2 :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kak. Biasanya transportasi tuh yang bisa melebihi perkiraan. Makan bisa hemat, tapi transportasi agak susah dihemat. Apalagi kalau maunya ke banyak tempat dengan waktu terbatas.

      Hapus
  3. Mantap tipsnya mbak, terima kasih buat ilmu nya. :)

    BalasHapus
  4. saya malah gak suka jalan2! maklum saya agak introvert! hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha... kita memang bumi dan langit bedanya. Kalau saya, bisa mati bosan kalau lama nggak jalan-jalan.

      Hapus
  5. Perencanaan itu penting sekali. Apalagi yang namanya jalan-jalan, tanpa rencana, digiliran sampai ditempat bingung deh. Baru selfi eh temannya ngajak buru-buru pergi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget! Mana semakin banyak kepala, semakin banyak maunya.

      Hapus
  6. yang paling ribet tu kalo sudh wisatanya rombongan, sudah harus berbagi waktu masing-masing kalo sudah di tempat wisata.. ngatur rombongan untuk mengikuti batas waktu agar semua destinasi bisa dikunjungi.. yang ada malah molor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget. Apalagi kalau ada ibu-ibu tukang belanja di rombongan. Mereka pantang pulang sebelum dapat harga murah!

      Hapus
  7. Kalau google maps sudah bisa diandalkan pastinya lebih enak berlibur ke LN tanpa pakai guide ya, etapi klo milih hotel dekat tempat wisata biasanya kan mahal tu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, Kak. Makanya hitung-hitungan antara biaya transportasi dan biaya hotel. Kadang hotel mahalan sedikit tapi transportasi malah lebih murah. Tergantung, sih.

      Hapus
  8. Mbak dyah.. wahhh samaan dong. Saya juga beberapa kali jalan sendirian ke tempat wisata..

    BalasHapus
  9. biaya lain lain itu yang tidak terduga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, tapi kan masih bisa diperkirakan meskipun selalu ada kasus ekstrem dimana pengeluaran melonjak gila-gilaan.

      Hapus