14 Desember 2018


Artikel ini dibuat sebagai bagian dari BPN 30 Day Blog Challenge
Dulu waktu saya masih kecil, saya selalu ingin berpetualang. Sepertinya keren aja, keliling dunia atau bepergian sambil menyelesaikan masalah. Berhubung masih imut, nggak mungkin saya langsung beli tiket pesawat dan pergi. Jadi saya harus memuaskan diri dengan menonton film petualangan macam Indiana Jones. Tapi yang membuat saya lebih merasa berpetualang adalah ketika saya memainkan Role Playing Game di komputer.
Jaman dulu, belum ada MMORPG apalagi MOBA semacam DOTA ya. Internet saja belum umum di kalangan masyarakat. Jadi yang namanya computer game ya hanya dimainkan sendirian. Kalau pemainnya lebih dari satu, ya gantian. Nah, salah satu permainan di komputer yang menghibur saya dan membuat saya penasaran sampai malam adalah serial Monkey Island.
Screenshot dari Monkey Island 2.
Gambar diambil dari channel YouTube milik Dominic B.
Game ini adalah hasil produksi dari LucasArts, salah salah satu perusahaan yang didirikan oleh George Lucas, sutradara Star Wars dan Indiana Jones. Pertama kali saya memainkan game ini, jaman masih SMP, saya cuma asal klik-klik saja. Waktu itu, ayah saya membelikan disket (bukan CD ya) game ini supaya saya belajar bahasa Inggris. Soalnya, cara memilih langkah selanjutnya adalah dengan memilih salah satu dari beberapa pilihan kalimat perkataan tokoh utamanya. Asumsinya, saya harus belajar bahasa Inggris dengan baik untuk tahu arti pembicaraan antar tokohnya. Yang dia tidak sadar adalah, bahasa yang digunakan di sini adalah bahasa non formal. Ain’t ye goin’ ta let me finish? More grog!
Alur cerita game ini mengikuti perjalanan Guybrush Threepwood, seorang pirate wanna-be di kepulauan Karibia. Game ini berseri, dari awal dia bercita-cita menemukan harta karun yang namanya Big Whoop, sampai menikah dengan gubernur Tri-Island Area yang bernama Elaine Marley, lalu membebaskan sang istri dari kutukan penjahat yang bernama LeChuck.
Petualangan Guybrush ini menarik, terutama karena penyelesaian masalahnya kadang konyol, dan kalimat atau pembicaraan yang dipilih menggelitik. Misalnya, salah satu penyelesaian untuk memperbaiki suatu alat adalah dengan menggunakan kera yang dia simpan di kantongnya. Monkey = monkey wrench, got it? Pembicaraan di sini juga kadang-kadang konyol dan nggak penting misalnya, “A woodchuck should chuck if a woodchuck could chuck wood, as long as a woodchuck would chuck wood.”
Screenshot dari Monkey Island 2.
Gambar diambil dari channel YouTube milik Dominic B.
Cara memainkannya juga gampang. Cukup menggerakkan Guybrush dengan cara klik kursor di tempat dimana Guybrush harus menuju. Kalau ada barang yang bisa diambil, diklik saja barangnya. Kalau mau dikeluarkan lagi, cukup klik kotak penyimpanannya di layar. Kadang ada barang yang bisa digabung menjadi barang baru yang berguna di adegan selanjutnya. Kalau mau berbicara dengan tokoh lain, klik saja tokoh lawannya, lalu pilih kalimat yang muncul di layar.
Seiring dengan perkembangan teknologi, saya pun beralih ke game yang lebih menarik. Saya sempat suka game keluaran The Adventure Company seperti Return to Mysterious Island. Pernah juga main Dungeons & Dragons. Tapi sendiri ya, tidak dengan orang lain. Kebetulan, kemudian perusahaan LucasArts sendiri juga dibeli oleh Walt Disney di tahun 2013 dan sejak saat itu tidak lagi memproduksi langsung computer game. Jadi saya semakin meninggalkan game jenis ini.
Begitu saya lulus kuliah dan mulai kerja, saya sama sekali tidak menyentuh permainan komputer, terutama RPG, apalagi RPG yang online. Soalnya main adventure game membuat saya bergadang dan jadinya tidak bisa konsentrasi di kantor. Saya pikir, ya sudahlah, pemainan itu menjadi bagian dari masa lalu saja. Saya sekarang lebih sering main Candy Crush dan Pokemon Go, karena bisa ditinggal sewaktu-waktu. Selain itu, tidak membuat saya begadang sampai malam.
Itulah salah satu kenangan masa kecil saya yang mungkin sekarang susah terulang lagi. Eh ya, ngomong-ngomong, ada yang suka main adventure game di komputer nggak?
Catatan: Gambar merupakan screenshot dari video “Monkey Island 2 Special Edition Funny Moments” dari channel Dominic B di YouTube.

10 Komentar:

  1. Aku juga sempet ngalami jmn disket mb, komputer pentium 2, 3 haha
    Yup sekarang mainnya yg gampang aja candy crush to de rescue tapi klo ketagihan kdg bikin gemes juga, tau2 batere hp cepet drop

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, candy crush itu memang menghabiskan waktu dan baterai. Kalau tiba-tiba dapat life 2 jam, rasanya pengin main sampai dua jam.

      Hapus
  2. Kalau jaman saya, masa kecil itu belum kenal game gitu mbak, masih patok lele, sambar elang dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha...
      Saya malah gak tahu patok lele itu gimana.

      Hapus
  3. Lha ini game kesukaan abang saya nih, saya suka liat gamenya lucu bgt dialognya, banyak istilah piratenya lagi, grafisnya juga oke bgt kan

    BalasHapus
  4. Aku dulu suka nggak kebagian mainin. Yang main abang sepupuku terus dan tugas yang lebih muda ya nyemangatin. Dulu kata abang sepupuku, cuma anak laki yang boleh mainin. Trus aku sama adik sepupu yang cewek percaya aja lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ea... itu kakak sepupunya perlu dapat pelajaran tentang gender equality .

      Hapus
  5. Di komputer suka main game kayak Plant Vs Zombie hahahaha sama Battle Realms dan AoE saja, Kak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, saya juga suka main Plant vs Zombie. Paling suka kalau berhasil upgrade tanaman kacang polong sampai bisa lempar banyak kacang polong.

      Hapus