27 November 2018


Artikel ini dibuat sebagai bagian dari BPN 30 Day Blog Challenge
Hore! Jalan-jalan lagi! Wisata memang selalu menyenangkan. Walaupun jalan-jalan santai, tetap saja ada yang harus dipersiapkan sebelum berangkat. Paling tidak, lima hal ini wajib ada di dalam tas kalau mau jalan-jalan.
Apa yang ada di dalam tas?
Uang
Nggak usah tertawa. Banyak orang nggak menghitung perkiraan pengeluaran saat jalan-jalan. Padahal, selain kadang ada pengeluaran tak terduga, belum tentu di dekat situ ada ATM atau Indomaret untuk ambil tunai. Repot kan? Jadi, biasakan memperkirakan pengeluaran, dan menyimpan cukup uang tunai. Lebih baik lagi, ada pecahan besar dan kecil. Oh ya, saya juga biasanya menyebar uang di dua atau tiga tempat di tas. Untuk jaga-jaga saja.
Tahun 2014, saya dan seorang teman pergi ke Desa Sawarna di Banten. Tempatnya seru banget. Penginapannya murah, pemandangannya indah. Tapi tidak ada ATM. Cuma ada satu Indomaret dimana orang bisa tarik tunai pakai debet BCA. Dan di situ selalu ramai. Antreannya panjang. Untungnya, saya sudah menghitung-hitung dulu perkiraan pengeluaran di sana. Dari bayar angkot, ojek, hotel, makan, dan juga biaya kecil lainya, saya bisa bayar tunai. Sampai balik ke Jakarta, saya tidak mengalami kesulitan dengan uang.
Handphone dan chargernya (termasuk travel adapter kalau ke luar negeri)
Huahaha, ini barang yang wajib dibawa. Jangan pernah ketinggalan charger, ya. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi utama dengan keluarga di rumah, handphone juga menjadi alat bantu lokasi (misalnya dengan GoogleMaps), sumber informasi (browsing dulu cari rumah makan favorit setempat), dan juga merangkap kamera. Handphone juga bisa dipakai untuk mempermudah transportasi, misalnya pakai Grab di Singapura.
Bagaimana kalau kita berada di tempat yang pelosok sekali? Waktu saya liburan di atas kapal ke Pulau Komodo tahun 2014, selama di kapal saya tidak dapat sinyal sama sekali. Maklum, Indosat. Teman yang pakai Telkomsel sih, masih bisa posting di Facebook. Terus, sia-sia dong bawa handphone? Enggak juga, karena dengan sinyal yang lemah sekalipun, kita masih bisa menelepon 112 untuk kasus-kasus darurat. Jangan sepelekan handphone, ya.
Plester
Baru trekking di dekat Grojogan Sewu, Karanganyar, Jawa Tengah, eh kepleset terus kakinya lecet. Gimana dong? Tidak perlu khawatir. Kemanapun saya pergi saya selalu menyediakan beberapa lembar plester di dalam tas.
Biasanya saya bawa plester yang anti air, yaitu Aqua Protect keluaran Hansaplast. Plester ini jauh lebih erat melekat dibandingkan plester yang lain. Selain itu, kalau kita sedang jalan-jalan di pantai atau harus lewat sungat, kita tidak perlu khawatir luka kita akan kemasukan air dan kotoran.
Tissue
Ini bawaan emak-emak banget ya. Tissue gunanya banyak. Dari membersihkan tangan, mengelap mulut, atau membersihkan darah yang keluar saat luka. Kalau jalan-jalan di tempat dimana tissue bayar, bawa tissue sendiri itu wajib. Ini penting buat yang mau backpackeran ke Singapura atau Malaysia. Di tempat makan di sana umumnya tidak disediakan tissue gratis ya. Jadi wajib bawa sendiri, kecuali mau bayar.
Saya biasa bawa pocket pack tissue, isi 12 sheets, dari Paseo. Kalau bepergiannya jauh, ya berarti bawa beberapa pack di koper. Ukurannya kecil jadi tidak boros tempat. Saya sendiri kebetulan juga tidak boros tissue. Ingat ya, satu kardus pocket pack tissue itu diproduksi dari satu batang pohon. Hemat tissue berarti cinta lingkungan.

Apapun jenis tasnya, pocketable parka saya selalu bisa masuk.
Jaket windbreaker
Jaket super ringan ini bukan jas hujan ya. Jaket ini fungsinya adalah untuk melindungi diri dari angin dan matahari. Kalau saya harus pakai ojek, saya pasti akan mengenakan jaket ini dulu sebelum naik motor. Biar nggak masuk angin. Waktu jalan-jalan di bawah sinar matahari, saya juga memakai jaket ini. Walau sepertinya membuat berkeringat, tapi tetap lebih efektif menahan sinar UV matahari dibandingkan dengan sunblock. Jaket ini masih kuat menahan gerimis kecil, tapi tidak bisa melindungi diri dari hujan biasa.
Kalau masuk ke dalam bangunan, misalnya museum atau mall, atau naik MRT misalnya, jaket ini bisa dilipat dan masuk lagi ke dalam tas. Kalau saya jalan-jalan di tengah kota, biasanya jaket ini bisa dilipat dan sembunyi di dalam tas sampai diperlukan.
Saya biasa bawa windbreaker dari Uniqlo, yang nama dagangnya adalah pocketable parka. Jaket ini ringan banget dan tidak boros tempat. Harus yang ada hood-nya, supaya bisa melindungi kepala juga. Pilihan warnanya banyak, tapi saya memilih warna biru terang. Eye-catching banget soalnya.
Dengan membawa barang-barang yang nampaknya sederhana ini, kita bisa sedikit terbebas dari kerepotan yang mungkin muncul di saat perjalanan nanti.

4 Komentar:

  1. Aku juga suka bawa tissue. Penting banget nih buat ngelap. Tapi tetep kudu hemat ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Tissue juga bisa jadi sampah yang mengganggu, jadi tetap pemakaiannya harus seperlunya saja.

      Hapus
  2. Saya juga selalu punya plester plus alcohol wipes di make up pouch.

    Thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Plester itu penting ya. Kita nggak pernah tahu kapan ada yang luka.

      Hapus