11 Desember 2018


Artikel ini dibuat sebagai bagian dari BPN 30 Day Blog Challenge
Kedengarannya seru, ya; jalan-jalan keliling dunia dan dapat uang dari menulis di blog. Kalau baca-baca blog dari travel blogger internasional macam nomadicmatt.com, kayaknya pengin langsung masukin laptop ke dalam ransel dan berangkat ke dunia luas sana, ya nggak? Sayangnya, seseru apapun perjalanan seorang travel blogger, itu adalah sebuah pekerjaan, lho. Sama seperti kerja di kantoran. Ada deadline, bisa terima komplain, dan juga bisa jenuh.
Sambil jalan, ngeblog juga. Asyik nggak?
Tapi, sama seperti banyak orang yang bertahan di sebuah kantor walau stres banget, demikian pula travel blogger harus bertahan meskipun capek banget ribut dengan orang maskapai penerbangan yang salah paham. Setelah saya sering membaca travel blog dan membaca bagian curhatnya, menurut saya hal-hal berikut ini perlu dipersiapkan kalau ada yang berminat menjadi fulltime travel blogger.
Asah kemampuan menulis
Blog pada dasarnya adalah catatan pribadi. Jadi, sebenarnya kita bisa menulis apapun yang kita mau. Tapi, kalau kita berminat untuk menjadi seorang profesional, berarti tulisan kita harus disukai, bahkan dicari, oleh orang lain. Mencari tahu tema yang kita suka dan juga disukai orang, itu memang PR. Makanya, banyak-banyak membaca dan terus-menerus menulis menjadi hal yang penting.
Asah kemampuan analisa pasar
Menurut saya, nggak ada orang yang bisa sukses memasarkan sesuatu hanya karena beruntung. Hal yang sama berlaku juga untuk blogger. Tetap saja, blogger harus sering melihat kompetitor, memeriksa tema mana yang laris, selalu update terhadap perubahan apapun (termasuk algoritma Google) dan mampu menganalisa SWOT blognya. Tentunya, itu semua dilakukan demi mendapatkan banyak pembaca.
Belajar dasar-dasar bahasa pemrograman
Blog yang bagus tentunya punya yang template-nya mendukung. Masalahnya, kecuali kita bisa bayar seorang webmaster, kita harus selalu mengembangkan template secara mandiri. Walau template dasarnya beli, kan tetap saja kita harus otak-atik seperlunya. Akan sangat berguna kalau kita mengerti sedikit bahasa pemrograman.
Berani kreatif
Jadi blogger saja dan mengandalkan pendapatan dari Adsense pasti kurang. Mau nggak mau, blogger harus bisa pasang artikel berbayar, jadi penulis di majalah atau website lain, ikut kompetisi, atau jadi trainer/penyelenggara training yang sesuai dengan keahliannya. Selain menjadi pendapatan tambahan, semua kegiatan tersebut juga bisa menjadi ajang promosi blog. Dengan semakin banyaknya saingan, sudah pasti kreativitas menjadi penting.
Belajar fotografi
Tak dapat dipungkiri, foto juga menjadi dasar pertimbangan apakah seseorang mau membaca postingan kita lebih lanjut atau tidak. Foto turut menentukan kualitas keseluruhan artikel. Apalagi untuk travel blogger, dimana kita juga harus bisa membawa pembaca seolah-olah ikut datang di tempat kita berada. Paling tidak, kita harus bisa menemukan foto atau gambar yang membuat orang tertarik untuk membaca lebih lanjut.
Mengembangkan kemampuan untuk mengelola stress
Yang ini sebenarnya wajib dimiliki siapa saja. Tapi buat blogger yang fokus, hal ini menjadi penting karena pada dasarnya dia bekerja sendiri. Kalau kerja kantoran, waktu bete atau kinerja turun, rekan atau atasan bisa menggantikan kita (meski sambil mengomel-ngomel atau mengurangi jatah bonus kita). Kalau kerja sendiri, kalau kita nggak kerja, ya nggak ada hasilnya. Nggak bisa digantikan orang lain. Apalagi buat travel blogger yang mungkin jalannya sendirian. Nggak mudah menemukan dukungan saat kita sendiri sedang sedih atau susah. Jadi mengelola mental secara mandiri menjadi sangat penting.
Setelah berpikir-pikir, menurut saya, sejauh ini saya masih minim banget kemampuannya untuk menjadi seorang blogger full time. Apalagi travel blogger full time. Jauh banget. Harapannya sih, suatu saat bisa ke sana. Tapi sekarang, saya sudah cukup puas menjadi seorang blogger amatir. Kalau menurut pembaca, apa sih yang perlu dipersiapkan untuk menjadi travel blogger yang full time?

11 Komentar:

  1. Sama, Kak. Sekarang mah puas saja menjadi blogger amatir yang penting bisa berbagi cerita lewat blog ya, Kak hehehe. Menjadi travel blogger juga stressnya parah, Kak. Saya mengalaminya empat belas hari keliling Jawa Barat, dikejar deadline, metabolisme tubuh terobrak-abrik, berpacu dengan waktu, dan seterusnya :D hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, keseringan bepergian membuat gampang capek. Selain harus bermental baja, fisik juga harus oke.

      Hapus
  2. Yg nyari segmen pasar aka pembaca maunya gimsna ini yg rada susah kak,
    Klo blog jln2 aku suka sih trutama yg bejibun foto2nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, iya. Kalau banyak foto, lebih enak dilihat. Nah itu, saya masih harus banyak belajar memotret.

      Hapus
  3. Perlu modal nekat, modal duit, modal jam terbang nulis. Kayaknya itu 3 yg utama yang lain bisa nyusul

    BalasHapus
  4. belajar coding itu nggak terlalu urgent sih mbak. so far, saya pake template gratisan. cara masang semua toolsnya dikasih tutorial. dari situ aja ngertinya.

    tapi kalau disuruh build in dari awal. wooow, kutaksanggup. T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha... iya sih. Cuma saya masih harus belajar nih tentang pasang template yang lucu-lucu.

      Hapus
  5. Kalau menurut saya sih fisik yang utama mba, karena travel blogger kan tiap saat kemana mana tuh, klo fisik gak mumpuni gimana mau travel sampe ke pelosok negeri, trus juga koneksi, koneksi penting juga tuh biar kita dapat akses paling mudah untuk mencapai tempat tapi biaya ga keluar banyak :)

    BalasHapus
  6. persiapannya emang banyak ya kalo mau jadi full time blogger. ga ketinggalan juga kudu konsisten nulis terus dan semangat jangan kendor :)

    kalo full time blogger untuk traveling apalagi. harus punya banyak waktu buat keliling ke tempat2 wisata yg menarik. punya fisik yg sehat itu pasti. harus paham tempat yg mau dituju, jadi pas di sana tinggal eksporasi dan gali informasi lebih dalam lagi.

    BalasHapus