7 Desember 2019

Pintu bawah Stasiun Sudirman yang di barat, mengarah ke Jl. Blora.
Stasiun KCI Sudirman (Stasiun Kereta Commuter Indonesia Sudirman), atau yang biasa disebut sebagai Stasiun Sudirman saja, adalah salah satu stasiun kereta di jalur Commuter Line Bogor – Duri – Jatinegara. Stasiun ini termasuk stasiun yang ramai karena berada di jalan protokol utama ibukota, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta Pusat. Bahkan, letaknya sangat dekat dengan patung Jendral Sudirman yang menghiasi jalan tersebut. Stasiun ini istimewa karena masih terhubung dengan stasiun BNI City yang khusus melayani kereta bandara. Selain itu, stasiun ini juga berdekatan dengan stasiun MRT Dukuh Atas dan halte busway Dukuh Atas.
Untuk yang baru diterima kerja di sekitaran segitiga emas Sudirman – Thamrin – Kuningan, perlu diketahui bahwa stasiun ini adalah stasiun kereta yang paling dekat dengan kantor Anda. Kereta dari segala penjuru ibukota dapat membawa Anda kemari, baik langsung (dari Bogor) ataupun melalui transit di stasiun Manggarai (dari Bekasi atau Kota), transit di stasiun Tanah Abang (dari Rangkasbitung atau Serpong), atau transit di stasiun Duri (dari Tangerang). Kemudahan ini membuat banyak pegawai kantoran di pusat kota ini memilih Commuter Line sebagai alternatif utama untuk pulang pergi ke kantor.
Untuk yang ingin tahu jalur kereta Bogor – Duri – Jatinegara, bisa melihat bagan yang ada di website http://www.krl.co.id/ yang merupakan situs resmi Commuter Line. Kalau dilihat, stasiun Sudirman terletak di jalur yang berwarna kuning, di antara stasiun Manggarai dan stasiun Tanah Abang.
Ini bagian dalamnya Stasiun Sudirman.
Bagian peron Stasiun Sudirman.
Untuk yang perlu turun di stasiun Sudirman, perlu diketahui bahwa pintu keluar/masuknya ada tiga, yaitu satu di atas dan dua di bawah. Di atas, artinya dari peron kereta kita harus naik tangga ke atas dan kemudian keluar ke Jl. Jend Sudirman. Ketika keluar, kita akan berada persis di tepi Jl. Jend. Sudirman. Penumpang yang keluar di sini umumnya adalah penumpang yang akan mengambil bus Transjakarta di halte busway Dukuh Atas atau akan berjalan kaki ke gedung di sekitaran situ, misalnya di gedung Landmark, Wisma Indocement, atau Wisma Bumiputera. Oh ya, yang berminat ke taman Spot Budaya Dukuh Atas untuk main skateboard juga bisa keluar di sini.
Pintu bawah artinya pintu yang selevel dengan peron kereta. Pintu masuk bawah ada dua, yang barat mengarah ke Jl. Blora dan yang timur ke Jl.Kendal. Yang mengarah ke Jl. Blora, letaknya persis di dekat flyover Jl. Jend. Sudirman. Yang mengarah ke Jl. Kendal, letaknya lebih jauh sedikit. Kalau keluar di bawah, kita bisa berjalan melewati terowongan jalur pejalan kaki yang bisa menyeberangkan kita ke sisi lain dari Jl. Jend. Sudirman. Jalur pejalan kaki ini sering disebut sebagai Walking Tunnel. Walking Tunnel bentuknya instagrammable banget, dan sering jadi tempat foto-foto.
Penumpang yang keluar di pintu bawah umumnya adalah penumpang yang akan menuju ke Wisma 46 atau BNI City, Menara Taspen, Wisma Keiai, Menara UOB Buana, atau bahkan Grand Indonesia. Selain bisa melewati Walking Tunnel, penumpang yang keluar di pintu bawah juga bisa berjalan di jalur khusus di pinggir rel dan langsung menuju ke stasiun BNI City untuk naik kereta bandara. Oh ya, yang mau ke City Tower dan Kedutaan Jerman juga bisa keluar lewat bawah dan tinggal jalan lurus melewati Jl. Blora (tidak lewat terowongan).
Walking tunnel yang lewat di bawah Jl. Jend. Sudirman. Banyak orang foto-foto di sini.
Berbeda dengan pintu atas yang relatif sepi, pintu bawah jauh lebih ramai karena di Jl. Blora dan Jl. Kendal terdapat banyak tempat makan. Berjalan menyeberang Jl. Kendal dari pintu stasiun yang sebelah timur, kita bisa makan mie ayam di Mie Keriting Luwes. Sedangkan kalau kita keluar di pintu barat di Jl. Blora (sejajar dengan Jl. Jend. Sudirman), kita bisa menikmati masakan Manado di rumah makan Ikan Tude Manado, mencicipi roti bakar ngehits di Waroeng Mee, dan makan bubur ayam gerobak yang laris di depan Waroeng Mee (malam hari). Di Jl. Blora juga terdapat beberapa hotel seperti Clay Hotel dan RedDoorz Plus @ Thamrin.
Di dalam stasiun sendiri terdapat beberapa tempat makan, yaitu CFC, Roti O, dan Fore. Ada juga Indomaret di lantai atas (harus tap in atau masuk ke dalam untuk bisa ke sini) dan yang di bawah (posisinya di luar gate, bisa untuk umum yang tidak berminat untuk masuk stasiun). Di luar itu, di dekat pintu bawah ada banyak penjual makanan keliling, baik yang naik sepeda atau dengan gerobak.
Tadi saya sudah tulis kalau penumpang kereta juga bisa melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta melalui halte busway Dukuh Atas, kan ya? Halte busway Dukuh Atas terdiri dari Dukuh Atas 1 dan Dukuh  Atas 2. Kedua halte busway ini dihubungkan oleh jembatan penyeberangan yang instagrammable dan sering jadi latar belakang foto-foto selfie. (Update 15 Desember 2019: Halte busway Dukuh Atas 2 saat ini tidak dapat diakses karena sedang ada pembangunan LRT Jabodebek.)
Nah, halte busway Dukuh Atas 2 (letaknya di bawah Jl. Jend. Sudirman, dekat gedung Landmark) adalah halte busway yang dilewati bus-bus Transjakarta tujuan Ragunan atau Pulo Gadung. Halte busway Dukuh Atas 1 letaknya di tengah Jl. Jend. Sudirman, dekat patung Jendral Sudirman yang besar itu. Dari halte busway ini, kita bisa mengambil bus Transjakarta jurusan Kota, Blok M, TU GAS, Ragunan,  dan Pinang Ranti. Bus Transjakarta yang lewat adalah bus transjakarta reguler yang bisa berhenti di halte khusus Transjakarta.
Bagian atas Stasiun Sudirman. Dari sini kita bisa lanjut ke Spot Budaya Dukuh Atas.
Selain bus Transjakarta reguler, kita juga bisa mengambil bus feeder dalam kota rute khusus, yaitu koridor DA1 (Stasiun MRT Dukuh Atas – Sam Ratulangi Menteng), koridor DA2 (Stasiun MRT Dukuh Atas  - Tanah Abang), koridor DA3 (Stasun MRT Dukuh Atas – Kuningan), dan koridor DA4 (Stasiun MRT Dukuh Atas – Kota). Semua bus ini bisa diambil di depan pintu stasiun MRT Dukuh Atas di dekat stasiun BNI City. Dari stasiun Sudirman kita harus melewati Walking Tunnel sebelum sampai di tempat ambil bus.
Bus Transjakarta di koridor yang kodenya pakai “DA” di atas tidak terhubung dengan koridor lain, karena bus-bus ini adalah bus yang melewati jalan biasa dan berhenti di halte tepi jalan. Pintunya pendek jadi tidak bisa menaikturunkan penumpang di halte busway. Jadi, kalau mau naik bus Transjakarta yang bentuknya seperti ini, ingat baik-baik: tidak bisa transit. Kalau mau pindah bus, ya bayar lagi.
Nah, buat yang dari luar kota dan berminat iseng-iseng naik Commuter Line, coba turun di Stasiun Sudirman ini dan jalan-jalan di pusat kota Jakarta. Bukan tempat wisata budaya, di sini kita bisa melakukan wisata metropolitan. Wisata untuk melihat gedung-gedung tinggi, makan di pedagang kaki lima di gang-gang yang memenuhi kebutuhan pangan mbak-mbak dan mas-mas kantoran, dan berakhir di mal terdekat, yaitu Grand Indonesia dan Plaza Indonesia. Seru juga, lho.
Bus Transjakarta koridor DA yang tidak bisa transit ke jalur bus Transjakarta reguler.
Stasiun kereta Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas, dan halte busway Dukuh Atas 1 dan 2 adalah salah satu contoh terintegrasinya transportasi umum di Jakarta. Nyaman kan, naik kendaraan umum di Jakarta.
Catatan tambahan: Per 1 Agustus 2019 Stasiun Sudirman tidak melayani transaksi THB (tiket harian berjaminan). Artinya, di sini kita tidak bisa membeli tiket kereta untuk hanya sekali jalan. Untuk turis yang ingin naik kereta dari Stasiun Sudirman, sebaiknya sudah memiliki kartu uang elektronik (misalnya BCA Flazz, BNI TapCash, Mandiri e-Money, dan lain-lain) atau sudah membeli KMT (kartu multi trip) di stasiun lain.

13 Komentar:

  1. Bagus sekali ada kemudahan transport awam macam ni. Memudahkan perjalanan dan kurangkan kesesakan jalan raya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul! Nggak perlu ribet.

      Hapus
    2. Station juga besar dan memberikan keselesaan kepada pengguna. Bagus sekali.

      Hapus
  2. Wah yang pintu bawah aksesnya bisa kemana-mana ya. Biasa lewat atas dan samping jadi gak ngeh sama pintu bawah yang menuju ke BNI dll itu.tks ya sharringnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akses samping itu mungkin yang saya maksud dengan akses bawah, ya. Kan kalau keluar di Jl Blora, bisa lewat walking tunnel untuk ke BNI City, bahkan ke GI. Tapi itu masih lanjut jalan kaki lho, ya.

      Hapus
  3. wah kalau membaca ulasannya disini, sepertinya makin nyaman saat naik kendaraan di Jakarta ya. Saya juga pengen menikmati wisata metropolitan dan pengen juga melihat2 area stasiun sudirman ini. hmmm... harus atur waktu dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kalau soal transportasi umum di Jakarta, perkembangannya cepat banget. Tiap tahun selalu ada pembaharuan.

      Hapus
  4. Baru pernah sekali doang ke stasiun sudirman, itupun karena mau nyobain kereta bandaranya, dan stasiunnya emang nyaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... stasiun bandara kan stasiun baru, jadi bangunannya modern.

      Hapus
  5. Cuman sering dengar namanya dan hanya lewat gitu aja coz gak ada keperluan di area sana :)

    Desainnya modern yah. Semakin ke sini fasilitas2 penunjang transportasi semakin nyaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, makanya semakin banyak orang yang memilih untuk naik Commuter Line.

      Hapus
  6. Lengkap infonya, termasuk stasiun MRT. Transportasi massal di JKT sudah jauh lebih baik. Mungkin tetap harus waspada kemungkinan adanya copet hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... tapi dengan pengaturan yang semakin ketat, kesempatan mencopet juga semakin kecil sih. Cuma tetap aja ada.

      Hapus