22 Desember 2018

Bulan Juli yang lalu, saya dan keluarga sengaja kumpul bareng di Yogyakarta dan menginap di rumah salah satu saudara. Bukan apa-apa, kebetulan ada beberapa saudara yang tinggal di sini. Untuk mengisi acara, kami memutuskan untuk sewa mobil dan mengunjungi beberapa tempat wisata yang cukup menarik di sekitaran Yogyakarta.
Candi Barong yang sunyi di dekat Yogyakarta.
Berhubung kami sekeluarga lebih suka wisata budaya dan alam dibandingkan dengan wisata kontemporer (maksudnya tempat selfie), jadi sudah pasti kami menyempatkan diri untuk mengunjungi candi-candi kecil yang ada di dekat Yogyakarta. Tentu saja tempat wisata yang sedang populer juga kami kunjungi.
Yak, biar tidak lama-lama di pengantar, langsung saja saya ceritakan mengenai perjalanan wisata sehari di sekitar Yogyakarta.
Saya dan adik saya tiba di Stasiun Yogyakarta sekitar jam 5 pagi. Berhubung anggota keluarga yang lain baru tiba di stasiun sekitar jam 7 pagi, jadi kami duduk-duduk dulu sambil nge-charge hape. Yang jelas sih, saya berusaha untuk tidak ketiduran. Takut lengah dan ada barang yang berpindah tangan. Setelah seluruh anggota rombongan dari luar kota Yogyakarta hadir, kami lalu pergi ke rumah seorang saudara yang akan kami inapi malam itu.
Makan pagi: Soto Ayam Pak Gareng
Tapi sebelumnya, kami makan pagi dulu di Soto Ayam Pak Gareng. Warung soto ini sudah ada sejak tahun 1993. Letaknya di utara Stasiun Yogyakarta, dekat banget dengan gerbang masuknya. Warung tenda yang cukup besar dan sangat ramai ini menjual soto ayam dan kudapan lain yang bisa dimakan dengan soto. Kudapan unik yang jarang saya temui di tempat lain adalah lenthok. Lenthok adalah sejenis perkedel yang terbuat dari singkong. Setelah kenyang, kami segera menuju ke rumah saudara kami itu.
Mari makan soto ayam! Yang seperti perkedel itu namanya lenthok.
Total rombongan yang jalan-jalan hari ini adalah 6 orang, tambah 1 sopir merangkap tour guide dadakan. Lumayanlah, pergi ramai-ramai, ada banyak yang diobrolkan. Sesuai kesepakatan di awal, kami menuju ke tempat wisata yang jalannya lebih susah, yaitu Candi Barong.
Obyek 1: Candi Barong
Candi lagi? Ya sudah lah ya. Kebetulan kami sekeluarga pecinta candi. Candi Barong adalah candi Hindu yang diperkirakan dibangun di abad IX atau abad X. Berdasarkan catatan Belanda di tahun 1915, nama candi ini adalah Candi Sari Sorogedug. Tapi karena ada hiasan Betara Kala yang mirip Barongan di candi ini, masyarakat sekitar lebih sering menyebutnya sebagai Candi Barong.
Candi ini cukup unik karena bentuknya lebih berupa panggung batu berundak yang luas dengan dua bangunan pemujaan kecil di atasnya. Kemungkinan tempat ini adalah tempat pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Kalau dibandingkan dengan candi-candi lain yang ada di sekitaran Yogyakarta, candi ini terasa kosong. Soalnya, bangunannya lebih mirip punden berundak rakasa. Unik. Tapi jalan-jalan di sini dijamin bikin kulit terbakar karena panas.
Waktu saya dan salah satu saudara sedang mengisi buku tamu, saya lihat pengunjung candi ini cukup sedikit. Mungkin karena candi ini hanya bangunan tunggal yang tempatnya cukup jauh dari mana-mana, jadi jarang ada turis yang datang. Kalaupun ada yang lewat, paling juga rombongan tur yang hendak lanjut menuju ke Candi Ijo.
Obyek 2: Situs Dawangsari
Di dekat Candi Barong, terdapat reruntuhan yang sedang dalam proses rekonstruksi, yang disebut dengan Situs Dawangsari. Situs ini berupa stupa besar dengan corak Budha. Areanya kecil sih, itupun sepertinya masih masuk dalam areal halaman orang.
Sayang sekali situs ini sedang dihentikan proyeknya.
Waktu kami sedang melihat-lihat reruntuhan, ada seorang tukang kebun yang sedang memotongi rumput di kawasan tersebut. Dia lalu bercerita bahwa proses rekonstruksi bangunan di situs ini sedang terhenti karena sumber dayanya sedang dialihkan ke pembangunan candi lain yang ada di dekat situ. Dia juga menjelaskan bahwa untuk melakukan rekonstruksi, perlu ada yang memeriksa setiap batuan, lalu dilakukan uji coba penyusunan batu beberapa kali, baru kemudian batu-batu itu disusun ulang di tempatnya. Saat ini, proses rekonstruksi yang dilakukan baru di uji coba penyusunan batu. Cukup rumit juga ya.
Oh ya, situs yang letaknya tinggal selemparan batu dari Candi Barong ini, bisa dikatakan sangat jarang dikunjungi. Satu keluarga yang sama-sama berkunjung ke Candi Barong saja lewat area situs ini hanya karena mobil mereka parkir di dekat situ. Mungkin karena hanya reruntuhan dan tidak ada penjelasan yang bisa digali lebih lanjut, jadi kurang menarik untuk orang banyak.
Obyek 3: Candi Sojiwan
Dari Situs Dawangsari, kami sebenarnya hendak melanjutkan perjalanan ke kompleks Candi Ijo. Tapi di tengah perjalanan, waktu menuruni bukit (karena ambil jalan yang agak memutar), kami melihat bangunan candi yang nampak cantik di kejauhan. Kami pun meminta Pak Sopir untuk berbelok menuju ke bangunan itu. Ternyata itu adalah Candi Sojiwan. Berbeda dari situs lain yang kami kunjungi, Candi Sojiwan terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Jadi kami melipir dulu ke provinsi tetangga.
Candi Sojiwan adalah candi dengan corak Budha. Candi ini sebenarnya merupakan monumen yang dibangun oleh seorang raja dari Kerajaan Mataram Kuno untuk neneknya. Dibangun di sekitar abad VIII hingga abad X. Uniknya candi ini adalah, relief-relief yang ada di kaki candi menggambarkan fabel yang menjelaskan ajaran moral agama Budha. (Mungkin bunda Nenek ini senang bercerita, ya?) Contoh kisah yang digambarkan di sini adalah kisah buaya yang ditipu kera dan pejabat yang menguji kesetiaan sahabatnya.
Candi Sojiwan di Klaten, yang dekat sekali dengan Prambanan.
Nah, waktu kami berkunjung kemari, pengunjungnya banyak banget. Ada rombongan ibu-ibu yang rame banget foto-foto di situ. Walaupun berisik dan bikin susah cari spot foto, banyaknya pengunjung membuat saya senang, karena obyek wisata candi juga bisa menarik banyak wisatawan.
Obyek 4: Candi Ijo
Nah, kembali ke D.I. Yogyakarta. Tiba di Candi Ijo. Candi ini dibangun di lereng bukit yang disebut oleh masyarakat setempat sebagai Gunung Ijo. Candi Ijo cukup populer di kalangan turis nasional karena letaknya berdekatan dengan Tebing Breksi yang sempat dikunjungi mantan presiden Amerika, Barack Obama. Selain itu, Candi Ijo sendiri juga merupakan tempat melihat sunset yang cukup populer. Posisinya yang cukup tinggi memungkinkan pengunjung untuk melihat pemandangan lembah di sekitar kota Yogyakarta.
Area bangunan utama yang di tingkat paling tinggi adalah area yang paling banyak dikunjungi. Selain pengunjung bisa melihat pemandangan lembah, mereka juga bisa mengagumi ukiran-ukiran di candi. Di dalam salah satu candi, ada sisa relief yang mengambarkan penari yang membawa bokor. Mungkin maksudnya penari dari kahyangan, ya.
Nah, di bagian bawah juga ada beberapa bangunan lagi. Kalau dilihat-lihat, sepertinya bangunan yang dibawah sampai sekarang masih dipakai untuk tempat meditasi atau berdoa. Oh ya, kalau ada yang datang dan mau memperhatikan tanah di dekat bangunan yang di bawah, akan kelihatan bahwa bukit ini sebenarnya adalah satu bongkah batu karang raksasa. Kalau tidak ada candi di atasnya, mungkin nasibnya mungkin akan sama seperti Tebing Breksi.
Pemandangan dari Candi Ijo.

(Bersambung.)

12 Komentar:

  1. Noted mba... kebetulan bukan depan mau ke yk nih

    BalasHapus
  2. kok bersambung? Objek candi ijo kirain warnanya hijau he he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ea... candi berwarna hijau berarti lumutan dong.

      Hapus
  3. Semoga tempat tempat wisata sejarah kayak candi-candi begini nggak dikasih tempat spot-spot kontemporer (tempat selfie) ya, Mbak.
    Sayang banget, banyak tempat wisata di Jogja lebih mementingkan spot selfie daripada edukasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget, tuh. Selfie dengan latar belakang alam juga bagus, kok. Nggak usah pakai pajangan yang nggak nyambung.

      Hapus
  4. Belum pernah datang ke candi2 ini selain candi borobudur dan candi prambanan yg terkenal itu, lokasinya jauh ya dari 2 candi ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Relatif dekat dengan Prambanan, Mbak. Masih sekitaran Jogja. Kalau Borobudur memang letaknya kan jauh, sudah di wilayah Magelang.

      Hapus
  5. Lah aku taunya kalo ke Jogja, melipir ke Borobudur, prambanan mendut. Udeh itu doang :D Gak asik yah, sempit banget pengetahuanku. Di Jogja aku juga punya langganan soto enak mbak. Namanya Soto Pak Marto di Jl. Letjen S.Parman No.44, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55142

    Tempatnya sederhana tapi ueeeenak mbak. Dia kayaknya jual soto aja dah.. 🙄Apa ada menu lain yah, aku lupa. Kalo ke situ aku pesennya soto sih :D hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dekat daerah beteng? Saya belum pernah ke sana. Jual otak goreng, gak? Saya lebih sering ke Soto Pak Soleh Al Barokah. Otak goreng dan paru gorengnya enak.

      Hapus
  6. Jam maksi lihat foto soto...duh!
    Aku belum pernah ke Candi Barong, Situs Dawangsari dan Candi Ijo Mbak..
    Kalau candi selalu masuk tujuan kami, karena suami dan aku pengin ngenalin anak-anak budaya leluhurnya.
    Nanti kalau ke Jogja lagi musti mampir nih..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jogja ada banyak banget candi, Mbak. Bisa butuh seminggu kalau mau mengunjungi semuanya.

      Hapus